Hari ini tepat di mana hari berakhirnya Perang Dunia Shinobi Keempat. Tujuh tahun sudah berlalu dan keadaan 5 negara besar sudah lebih baik dari sedia kala. Perekonomian berkembang pesat, begitu juga dengan teknologi dan ilmu pengetahuan. Semua aktivitas manusia menjadi lebih mudah dan seolah tak ada batasan lagi untuk menyentuh dunia luar. Semua itu tak lepas dari usaha warga yang bahu-membahu membangun tanah airnya menjadi lebih baik.
Kedamaian dan keamanan itu juga menjadi tanggung jawab pemimpin mereka. Para kage dari 5 desa besar memiliki beban yang tak kalah besar pula untuk mereka topang di kedua bahu mereka. Hatake Kakashi, Sang Hokage Keenam, menjadikan Konohagakure no Sato sebagai tuan rumah dalam rangka Pertemuan Gokage terakhir di tahun ini. Rapat berlangsung sekitar satu minggu dan di hari terakhir termasuk hari mengenangnya kemenangan dunia shinobi.
Setiap tahun selalu diadakan upacara peringatan di Pemakaman Konoha. Yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya ialah, Gokage hadir di tengah-tengah mereka karena peringatannya berbenturan dengan hari dilaksanakannya pertemuan. Upacara berlangsung dengan khidmat. Sebagian besar warga meletakkan bunga yang indah di batu nisan orang-orang terkasih, sebagiannya lagi cukup melepas rindu dengan bercerita panjang lebar dengan seonggok batu-seperti yang biasa dilakukan hokage mereka.
Selepas upacara peringatan, Gokage melanjutkan perbincangan mereka yang tengah membahas kelangsungan kerja sama di berbagai sektor kehidupan. Mungkin juga membahas pelaksanaan Ujian Chuunin gabungan untuk dilaksanakan tahun depan.
"Baik, kita sudahi rapat untuk hari ini." Hatake Kakashi menutup perbincangan sekitar pukul 4 sore. Dia lebih dahulu berdiri, kemudiam diikuti para kage. Kelimanya saling berjabat tangan dan mulai membicarakan hal-hal lain selain pekerjaan.
Rokudaime Hokage membimbing para kage keluar dari ruang rapat. Mereka diarahkan menuju penginapan oleh para jounin Konoha yang bertugas sebagai pengawal. Seharusnya para kage secara serentak bisa meninggalkan Konoha esok pagi, tetapi Mizukage dan Tsuchikage-setelah beristirahat sebentar-berpamitan lebih awal karena ada sesuatu yang mendesak di Kirigakure dan Iwagakure.
Kakashi dan asistennya, Shizune, mengantar Mizukage, Tsuchikage, dan rombongan mereka hingga A-Un Gate. Tentu didampingi oleh jounin pengawal yaitu Kiba dan Tenten.
"Semoga Anda sekalian selamat sampai tujuan." Rokudaime tersenyum. Tangannya terangkat ke atas sebagai salam perpisahan.
"Sampai jumpa, Rokudaime."
Itu hanyalah salam perpisahan singkat. Tak ada yang spesial dengan semua itu. Para shinobi Konoha kembali memasuki daerah dalam desa mereka. Kakashi harus segera ke restoran tempatnya akan makan malam bersama kage yang lain, sementara Kiba dan Tenten berpamitan.
"Anda tidak pulang dulu?" Tanya Shizune di tengah perjalanan mereka menuju restoran.
"Ini hampir pukul 6, makan malam diadakan pukul setengah tujuh. Aku pikir tidak akan sempat." Balas Kakashi. Wanita di sisinya terkekeh, lalu menutup mulutnya. Ia meledek Kakashi, "Seperti Anda tidak pernah terlambat saja."
"Ah, ya.. sebaiknya aku perbaiki kebiasaanku yang itu." Shizune terkekeh lagi. Dia tahu itu hanya omong kosong.
Tak sampai 15 menit, mereka tiba di restoran terakhir untuk dikunjungi bersama para kage di tahun ini. Tanpa diduga, sudah ada Kazekage di sana bersama Kankuro, dan.. seorang tamu tak diundang: Uzumaki Naruto. Kakashi memicingkan mata mendapati wajah muridnya dengan tanpa rasa bersalah duduk di sana.
"Hokage-sama." Sapa Gaara, Godaime Kazekage. Kakashi menundukkan kepalanya. Dia duduk di hadapan Gaara, tetapi sorot matanya tak lepas dari Naruto yang berada di sisi kirinya.
"Kenapa melihatku terus, Sensei?" Tanya Naruto yang menyadari dirinya terus ditatap Kakashi sejak tadi.
"Bukankah aku sudah memberimu ucapan selamat ulang tahun dan hadiahnya?" Kakashi balik bertanya dengan topik yang berbeda.
Oh, iya! Hari ini juga bertepatan dengan ulang tahun Naruto ke-24.
"Sudah, setelah kita upacara tadi pagi. Memangnya kenapa?"
Pria bersurai perak itu menghela napas, "huft, ku kira aku lupa. Omong-omong, kenapa kau di sini? Tidak makan malam dengan keluargamu?" Naruto menggeleng. Sumpitnya menjepit sepotong tempura. "Bukan begitu. Kami makan malam pukul 7, jadi aku sempatkan ke sini lebih dulu."
Kankuro, kakak dari Gaara yang duduk di samping adiknya, menatap sensi ke arah Naruto yang berada di hadapannya. "Hih, kau ini ternyata hanya ingin makan gratis." Ucap Kankuro dengan dengki. Naruto terkekeh, seolah tak bersalah. Tak ada mempermasalahkan itu, sih. Anggaran Konoha lebih dari cukup untuk membiayai porsi camilan calon Nanadaime Hokage.
"Lalu di mana Shizune-neechan, Kakashi-sensei? Bukankah kalian 24 jam bersama?" Nadanya ditinggikan di kalimat terakhir hingga orang-orang menoleh ke meja mereka. Dasar! Dia itu sengaja!
Gaara dan Kankuro menatap curiga ke arah Kakashi. Kankuro pikir ini bisa menjadi berita yang panas apabila dia juga menceritakannya pada Killer B. Naruto yang salah karena terlalu melebih-lebihkan. Bermodal wajah lempeng, Kakashi menjawab tanpa ekspresi apapun agar pertanyaan Naruto dengan suara yang menggelegar tadi tak disalahpahami oleh dua shinobi Sunagakure dan beberapa pengunjung restoran.
"Dia ada jadwal operasi di rumah sakit."
"Oh~ apa setelah makan malam, kau akan menjemputnya di rumah sakit, ne, Sensei~?" Entahlah. Padahal usianya sudah hampir seperempat abad, tetapi Naruto masih saja kekanakan.
"Wah! Rokudaime akan menikah?!" Kemudian muncullah Killer B yang tak kalah kompor dari Naruto. Raikage langsung memukul kepala B hingga pria itu meringis kesakitan.
Akibat pertanyaan Killer B barusan, restoran yang berisi lumayan banyak orang menjadi agak riuh, terutama dari arah sekumpulan gadis muda yang berada di pojok restoran. Astaga, sepertinya di kesempatan berikutnya, jika ada pertemuan seperti ini, Kakashi perlu membooking seluruh tempat.
"Maaf karena membuat kegaduhan, Rokudaime." Ucap Raikage. Dia malu atas tingkah B yang blak-blak-an. Kakashi merasa sungkan, dia mengatakan kalau dia baik-baik saja sehingga tak perlu dipikirkan.
Tidak menunggu lama, ketiga kage bersama pengawalnya makan malam bersama di sana. Menunya ialah makanan khas timur dan beberapa kudapan. Ada tempura, sushi, sashimi, dan masih banyak lainnya. Naruto hanya makan kudapan-kudapan, karena selamjutnya dia harus pulang untuk membantu Hinata menghidangkan makanan di rumah.
"Ikannya segar sekali." Komentar A sembari mengunyah daging sashimi yang terlihat menggiurkan.
"Aku rasa aku bisa tidur nyenyak malam ini." Sambung Kankuro. Dia sangat menikmati makan malamnya sampai-sampai bertekad untuk membuncitkan perutnya.
"Hahaha, silakan dimakan-"
BOOM!!
Seolah ada bom yang meledak di tengah-tengah mereka, Konoha hampir kehilangan Hokage-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Existence Manipulation
FanfictionA Kakashi & Shizune fanfiction __ Tujuh tahun sejak berakhirnya Perang Dunia Shinobi Keempat, masa-masa yang damai dihebohkan oleh kedatangan seorang anak laki-laki bersurai perak yang dapat menundukkan siapapun dan apapun di daratan muka bumi. Itu...