Chapter 15 Even the Reflection on Your Eyes is Different...

428 52 11
                                    

Beberapa bulan sebelum BoW dimulai...

Dimana dua pasang laki-laki dan perempuan itu tengah berbincang ditengah cafe. 

"Manajer, sudah memesan? Sepertinya aku akan memesan Omurice juga jus apel!" seru surai merah memanggil pelayan.

Gadis bersurai pirang pucat juga ikut memesan, "A-ah, aku juga sama..."

Pelayan menunduk segera membawakan pesanan. 

"Pertamakali aku ke restoran tertutup! Manager tumben mengajakku keluar?" tanya Riku dengan senyum riangnya, "Seneng deh rasanya!"

Entah kenapa Tsumugi menjadi lebih santai setelah melihat senyuman Riku. 

Tapi memang tidak biasa. Biasanya Tsumugi akan menolak ajakan kemanapun karena dia seorang manager idol. 

Apalagi setelah-- uhuk! menolak tukang soba-- uhuk! dua kali dalam lima menit.

Bisa dibilang taboo karena memang akan mengganggu reputasi dan mengundang skandal. Makannya idol tidak bisa sembarang mengundang siapapun itu.

Namun kali ini lain ceritanya, karena Tsumugi yang mengajak mau tak mau Riku ikut sekadar karena dia memang managernya dan memang ada hal yang ingin dibicarakan.

Syukurlah dia menemukan tempat reservasi yang cukup privasi dimana dalam keadaan sepi layaknya restoran berkelas.

"Meski yah... tempatnya sedikit gelap..." Riku menjadi canggung.

Tsumugi meminta maaf, "Sumimasen! Aku memikirkan tempat untuk bisa berduaan dengan Riku-san--"

"Eh?!" Riku terkejut wajahnya memerah.

"Ah!!! Maksudku, untuk berbicara pribadi!" Tsumugi menjadi kelabakan, mukanya memerah "Karena dorm dan rumahku tidak boleh, aku mereservasi restoran!!"

"O-oh!!" Riku juga malu sendiri karena malu sedikit salah paham dan sedikit ada kekecewaan.

Keheningan menjadi begitu canggung, hingga Riku memutuskan untuk menaikkan tensi, "A-ah, makannya belum datang ya!"

"Iya! A-aku penasaran bagaimana!!" Tsumugi ikut membalas.

Dan hening lagi.

Untung saja sang pelayan membawakan pesanan mereka. Dua omurice dan dua jus apel. Namun karena ini restoran fancy, jadi sedikit lebih mewah kelihatannya.

Mereka melihat dalam kagum. Sampai mengambil gambar makannya. Tak lupa terbawa suasana dan saling berpotret satu sama lain.

Semoga saja mereka tidak menguploadnya ke medsos.

Yah dengan semua keenakan dan suasana foto itu, dengan cepat berubah menjadi serius. Disaat Tsumugi mengangkat ponselnya pada Riku.

"xxx hari lagi... tolong katakan padaku Riku-san, apa ini memang kebenarannya?" ekspresinya mejadi serius, terlihat menyeramkan namun ada juga sedikit sendu.

Riku tersenyum lembut, matanya sedikit menyipit dan memberikan anggukan sebagai jawaban.

Itu membuat Tsumugi menjadi lebih sendu. Mati-matian menahan air matanya. 

Oh, itu membuat Riku malah ikut sakit. Dia disini membuat perempuan menangis, Riku tidak tau harus bagaimana. 

Tanpa basa-basi dia langsung memeluk Tsumugi dengan erat memberi kenyamanan. 

"Gomen ne Manager... bukannya aku memaksakan diriku, itu hanya... memang batasanku..."

Satu kalimat itu membuat Tsumugi lebih terisak. Riku benar-benar tidak tau apa yang harus dia lakukan kali ini. 

A Certain Future with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang