•Menyesal•

180 6 0
                                    

   Kuhempaskan tubuh ini dikasurku yang empuk. Tanpa mengganti seragam sekolah terlebih dahulu.

Aku menelungkupkan badanku dan menenggelamkan wajah diatas bantal.

Ya tuhan, bagaimana ini?
Aku galau..

Drett..drett..drett
you have a new message.

Hp-ku berdering tanda ada pesan masuk.

From : Zidan cakep
Sorry ya Sha, gue gk ad mksud ninggalin lo tadi. Si Manda, tiba-tiba narik gue. Btw, sebagai gantinya gue traktir es krim yuk. Mau ya? :)

Aku bingung menjawab sms dari Zidan, lalu inilah yang ku ketik sebagai balasan pesannya.

To : Zidan cakep
Gak papa kok Dan, thx bgt tawaranny, gue lagi mager jadi sorry ya kayknya gue kagk bisa :(
Send

Tidak ada balasan dari Zidan mungkin dia kecewa, itu hanya feeling ku saja.

Tok tok tok ..

Duh, siapa sih. Pasti mama ku tercinta siapa lagu coba.

"Masuk aja ma!" Teriakku.
"Sha ada Zidan tuh didepan, mau ketemu kamu katanya, buruan turun jangan buat dia nunggu lama, hurry up honey!", seru mama tanpa menunggu jawaban dariku.

Ini nih resiko punya tetangga kayak Zidan. Rada maksa orangnya.
Aku segera mengganti seragam sekolahku dengan kaos berwarna krim, bertuliskan 'YOU TOUCH MY HEART' dengan huruf kapital.
Serta celana jeans selutut.

Aku dengan malas-malas keluar kamar dan menuruni tangga perlahan. Gimana sih, mama bilang Zidan diluar, ini dia lagi duduk sambil makan es krim diruang tengah.

Huft..
Aku meniup poniku agar merasa lebih rileks.

"kenapa?" Suara ku terdengar begitu ketus. Jujur saja aku tak bermaksud untuk jutek pada Zidan. Namun saat ini aku benar-benar malas untuk berhadapan dengannya.

"Lo napa seh Sha, murung banget, marah sama gue?",tanyanya dengan mulut penuh es krim. Lucu sekali ekspresinya, seperti anak kecil.

Aku hanya menggelengkan kepala sebagai jawabannya.

"Nih es krim vanila buat lo, buruan entar cair lagi." pintanya padaku.
"Lo tau darimana gue suka vanilla?", aku menutut penjelasan dari Zidan.

"Oh ya? Lo suka vanilla? Haha padahal gue ngasal aja beliin nya tadi", jawabnya cekikikan.
"Mungkin kita sehati Sha." ucap Zidan yang ku yakini berusaha menggoda ku.

"Eww banget gue sehati sama lo." aku langsung menikmati es krim pemberian Zidan, ia hanya tertawa menanggapi ucapan ku.

"Sha besok bareng ya? kayak biasa." ajak Zidan dan melihatku dengan tatapan seperti orang yang menuntut pertanggung jawaban karena telah menghamili kucingnya yang tengah mengandung 3 minggu.

Aku diam sejenak memilih jawaban yang tepat untuk menjawab menanggapi permintaannya.

"Em, mending lo sama Manda aja, soalnya gue udah ada janji sama si Panjul!", jawabku asal entah mengapa nama si Panjul muncul di benakku.

"Panjul? Siapa Panjul?", dia terlihat kesal, entah itu hanya penglihatanku atau memang dia kesal. Tapi, kesal kenapa, karena alasanku atau karena si panjul. Entahlah.

"Ada teman sekelas gue. Sebelum ada lo gue udah sering bareng dia ke sekolah." ucap ku berbohong pada Zidan.

***

   Sepertinya aku harus meminta pada Panjul untuk menjemputku besok.

To : Panjul Timberlake
Hai, njul :) :)
Send

Sapaku sekedar basa basi.

5 menit...

10 menit...

30 menit...

Mana sih si Panjul, masa iya jam 11 udah tidur. Mataku mulai berat, sebelum mataku benar-benar tertutup rapat, balasan sms Panjul pun masuk ke Hp-ku.

Drett..drett..drett..
You have a new message.

From : Panjul Timberlake
H41 5h4, tuMbEN. 4d4 4p4?? :):)

Dasar si Panjul alay, aku pikir anak pendiam dan culun kayak dia tidak akan sealay ini.

To : Panjul Timberlake
Besok berangkat kesekolah bareng ya, jemput gue jangan sampe telat dan gak boleh ada bantahan, kalo gak gue jamin hidup lo gak bakal tenang. Kalo mau nanya kenapa, besok aja gue ceritain, dan gak usah dibalas sms ini cukup lo pahami aja, dan sekali lagi jangan ada alasan untuk gak bisa dan JANGAN DIBALES.
Send

Ku kirimkan Panjul sms itu agar dia gak banyak nanya. Aku pusing membaca kalimatnya yang bener-bener 4l4y bin l384y.

***

   Pagi ini aku sudah siap-siap untuk menunggu Panjul didepan rumah.
Mama sudah dari tadi berangkat ke tempat kerjanya.

Aku melihat sekilas, kearah Zidan yang sedang memanaskan mesin mobilnya. Dia melirik kearahku dan tersenyum kikuk. Harusnya dia sudah berangkat, karena kurasa sudah sangat lama dia memanaskan mobilnya.

Trett ... trett ... trett ...

Tiba-tiba Panjul muncul dengan motor jadulnya yang super duper ribut. Mana suara klaksonnya aneh banget lagi.

Dengan segera aku menghampirinya dan duduk dibelakang Panjul, tanpa menoleh ke Zidan.

Akhirnya motor Panjul melaju dijalan menuju sekolah.
Jujur sebenarnya aku malu tapi mau bagaimana lagi.

Tiba disekolah aku mendapat pandangan aneh dari anak-anak yang sudah datang. Entah itu pandangan kagum atau menghina aku bingung, yang jelas tidak ada yang berani menghina Panjul.

Aneh, Panjul kan culun. Biasanya yang culun-culun jadi sasaran empuk untuk di bully. Kurasa hanya aku serta Manda yang berani menghinanya.

Biar kujelaskan sedikit tentang Panjul. Dia itu cowok culun jangkung yang memakai kacamata dengan bingkai besar. Berambut mangkok yang kurasa terlalu banyak diberi orang aring. Serta ada tompel berbulu dibawah mata kirinya. Pokoknya dia gak banget deh.
Tapi kenapa dia gak pernah dibully ya? Aneh.

"Thanks ya njul", kataku tulus. Dia hanya tersenyum memamerkan deretan giginya yang bisa dibilang bersih dan rapi.

"Kenapa kamu tumben minta dijemput sama aku?" tanyanya tanpa sungkan.

"Em.. sebenarnya...", belum selesai aku bicara tiba-tiba Manda muncul dengan Zidan disampingnya sambil berteriak girang.

"Haiii.. Alsha sahabatku, apa kabar? CIEEE sekarang sama si Panjul. Akhirnya Alsha sadar kalo Panjul adalah yang terbaik untuknya!" seru Manda.

"Dih.. yang lebih cocok tuh lu sama si Panjul", batinku.

Setelahnya Zidan berlalu menuju kelasnya tanpa permisi, dia terlihat kesal. Ah, mungkin hanya perasaan ku saja.

Ya.. tuhan aku menyesal tlah membuat taruhan itu. huhuhuhu, hiks.

***

Satu vote sangat berharga bagi daku. Love you readers !!

Thanks...

MAINSTREAM (COMPLETE) !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang