Lamaran

757 80 5
                                    


______//~☆~\\______


Sore itu di kediaman Raganandra. Antariksa dengan didampingi dua orang walinya menyampaikan maksud keseriusan nya pada Ragandra

Bukan Wira dan istrinya yang datang melainkan Mama nya dan kakak nya. Antariksa benci sekali pada papahnya yang lebih memilih pergi ke bali ketimbang menjadi Wali yang menemani Aksa hari ini hingga dia langsung menghubungi Mama nya yang berada di London, beruntung wanita itu selalu pengertian jika Aksa membutuhkan sesuatu, untuk kali ini saja Aksa meminta di repotkan.

Tifanca yang mendengar sang putra ingin melamar seorang gadis begitu antusias dia langsung mau untuk pulang ke tanah air demi menemani putra kesayangan nya itu

Selain Mama nya, Aksa meminta pada Leon, kakak tirinya yang tinggal di Semarang yang beberapa hari lalu ia mintai pendapat tentang maksudnya yang telah mempunyai keberanian mengambil langsung keputusan untuk menikah

Tifanca tersenyum sembari mengusap lengan sang putra yang begitu ketara gugup nya

"Maaf, kedatangan kami kemari tidak disertai dengan kehadiran papahnya Antariksa, beliau sedang ada urusan di luar kota..." Ujar Tifanca dengan senyuman

Ragandra tersenyum tipis "Tidak apa apa kami juga hanya seadanya"

"Sebelumnya Tuan Ragan, putra saya ini sangat mencintai putri anda dengan tulus, meski saya tidak ada disisinya secara langsung dia kerap bercerita bagaimana mengenai perasaan nya, saya senang sekali akhirnya dia berhasil menemukan seorang wanita yang sangat dicintainya, sangat ingin ia jadikan rumah nya. Anda tidak perlu terlalu khawatir mengenai putri anda, keluarga kami akan sangat menerima kehadiran putri anda dengan baik"

Antariksa menghela nafas "Om, saya jelaskan tentang keadaan keluarga saya, mama saya dan papa saya memang sudah berpisah dan menjalani hidup mereka masing masing, tapi bisa saya pastikan jika nanti Ghea akan baik baik saja bersama saya, bisa saya pastikan Ghea dapat diterima dengan baik di kedua keluarga kami"

Ragandra mengangguk "Ya, saya sudah tau cerita itu dari Gheanda sendiri. Tidak masalah... yang terpenting kamu dapat amanah dengan menjalankan ketentuan seorang suami yang baik bagi putri saya, yang terpenting jangan sampai putri saya terluka barang sedikit pun, itu pesan saya"

"Pasti, saya sangat menyayangi Ghea lebih dari diri saya sendiri"

Ragandra menghela nafas ia tatap mata Antariksa dalam ia yakinkan hatinya mulai saat ini untuk mempercayai pemuda itu

"Kalau begitu, utarakan niatmu pada Gheanda, saya serahkan jawaban pada dirinya sendiri. Sebentar saya panggil dia dulu" Ragandra beranjak

Antariksa menghela nafas ia sangat gugup. Tifanca mengusap bahu putra nya "Sssttt... tenang sayang, rileks aja kamu udah dapet restu"

"Kalo, tiba tiba Ghea berubah pikiran gimana Mah?"

"Positif thinking aja..." Ucap Leon menepuk pelan bahu adiknya

Ragandra berjalan menuju tangga dia terkejut mendapati beberapa putrinya yang sedang berdiri di tangga

"Hey kalian ngapain?"

"Hehe kita kepo yah" Ucap Joanna

"Hidangan udah siap semua?"

"Beres Jendral, sudah tersusun rapi" Ujar Jihana sembari hormat

"Kakak mu mana?"

"Ka Ghea dikamar yah, ada Ka Rachel, Ka Rain sama Jane"Ucap Joanna

"Panggil Ghea suruh turun"

nine girls: RAGANANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang