•Gebetan Kak Dea•

143 7 2
                                    

   Aku menengok kearah dimana jam dinding bertengger, sudah pukul lima sore. Aku mulai merasa jenuh sekarang. Aku bangkit dari kasur dan menuju kamar mandi yang ada dikamarku. Aku mencuci muka lalu merapikan rambutku yang awut-awutan.

   Aku keluar menuju dapur.
Kubuka kulkas, semua makanan didalamnya cuma ada makanan berat. Aku beralih ke lemari makanan. Persediaan cemilan sudah menipis, yang tersisa hanya kacang-kacangan, keripik, dan popcorn mentah.

   Aku kembali kekamar untuk mengambil uang dan bergegas menuju mini market yang ada di depan komplek. Karna rumahku ada diblok A, jaraknya tidak terlalu jauh, jadi aku hanya perlu berjalan kaki kesana.

   Suasana komplek sore ini terlihat sepi karena habis hujan, jalanpun ikut basah. Biasanya jam segini ramai anak-anak yang bermain bersama.

   Kalo tidak salah, tadi waktu keluar rumah, sepertinya rumah Zidan kosong. Tapi bodo amatlah, mungkin dia sedang kencan bersama pacar murahnya itu.

   Aku memijakkan kakiku dilantai mini market. Dan langsung menuju ke barisan tempat dimana berbagai jenis cemilan berada. Ku ambil beberapa cemilan yang memiliki campuran coklat dan keju. Serta beberapa minuman soda. Lalu menuju kasir.

   Aku sedang menunggu belanjaanku di mesin kasir. Sibuk mengedarkan pandangan, ya hitung-hitung cuci mata, sapa tau ada cowok ganteng yang mampir kemari.

Aku menoleh ke kiri dan ke kanan.

Hah, benar saja ada cowok ganten yang berdiri tegap dengan gagahnya disampingku. Sama denganku dia sedang menunggu belanjaannya.

Saat tengah asik memandangi makhluk ciptaan tuhan satu ini, dia menoleh dan menatapku sambil berkata.

"Dek, tuh!", ucapnya padaku sambil menunjuk arah kasir. Aku menoleh ke mbak kasir, dan menyerahkan beberapa lembar uang kertas. Tanpa menoleh lagi aku berlalu meninggalkan mini market tersebut.

   Aku berjalan gontai dengan tangan kiri menenteng belanjaan dan tangan kanan disaku jaket. Aku memilih menuju taman untuk menghabiskan cemilanku ini. Dan duduk disalah satu kursi taman sambil membuka cemilanku dan menikmatinya.

"Gue duduk sini ya!", ucap seseorang. Aku mengangguk tanpa menolah dan masih sibuk dengan cemilanku.
Dari suaranya pasti cowok.

"Lagi galau?" tanyanya. Refleks aku mengangguk karena nyatanya memang begitu.

"Kenalin gue Virza!" Ucapnya sembari menyodorkan tangan kanannya. Terpaksa aku menoleh untuk melihatnya.

"Hah ! dia kan yg tadi"

Aku segera mengubah mimik wajahku sedatar mungkin. Aku menjabat tangannya dan menyebutkan namaku.

Kami mengobrol tentang banyak hal. Itu membuatku mengetahui beberapa hal baru tentang dia.

"Jadi gue tuh kesini cuma sekedar jalan-jalan buat ketemu teman gue. Udah lama soalnya gak ketemu, sebenarnya malem minggu kemarin udah ketemu, tapi gue penasaran sama keadaan nyokap ama adeknya, makanya gue kesini. Eh tapi rumahnya kosong." Virza menjelaskan mengapa dia berada disini.

"Siapa nama teman lo?", kini aku bertanya dengan memakai gue-elo atas permintaannya.

"Dea" Sahutnya.

Aku diam sejenak.
"Dea? Jangan-jangan Virza ini temen kecilnya kak Dea yang waktu itu, kak Dea bilang. Wihh pantes kak Dea ngerubah penampilan, orang temennya kinclong gini." batinku.

"Gue punya tetangga namanya Dea, dia punya adik namanya Zidan dan nama nyokapnya Eva. Apa tetangga gue ini yang elo maksud?", tanyaku memastikan.

Dia tersenyum dan mengangguk,
"Iya", jawabnya dengan mantap.

***

MAINSTREAM (COMPLETE) !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang