Chapter 18 Wonderlight

402 45 9
                                    

Malam dimana semua orang tertidur pulas. 

Manik obsidian itu tetap terbuka, merasa tidak terbiasa dengan dirinya yang tidur di tempat lain. Meski dia tau ini memang kamarnya, namun suasana yang terasa sungguh berbeda. Dia masih kebingungan dengan semua ini.

Mengetahui kalau dia seorang idol terkenal bersama kakaknya, apalagi dia ternyata sudah lulus SMA. Senang memang, bahkan dia sudah menjadi terkenal. Rasanya aneh melihat dirinya berdiri diatas stage, bernyanyi dan menari.

Meski yang dia rasakan saat ini adalah bangga karena Mitsuki juga menjadi idol yang terkenal apalagi sebagai MC favorit. Kilasan DVD seputar Mitsuki yang tengah membawakan acara dia putar, seolah menganalisa apa yang harus ia lakukan agar kakaknya makin terkenal.

Namun bertumpuk DVD IDOLiSH7 belum dia lihat karena rasa tidak kenal juga.... takut, entah kenapa. Meski cover itu menunjukkan mereka bertujuh tertawa bersama. Namun bagi Iori yang saat ini tak merasakan apapun dan menganggap mereka sebagai orang asing.

Ada juga yang membuat dia kecewa. Unit grup yang beranggotakan 2-3 member. Dia bertanya-tanya kenapa dia tidak dipasangkan dengan kakaknya? Dan malah bersama orang asing? 

Cover album Iori dan Riku yang mengenakan kostum merah biru tengah menaiki sepeda dan duduk di rumput berdua. Sungguh asing, apalagi melihat drama yang dia mainkan dengan center merah itu.

Setidaknya itu yang dikatakan Mitsuki, dirinya memiliki suatu kedekatan dengan center yang bernama Nanase Riku ini. Tapi dia mempercayainya, karena Nii-san adalah orang yang paling dia percayai dan paling ingin dia ikuti.

Dia tak ada kedekatan dengan Nanase Riku saat ini, masih menganggap dirinya dan mereka semua orang asing yang ternyata teman dekat sekaligus grup member. Tapi melihat bukti di TV dan sosial media membuatnya percaya kalau ini semua nyata.

Tapi masih tidak terima kenapa tidak dipasangkan dengan Mitsuki, pernah dia memprotes. Tapi apa daya seluruh member kecuali Riku, melotot tajam kearahnya. Seakan Iori telah membuat dosa besar. Untung saja Riku tengah tertidur.

Sebegitunya kah? 

Jadi kita ini sebuah grup? 

Apa kalian benar-benar idol jika bersikap begitu? 

Yang penting Nii-san bisa sukses, jangan pedulikan aku... 

Apa aku berhenti saja dari idol?

Aku malah menjadi hambata-

*PLAK

Itu pertamakalinya Iori menerima tamparan dari Mitsuki. Bahkan dia sendiri terkejut bukan main, melihat ekspresi Mitsuki yang marah dan berair mata. Seakan ia memang telah berdosa besar.

"Jangan berani-berani mengucapkan itu...." lirihnya, bahkan Yamato saja harus menahan Mitsuki supaya dia memukul Iori. Tidak ada yang membelanya, dia kira tidak adil.

"...aku bukan Iori yang kalian kenal lagi..." ucapnnya melihat kesamping, "Memang diriku yang 'itu' seorang idol, namun aku yang sekarang sama sekali tidak mengenal kalian... selain Nii-san..." belanya, tapi mengapa terasa sakit.

Apalagi Riku terbangun karena mendengar tamparan Mitsuki. Dia hanya menunduk, lalu diantas Sogo kekamar untuk beristirahat.

Dia benar-benar merasa bersalah. Seolah memang yang dia katakan sungguh menyakitkan. Jadi dia diam dan menunduk menyesal, lalu meminta maaf.

Nagi membongkar semua koleksi DVD yang bukan Kokona. Yang berisikan semua kenangan dan pertunjukkan mereka pada Iori. 

Dia tersenyum lembut sembari berkata, "Itu terserah padamu mau melihat atau tidak... tapi tolong jangan pernah menganggap kami sebagai orang asing, nanti orang yang paling berharga bagimu akan terluka...." ada nada sendu didalamnya, sekaligus penasaran siapa yang berharga untuknya selain Nii-san.

A Certain Future with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang