11. Shot

234 43 5
                                    




WARNING⚠️
Sebelum membaca diharapkan untuk vote terlebih dahulu ingat! saya tidak menerima SIDER disini.





(⁠・⁠∀⁠・⁠)


"Maksud papa?" tanya Haruto masih tidak mengerti.

"Pokoknya kamu harus mantau Wonyoung terus nak, orang yang pernah nyulik kamu sekarang mengintai Wonyoung. Dengan kata lain nyawa Wonyoung dalam bahaya" jelas Hanbin.

"Kok bisa Pa? Mereka tau Wonyoung dari mana?" tanya Haruto lagi.

Hanbin menatap Haruto, "Gelang yang papa kasih ke kamu dan yang di pake Wonyoung. Mereka tau itu karena melihat gelang Wonyoung, kamu jangan lupa Ruto Ayahnya Wonyoung pengusaha perhiasan terkenal"

"ini bukan akal akalan papa kan? Biar Ruto deketin Wonyoung mulu?" tanya Haruto curiga.

Hanbin menatap jengah Haruto yang masih berdiri di depannya. la mendesah pasrah.

"Haruto papa mau jujur ke kamu"

"Apa pa?"

"Kematian Yuna ada hubungannya dengan penculikan kamu" jawab Hanbin.

Seperti terkena petir di siang bolong. Haruto langsung terduduk di sofa belakangnya, rasanya Haruto ingin tuli saat mendengar jawaban Hanbin yang tidak pernah ia duga sama sekali.

Selama ini ia hanya tau Yuna di culik dan di perkosa lalu di bunuh. Tapi ia belum tau sama sekali siapa yang melakukan itu padanya, penculik Yuna tidak mau mengakui siapa yang menyuruhnya.

"Kamu gak mau kan, kejadian itu terulang lagi?" Haruto mengangguk dengan mata memerah.

"Jaga Wonyoung"

"Iya pa" pasrah Haruto.

Haruto naik ke lantai atas lalu menaruh tasnya asal dan kembali turun. Perasaannya menjadi gelisah saat berbicara dengan ayahnya tadi, di tambah lagi Wonyoung tidak ingin bertemu dengannya.

Tiba-tiba saja ponselnya berdering, dengan segera ia mengambil ponselnya dan melihat siapa yang meneleponnya.

Wony Beban! Incoming call....

Dengan cepat Haruto menggeser tombol di layar ponselnya lalu menaruh ponselnya di telinga.

"Haruto tolongin guee!" teriak Wonyoung di seberang sana.

"Lo di mana Wony? Lo kenapa?" Tanya Haruto panik.

"Gue gak tau gue di mana, hikss... Di sini gelap, gue takut gelap To" isak Wonyoung

"Okay, jangan biarin GPS lo mati gue lacak lewat GPS aja... Tunggu gue di sana"

"Gue takut, nanti ada hantu di sini juga dingin" lirih Wonyoung.

"Gak ada hantu. Kalau hantunya gangguin lo gue gigit hantunya, jangan takut yah" Ucap Haruto.

Tanpa memutuskan sambungan teleponnya. Haruto melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata, sesekali ia memperhatikan ponselnya yang sedang melacak keberadaan Wonyoung.

'Gedung tua pinggir kota?' Batin Haruto

Sementara itu, Wonyoung menatap takut di sekelilingnya. la tak bisa melihat apapun di ruangan ini. Tiba-tiba saja lampu di ruangan itu menyala memperlihatkan 2 lelaki berbadan kekar juga seorang gadis yang seusianya.

"Hai, Wonyoung" sapanya.

"L-Liz?" Wonyoung terkejut saat melihat siapa yang menculiknya.

Liz tertawa remeh lalu menghampiri Wonyoung yang duduk dengan tangan terikat. Dengan segera Wonyoung menginjak ponselnya lalu menariknya ke bawa kursi yang ia duduki. Ya! Wonyoung menelepon Haruto menggunakan kakinya.

IN BETWEEN [04L]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang