"Ooo.. gitu", seru Panjul saat kujelaskan semuanya. Mulai dari perseteruanku dengan Manda sampai kejadian di roof top kemaren.
"Menurut lo, gue harus apa?" tanyaku pada Panjul meminta pendapat.
"Em.. menurut aku sih, yaa kamu terima aja sesuai perjanjian taruhan itu. Kamu harus bantu si Manda. Aku Yakin seorang Alsha Qhuiela bukan seorang pengecut", katanya mencoba meyakinkanku.
"Gitu, ya? Oke. Nanti pulang lo anter gue ya?", pintaku yang di jawab dengan anggukan oleh Panjul. Jujur hari ini aku gak ada semangat sama sekali.
Prepet ... prepet ... prepet ...
Bel jam pelajaran pertama berbunyi. Aku masuk kekelas bersama Panjul dan duduk dengan manis dibangku ku. Panjul duduk di kursi pojok depan kiri, dekat meja guru. Sedangkan aku duduk paling belakang, masih satu barisan dengan Panjul, sedangkan Manda satu bangku dengan ku. Dia terlihat sangat bahagia.
"Sha, lo sakit?" Tanya Manda sambil meletakkan punggung tangannya yang lebih terlihat seperti paha di jidatku.
Aku hanya menggeleng seraya menyisipkan senyum keterpaksaan ku.
***
Dikantin.
"Sha hari ini, ada banyak berita loh!" hari ini Manda sudah seperti biasa, sungguh aku merindukan kebersamaan kami.
"Berita apaan?", tanyaku sedikit penasaran.
"Mulai dari kedekatan lo sama Panjul.." hm, tuh kan aku jadi trending topik.
"Kedekatan gue sama Zidaaaann..", pekiknya dengan girang aku hanya memutar bola mataku."Dan berita putusnya Romi dengan Tyas", WHAT? Romi dan Tyas putus.
THIS IS AMAZING.
Mataku seketika melotot mulutku menganga menyebabkan bakso yang sudah masuk mulutku keluar lagi dan jatuh menuju mangkok.
"Serius lo?", aku bertanya untuk memperjelas apa yang kudengar.
Manda hanya ngangguk.
"Hmm, perasaan mereka baru aja jadian deh, kok udah putus? Emang yang mutusin hubungan mereka siapa?", aku sungguh penasaran dengan berita ini.
"Denger denger sih, Tyas yang mutusin katanya dia ngerasa gak cocok gitu sama Romi. Tapi anehnya waktu diputusin Tyas, Romi langsung ngeiyain tanpa mencoba mempertahankan hubungan mereka", Manda menjelaskan apa yang ia tahu.
Seketika alarm tanda bahaya diotakku berbunyi.
Kring..kring..kring..Duh, bahaya jangan-jangan Tyas mutusin Romi karena udah punya rencana untuk mendekati Zidan?
Mampus Aku..***
Aku turun dari motor Panjul, menyerahkan helm-nya yang saat diperjalanan kukenakan sebagai pelindung, dan berterima kasih.
"Nih helm lo, Thanks ya", ucapku pada Panjul dengan tulus.
"Iya sama-sama. Besok aku jamput lagi nggak?", tanya Panjul.Aku hanya manggut dan memberinya senyum, kurasa sekarang aku harus bersikap baik pada Panjul. Setelah memberi salam pamit, Panjul melajukan motornya.
Aku segera menuju kerumah dan melirik sejenak kerumah Zidan, mobilnya sudah terparkir digarasi. Aku berniat memutar knop pintu. Namun belum sempat kuputar, ada suara yang memanggilku, aku menoleh ke sumber suara, dan mendapati seorang gadis dengan kacamata serta poni sealis dan rambut yang diikat tinggi dengan pita merah.
"Alsha!",
Kak Dea memanggilku dari teras rumahnya sembari memberi tanda agar aku mendekati kesana.
Aku pun melangkah menuju kak Dea.
"Ada apa kak?", tanyaku tak ingin basa-basi.
"Yuk masuk!", kak Dea menarik lenganku untuk mengikuti langkahnya.
Duh, ada Zidan gak ya? jujur aku panik.
***Vote please ...
KAMU SEDANG MEMBACA
MAINSTREAM (COMPLETE) !!
Teen FictionHari ini hari yang sangat bersejarah dalam hidupku, untuk kedua kalinya aku akan menyatakan perasaanku pada seorang cowok. Dan pokoknya, kali ini aku harus diterima. -Alsha-