Sejak kapan, aku merasa ini semua akan berakhir?
Lampu yang begitu terang, satu stage yang sangat luas, suara musik berputar, lalu sorak-sorak penonton yang heboh.
Tak ada yang abadi, aku tau hal itu. Tapi setidaknya, apa yang kuinginkan sudah terpenuhi. Itu kan intinya?
Jadi mengapa, aku masih berdiri disini menyanyikan lagu baru?
Mengapa aku masih tersenyum membalas mereka?
Mengapa aku masih menikmati sorak-sorak dari mereka?
Jika semuanya akan berakhir, haruskan kuhentikan mimpiku?
Aku sudah terlalu jauh, bintang itu sudah kugapai. Aku mendapatkan posisi bintang permanen itu. Lalu selanjutnya apa?
Meraih ke tempat lebih tinggi?
Setiap hari selalu kupikirkan. Semenjak memenangkan kategori top idol, rasanya bagai impian kenyataan.
Tentu lautan pekerjaan menghantam diriku dengan dahsyatnya. Namun kupenuhi permintaan mereka karena itu pekerjaanku. Aku masih merasa dalam kahyangan setiap ada orang-orang yang mengenaliku, atau yang tiba-tiba berteriak penuh antusias hanya dengan kedatanganku.
Untung saja Takamasa dan Haruki dengan sigap dapat membantuku mengatasi semuanya. Sungguh mereka adalah teman berhargaku, yang selalu mendukung sejak awal aku debut.
Baiklah, tidak masalah.
Aku akan memberikan apa yang mereka inginkan. Aku akan bermandikan cahaya demi memberi pertunjukkan yang sempurna.
Meski suatu saat suara itu akan melahapku secara total, tidak masalah. Aku memiliki teman-teman yang mendukung, aku juga memiliki fans yang setia.
Yah mungkin sebagian dari mereka terlalu gila untuk menjadi fansku, ada yang sampai datang keagensi hanya untuk menemuiku. Aku jadi ingat saat-saat dikejar oleh fans itu saat tengah berjalan santai.
Mengingatkanku pada seorang anak kecil berambut oranye yang memberiku biskuit saat aku bersembunyi dari para fansku.
Aku penasaran, apa kabar anak itu sekarang?
Dengan mengangkat harga diriku tinggi-tinggi, sekali lagi aku maju menaiki stage memimpin pertunjukkan dengan sempurna. Karena ku tau teman-temanku ada bersamaku.
Setidaknya rasa ragu dan gugup masih ada. Ah, sorak-sorakan ini sepertinya terlalu ganas, apa aku minta bantuan saja pada Takamasa dan Haruki?
Lalu ku berbalik kebelakang, ternyata...
Tidak ada siapa-siapa disana
Disamping, didepan, dibelakang, tak ada siapa-siapa yang menemaniku di stage. Benar aku memiliki produser dan pembuat musik.
Tapi tetap, aku sendirian di panggung. Aku menatap para fansku yang mulai terlihat berbeda. Hingga aku merasa takut pada mereka, takut pada diriku sendiri yang mulai berubah.
Meski dengan ucapan Takamasa yang berkata aku bisa segalanya, dan ucapan Haruki yang berkata aku bisa mengatasinya, ternyata aku tidak sanggup.
Tidak ada yang menemaniku diatas sana...
Tidak ada yang dapat mendukungku dikala suara itu membengkak...
TIdak ada yang melindungiku kala aku melakukan kesalahan...
Aku sendirian...
Suara kaca pecah terdengar yang merupakan batasan ku.
Diriku yang pandai dalam bersembunyi lalu merengek pada Haruki untuk membuatkan sebuah lagu. Bahkan pemusik itu sendiri begitu heran mengapa aku sangatlah bersikukuh untuk menuliskan lirik dan meminta.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Certain Future with You
FanfictionSequel dari Idolish7 =MONSTER= "Meski dunia memusuhi, masih ada orang-orang yang akan membantumu..." "Meski kau kehilangan segalanya, itu takkan menjadi kemalangan..." "Semuanya akan baik-baik saja, karena dunia dipenuhi dengan harapan..." -Sakura H...