•Misi•

116 3 0
                                    

Alsha POV

   Kemaren Zidan dan famili sudah kembali kerumahnya sebagai tetanggaku. Mama juga sudah mengunjungi mereka pagi tadi.

Sebenarnya aku ingin mengunjungi dan mengetahui keadaan mereka, terumata Zidan. Tapi entah kenapa malas sekali rasanya melangkahkan kaki keluar. "Pliss deh, aku mager banget..!"

"Alsha!", teriak mama dari bawah dengan suara menggelegarnya.

"Iyaaaa maa..", balasku dengan berteriak juga.

Aku bergegas turun untuk menemuinya. Kalo mama udah teriak-teriak, itu tandanya aku harus segera turun.

"Apa ma?", tanyaku pada mama yang sedang berada di dapur.

"Ini, kamu antar kerumah tante Eva ya." pinta mama padaku.

Aku diam sejenak. Lalu mengambil kue yang berada diwadahnya dan melangkah keluar.

Tok..tok..tok..

Aku mengetuk pintu rumah Zidan, beberapa kali.

"Eh Alsha ada apa?", tanya kak Dea yang membuka pintu.
"Hai kak. Ini aku cuma mau mengantarkan kue dari mama", ucapku sambil tersenyum.

"Wah, enak nih kayaknya. Makasih", tutur kak Dea sambil tersenyum. Yang senyumnya terlihat Fake, mungkin masih berduka, jadi senyumnya dibuat-buat.

"Kak, Zidan ada gak?", tanyaku penasaran.

"Ada, tuh dibelakang lo de", ucap kak Dea. Aku segera menoleh dan menatap Zidan yang tengah tersenyum manis padaku.

***

"Lo dari mana aja akhir-akhir ini?", tanyaku pada Zidan, sambil berpura-pura tidak tahu. Zidan menatapku, lalu tersenyum.

"Gak kemana-mana, cuma refreshing", ucapnya santai.

Aku hanya menatapnya datar, "pinter banget nih anak boong."

Bokapnya meninggal bukannya sedih malah buat refreshing. Segitu bencinya ya dia sama bokapnya? Aneh.

"Segitu bencinya ya lo sama bokap lo?", ini spontan loh.

Zidan sedikit terlonjak mendengar pertanyaanku. Dia menunduk lalu mengangkat wajahnya menatap langit sore.

"Lo tau soal bokap gue?", Zidan balik bertanya.
"Iya, gue tau dia meninggal!", jawabku seadanya.

"Lo tau, kenapa gue gak tinggal bareng sama dia?", tanyanya lagi.

"Karna bokap lo kerja diluar kota." singkatku, sekali lagi pura-pura tidak tahu yang sebenarnya.

Dia diam. Cukup lama dia diam. Hingga tak disangka hari mulai gelap.

"Dan!", panggilku akhirnya.
"Hmm", hanya itu yang kudengar darinya.

"Gue balik ya, udah malem nih", ucap ku lalu berlalu, meninggalkan Zidan yang masih duduk ditaman belakang rumahnya.

***

Zidan POV

"Gue balik ya, udah malem nih!", ucap Alsha lalu berlalu, meninggalkanku yang masih duduk terpaku. Sibuk dengan pikiranku sendiri.

Apa cuma itu yang Alsha tahu tentang ayahku? Apa dia benar-benar tak tahu yang sebenarnya mengapa aku tak tinggal bersama ayahku?

Jujur Alsha pernah bertanya tentang ayahku. Tapi pertanyaannya itu tak ku gubris. Jadi bagaimana dia bisa mengambil keputusan bahwa ayah ku bekerja diluar kota?

Hmm, mungkin aku yang salah. Tidak menceritakan yang sebenarnya pada Alsha.

***

Alsha POV

MAINSTREAM (COMPLETE) !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang