Zidan POV
Aku tengah merenung didepan televisi sambil mengganti-ganti chanel. Aku sungguh bingung. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Alsha.
Kenapa dia tiba-tiba menjauhiku, kenapa dia tidak ingin berangkat sekolah denganku lagi, dan siapa sih si Panjul Panjul itu. Dia cuma cowok culun dengan motor bututnya yang sungguh ribut, yang yang ya tuhan, gak banget deh, tapi kok mau-maunya Alsha pulang pergi bersama si Panjul. Mana namanya aneh lagi, dapat inspirasi dari mana coba orang tuanya memberi nama Panjul.
Akhir-akhir ini banyak sekali hal aneh yang menimpaku. Selain sikap Alsha yang tiba-tiba berubah dan juga kedekatannya dengan Panjul. Ada lagi makhluk aneh berukuran jumbo yang secara terang-terangan mendekatiku, dan selalu mencari-cari kesempatan untuk bisa bersamaku. Makhluk itu bernama Amanda atau Manda, dia itu orangnya sksd banget, tapi mau gimana lagi aku harus bersikap baik padanya agar tak-tik ku berjalan mulus.
Selain itu ada satu hal lagi yang membuat ku begitu muak, Tyas teman sekelas ku yang kabarnya baru saja putus dari pacarnya bernama Romi yang notabene masih satu kelas dengan ku. Secara sepihak mengangkat ku sebagai teman curhatnya, setiap malam menelpon dengan niat awal curhat serta meminta solusi, yang berakhir dengan rengekkan memelasnya.
Aarrgh ..
Saat tengah sibuk dengan pikiranku sendiri, tiba-tiba kak Dea muncul sambil menarik seseorang. Orang itu,
ALSHA !Ngapain kak Dea narik-narik Alsha?
"Dan gue ada urusan sama Alsha, tolong jangan ganggu ya?", pinta kak Dea padaku, aku hanya mengangguk sambil melirik sekilas pada Alsha, ya tuhan ekspresinya datar sekali, senyum kek, sapa kek, ini? Tampangnya yang imut bener-bener tidak bersahabat.
Alsha dan kak Dea berlalu meninggalkanku, mereka menuju kelantai atas, kekamar kak Dea.
Aku harus segera menyusun rencana.
***
Alsha POV
Duh napa sih kak Dea pake acara narik-narik segala mana ada Zidan lagi.
"Dan gue ada urusan sama Alsha, tolong jangan ganggu ya?", pinta kak Dea pada Zidan, yang hanya mengangguk sambil melirik sekilas padaku, aku hanya memperlihatkan ekapresi datar.
Akhirnya, kami tiba dikamar kak Dea. Ya ampun, kamarnya penuh dengan gambar Anime. Dindingnya di dominasi warna pink soft. Tuh kan, dia maniak Animee.
"Ada apa kak?" tanyaku. Saat ini aku benar-benar lelah, kududukkan pantatku yang tepos ini ditepi kasur milik kak Dea.
"Emm, kakak butuh bantuan lo dek? Lo mau kan bantuin kakak?" tuturnya. Eh, sejak kapan aku jadi adiknya?
"Emangnya kakak mau adek bantuin apa?", tanyaku dengan menyebut diriku sendiri sebagai adek, seperti dia menyebut dirinya kakak.
Seketika wajah kak Dea memerah seperti kepiting rebus.
"Lo bisa gak dek, moles muka kakak biar keliatan beda dari biasanya?", tanyanya sedikit malu.
Aku mengerutkan kening.
"kenapa sih ni orang", gumamku."Em aku..", belum selesai aku bicara kak Dea langsung memelukku sembari berkata.
"Thanks ya dek, gue gak tau harus gimana kalo gak ada lo", katanya dengan suara girang yang tak bisa ditahan.
"Kan bisa ke salon, etdah emang kapan gue bilang bisa bantu dia?" batinku menggerutu.Kalau begini terpaksa harus ku lakukan. Daripada ia kecewa.
"Oke, sekarang lo pulang dulu ganti baju entar kesini lagi, kakak mau nyiapin perlengkapannya dulu. Oke ", ungkapnya sambil mengacungkan jempol keudara dengan penuh semangat.
Aku hanya mengangguk dan berlalu meninggalkan kamar kak Dea. Ku langkah kan kaki ku menuruni anak tangga, menuju luar rumah.
Deg..
Zidan ada diteras, aku mencoba santai saat melewatinya.
"Sha" panggilnya. Duh, ngapain coba pake acara manggil-manggil segala.
Aku tak menyahut dan tak menoleh.Sekarang dia ada dihadapanku.
"Entar malem kan malam minggu, jalan yuk?", katanya sambil tersenyum.
"Nggak bisa, gue sibuk", tuturku dengan juteknya.
Aku segera menuju rumahku. Dia tak mengejar. Saat sampai dikamarku, aku langsung mengecek hp yang tertinggal dinakas ku. Ada beberapa Sms yang masuk..
Sms pertama.
From : My Mommy
Honey, malam ini mama lembur, mama dapat banyak orderan kue. Jadi kamu malming sendiri aja ya. Love you honey...Sms pertama dari mamaku. Ya seperti malam-malam minggu lalu aku melewatinya tanpa bersama mama. Mama adalah seorang wanita pekerja keras. Walaupun warisan dari kakek jumlahnya sangat fantastis dia tak mau berleha-leha dirumah menghabiskan warisan itu, justru dia membuka sebuah usaha toko kue yang menerima pesanan dalam jumlah besar, sekarang saja dia sudah meniliki 25 karyawan. Bisa dibilang usaha toko kue mamaku ini, sukses besar besaran. Aku salut dengan mamaku.
Apalagi semenjak papa meninggal gara-gara diabetes melitus. Mama merangkap menjadi kepala rumah tangga. Aku ingin seperti mama.
Akupun membalas Sms nya.
To : My Mommy
No problem Ma! :)
SendSms kedua.
From : Manda Endutzz
Sha bantu gue dong. Bilang ke Zidan ntar malem jemput gue. Tadi gue sms sma telpon, tapi gak digubris. Lo ingetkan kewajiban lo? tolong ya..Hm, apaan nih nambah beban aja.
Aku hanya membalas singkat.To : Manda Endutzz
Sipp!
SendWalaupun berat tapi ini harus kulakukan. Salah ku sendiri membuat taruhan itu.
Sms ketiga.
From : Panjul Timberlake
5h4, nt4r m4l3m n0nt0n yuk...:):):):):):):):):):):)Sumpah aku harus menegur tulisan si Panjul, alay banget. Dia pikir ini jaman apa pake angka gitu ngetiknya jijay bajay dah.
Akupun membalas.
To : Panjul Timberlake
Plisss deh njul, jangan alay gitu tulisan lo. ilpill gue. Btw serah lo, tapi gue gk mau nonton gue mau dirumah aja..
SendTerserah, aku bingung mau jawab apa. Sms terakhir dari, O M G ini nih yg aku hindari.
From : Zidan Cakep
Sha lo napa sih? kok lo cuek gitu sama gue?Ya ampun Zidan, perasaan dari dulu aku memang cuek padanya. Tanpa menghiraukan pertanyaannya, aku hanya membalas dengan menyampaikan amanat dari Manda.
To : Zidan Cakep
Si Manda minta lo jemput dia ntar malem. Angkat telpon dan bales smsnya. Gak usah ngajak debat gue lagi sibuk.
SendKalo gak digituin pasti dia nge-sms terus. Huft, maaf Zidan aku gak ada maksud untuk menyakitimu, hiks.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
MAINSTREAM (COMPLETE) !!
Teen FictionHari ini hari yang sangat bersejarah dalam hidupku, untuk kedua kalinya aku akan menyatakan perasaanku pada seorang cowok. Dan pokoknya, kali ini aku harus diterima. -Alsha-