Sesuatu yang nggak mungkin

666 68 1
                                    


_______//~☆~\\_______


"Saya menyukai Raina om... saya jatuh cinta"

Dan pada detik saat setelah Mahesa mengatakan itu...

BUGHH!

Ragandra meninjunya hingga Mahesa tak bisa menopang pukulan itu

"Ayah!!" Raina berteriak pada sang ayah dia terkejut ayahnya memberikan pukulan pada Mahesa secara tiba tiba terlepas entah apa yang mereka bicarakan. Raina hendak mendekat namun Rachel lagi lagi menahan nya

"Lepasin gue Rachel!" Raina menghentak nya. Dan baru kali ini gadis itu memberontak seperti ini

BUGGH!

Ragandra memukulnya sekali lagi. Mahesa hanya pasrah toh dia mengakui jika dia pantas mendapatkan ini. Mahesa bangkit kembali dan seketika itu kerah baju nya di cekram kuat oleh ayah sembilan putri itu

"Berani kamu hah?!!! Bajingan!!! Berani kamu mengatakan itu? Kamu bukan hanya mau mengambil putri saya dari keluarga nya! Kamu lancang mau mengambil dia dari tuhan nya?!! BRENGSEK!" Ragandra hendak kembali memukul Mahesa namun kepalanya tertahan

"Ayah!!! Stop!" Raina menahan lengan Ayahnya

Namun Ragandra tetap memberi pukulan pada Mahesa tepat di depan sang putri

BUGGHH!!

"AYAH RAIN BILANG STOP!!"

Mereka semua tertegun saat Raina berani membentak ayah nya bahkan saat Ravindra di pukuli malam itu pun sekelas Janedetta yang level pemarah tidak berani mengusik ayahnya jika sedang mode seperti ini

"Kamu bentak ayah?... demi pemuda ini? Rain?..."

"Ayah punya masalah apa sih? Kenapa harus pake kekerasan?! Apa bunda suka sama sifat ayah yang gini?! Rain paham ayah bersikap protektif tapi nggak dengan menyakiti orang lain!!"

"Ayah cuma ngasih dia pelajaran. Gak pantes dia mencintai kamu. Kalian berbeda..."

Rain menatap Mahesa. Sirat pemuda itu menatap dengan penuh penyesalan

"Maaf... Rain... tapi om, saya juga sadar diri, kita itu nggak akan mungkin" Mahesa menatap Rain dengan senyuman tipis yang lebih ke arah getir

"Itu kenapa... saya memutuskan untuk pergi. Karena, mungkin benar... saya disini ibarat bom waktu buat Raina..."

Mahesa menatap Rain dengan senyum dan mata yang berkaca kaca menggenangkan air kesedihan "Rain, aku cuma mau pamit sama kamu... makasih... makasih udah singgah di hidup aku meski sesaat. Setelah ini aku berharap kamu jangan pernah inget inget aku lagi, lupain pertemanan kita ya? Lupain pertemuan kita..." Mahesa berhasil meloloskan air matanya begitu juga Raina yang turut terbawa suasana

"Hilangkan aku dari semua ingatan kamu. Kamu boleh membenci aku. Bahkan mungkin itu harus... aku gak ada maksud buat apa apalagi untuk datang kesini hanya ingin mengucapkan selamat tinggal, untuk mengurangi segala rasa bersalah... terimakasih untuk segalanya..." Mahesa masih mengembangkan senyumnya meski air mata tak bisa berbohong

"Makasih om atas waktu nya maaf jika saya menganggu waktu kalian..." Mahesa berbalik hendak menuju motornya namun tangan nya di genggam membuat dia berhenti

nine girls: RAGANANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang