•Sebuah Insiden•

1.1K 34 1
                                    

Sinar matahari pagi ini memang tidak secerah hari-hari biasanya, entah mengapa sepertinya sang mentari ikut berduka atas musibah yg menimpaku pagi ini. Bagaimana tidak, pagi ini ada sebuah insiden yg sangat mengejutkan ku, tatkala memasuki gerbang sekolah aku dikejutkan dengan sebuah adegan-adegan mainstream seperti yg ada dalam ftv-ftv yg sering ku tonton.

Romi, Romi adalah teman sekelasku semasa SMP dulu. Sejak kelas 7 aku sudah menaruh hati padanya, aku sempat menyatakan perasaanku padanya sewaktu perpisahan Smp. Tapi dia menolak dengan alasan ingin fokus belajar.

Cuih..
Penipu..

Buktinya sekarang, tepat pagi ini di depan mataku. Secara jelas dia menyatakan perasaannya pada Tyas. Tyas adalah salah satu saksi saat aku menyatakan perasaanku pada Romi. Huhh.. harusnya sekarang si Romi lebih fokus belajar, karna sudah kelas 12. Dasar Cowok!

Sorry sebelumnya, perkenalkan nama ku Alsha, si cewek tak kasat mata. Apa-apaan, adegannya kurang romance, biasa aja, basi dan sangat menjijikan. Dengan gaya berlutut dihadapan Tyas, sambil berkata "could you be my girlfriend?"

Prettt.. aku mau muntah dengarnya. Dalam hati aku berharap pada tuhan semoga Tyas menolak permintaan Romi yang ingin menjadikannya seorang kekasih. Aku deg-degan menunggu jawaban Tyas, padahalkan bukan aku yang membutuhkan jawabannya. Tyas mulai membuka mulutnya, dan mengeluarkan kata-kata yang begitu mengesalkan saat ku dengar.

"Gue bakal jadi yang terbaik buat lu Rom." Ucap Tyas dengan begitu tenang disambut riuh tepukan tangan para penonton alay yang terlihat seperti sedang menyaksikan pagelaran topeng monyet yang lagi naik motor cross, bawa payung, pake make up, mau pergi arisan.

Aku masih tak paham dengan jawaban Tyas. Dengan wajah super blo'on aku memberanikan diri berteriak dan bertanya,

"jadi, lo nerima atau nolak Romi, Yas?".

Dengan tampangku yg super polos, aku sadar sejak tadi aku menjadi bahan tertawaan para penonton norak ini.
Romi pun bangkit dan merangkul Tyas,

"Tyas nerima gue, Sha!".
Timpal Romi dengan suaranya yang begitu bahagia, kurasa.

Aku shok. Dunia serasa berhenti berputar, adegan demi adegan berputar slowmotion di kepala ku, semua terasa bergerak lambat, dan hidungku yang tadi subuh sempatku bersihkan, kini rasanya seperti penuh sesak dengan upil-upil yang terasa keras seperti sudah bertahun-tahun terpendam.

"Sekarang gue dan tyas udah resmi pacaran", ucap Romi memperjelas status antara ia dan Tyas dengan senyum sumringah.

Cuih, Resmi? Lo kate gedung resmi.

Romi, Tyas, dan penonton-penonton alay itu pun pergi berlalu, dengan membiarkanku terpaku. Huft, rasanya aku ingin mengeluarkan beban yang memang sudah sejak tadi ku tahan.

Brutt..
Hmm, wanginya! Untung saja disini sudah sepi jadi gas kimia ku tak ada yg menghirup. Hihihi..

Aku berusaha untuk menjernihkan pikiranku yang mulai eror kurasa, kejadian pagi ini sungguh membuatku lemas bukan main. Harus ku akui, meski sudah tiga tahun berlalu semenjak aku menyatakan perasaan ku pada Romi, rasa yang ku bangun hanya untuknya belum sempurna runtuh dari hati kecilku. Aku sungguh berharap Romi bisa segera menyadari bahwa aku tulus padanya sehingga ia dapat membalas perasaan ku.

Sungguh, untuk kesekian kali aku merasa kecewa padanya. Tapi inilah kenyataan yg harus kuhadapi.

Ku mantapkan langkah ku menuju kelas dengan hati kalut serta pikiran kacau yang semoga tidak mengganggu konsentrasi belajar ku.

***
Di vote ya 😊

MAINSTREAM (COMPLETE) !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang