Prepet...prepet...prepet...
Bel pulang telah berbunyi..
Hari ini hari yg sangat bersejarah dalam hidupku, untuk kedua kalinya aku akan menyatakan perasaanku pada seorang cowok. Dan pokoknya, kali ini aku harus diterima.
Semenjak melihat kejadian Virza nembak kak Dea sebulan lalu, aku jadi semangat untuk menembak pujaan hatiku juga.
Aku melangkah beriringan bersama Manda yang dengan setia menyemangatiku.
"Rileks Sha, rileks, pokoknya nanti lo ngomong dengan satu tarikan napas aja, oke!", ucapnya. Menepuk-nepuk bahuku.
"Tarik napas ..." Manda sedang memanduku.
"Buang.." sambungnya. Begitu terus saat kami sampai di lantai 2.Duh, masih harus turun satu tingkat biar sampe lapangan.
Aku berhenti sejenak untuk melihat keadaan lapangan.
'Ya tuhan, rame banget.!' Batinku."Tenang Sha, tenang", ucap Manda.
"Aduhh, Mandaa.. perut gue gak nahan nih", tuturku.
Ini adalah salah satu kebiasaanku, jika sedang gugup.
Brruttt..
"Etdah.. kelepasan lagi untung cuma ada Manda.. hehehe""Ih Alsha, jorok banget lo",sungutnya sambil menjepit idungnya dengan jari jempol dan telunjuk.
Aku melihat sekali lagi, kearah lapangan. Ya ampunn, makin ramai aja. Aku turun menuju lapangan, sumpah aku gugup sekali. Kaki lemas, tanganku dingin.
''Mama, aku malu kalau ditolak''
Sampai juga akhirnya. Aku berdiri dihadapan Zidan yang tengah menatapku intens.
Aku mencoba meredakan rasa gugupku, dengan tarik-hembus napas ala Manda.
"Rileks Sha, rileks, pokoknya nanti lo ngomong dengan satu tarikan napas aja, oke!", ucapan Manda masih terngiang-ngiang
"Zidan Lo Mau Nggak Jadi Pacar Gue?", ucapku akhirnya tanpa basa-basi yang disertai suara aneh dari orang-orang yang menyaksikan aksiku.
"Haaaa..", seru mereka serempak. Sunyi seketika.
Zidan tak bergeming.
"Asal lo tau ya Sha, lo udah bikin gue malu", ucapnya yang membuatku kaget. Ku lirik Tyas yang tengah berseringai dibalik Zidan.Sekali lagi terdengat suara aneh dari penontonku.
"Haaa..." ucap mereka serempak.
"Harusnya gue yang nembak lo, bukan lo yang nembak gue. Gue kan cowok", ungkap Zidan tak terima, suasana masih hening.
Tiba-tiba Tyas bersuara.
"Jadi, lo nerima atau nolak Alsha Dan?", tanyanya sok polos.Zidan menoleh kearahnya lalu kembali menghadapku, mendekatiku, lalu merangkulku.
"Gue sama Alsha udah resmi jadian, Yas.", ucap Zidan. Seketika suasana menjadi riuh para penonton bersorak, serta berebut memberi selamat.
Kulihat raut wajah Tyas sangat terpukul.
"Selamat Sha", ucap seseorang.
Aku menoleh, ternyata Romi. Aku tersenyum tulus padanya."Selamat Sha, salut sama keberanian lo, selpi dulu yuk, gue mau update nih." ucap Mikha ratu online.
"Hai semuanya, perhatikan dakuu.." teriak Manda yang didampingi Panjul.
"Karena semua sudah kebagian balon, ada baiknya kita terbangkan sekarang, sebelum balonnya ngambek gak mau terbang." ucap Manda.
Oh iya, tadi Panjul kuberi tugas untuk membagikan balon kesemua orang termasuk Pak Borok si pak satpam, beliau dapat balon warna pink menyala.
Setiap orang satu balon. Kecuali Manda dan Panjul, mereka memegang banyak balon, yang dijadikan satu ikat.
"Satu.. dua...", ucap Manda memberi aba-aba.
"Tiga.."
Balon pun dilepaskan.
"Wow indah sekali. Ada banyak balon warna-warni, aku suka."Kelirik Zidan yang tengah menatapku, dia tersenyum dan mengacak rambutku.
"Love you Zidan", ucapku.
"Love you too, Als.. " belum sempat Zidan berbicara pak Rojak guru BK muncul dengan ToA di depan mulutnya."APA YANG KALIAN PERBUAT"
serunya.Seluruh siswa berhamburan sambil berteriak histeris.
Aku dan Zidan saling menatap.
"KABUUR", ucapku dan Zidan serempak.
Kami berlari menuju gerbang sambil bergandengan tangan.
TAMAT !!
***
Alhamdulillah selesai juga. For your information "Mainstream" adalah karya pertama saya yang diterbitkan melalui aplikasi Wattpad. Terima Kasih untuk semua reader yang menyempatkan waktu untuk membaca cerita ini, yang masih banyak sekali kekurangannya.
Tunggu karya saya selanjutnya yaa 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
MAINSTREAM (COMPLETE) !!
Teen FictionHari ini hari yang sangat bersejarah dalam hidupku, untuk kedua kalinya aku akan menyatakan perasaanku pada seorang cowok. Dan pokoknya, kali ini aku harus diterima. -Alsha-