Chapter 14

47 10 0
                                    

A Village」

Suara kuda yang di pacu pelan menjadi satu-satunya suara di jalan setapak yang sepi, keempat Touken danshi tengah menuju kesebuah desa yang berada di sisi bukit.

"Yagen, apa kau punya Informasi?" Tanya Buzen

"Hmm... Jika itu tentang Jikan Shokogun maka tidak."

Yagen menggeleng, Buzen menghela nafas.

Yagen yang berada di barisan paling depan menghentikan kudanya di ikuti ketiga Touken danshi lainnya, Kousetsu mendekati Yagen.

"Kenapa Yagen?" Tanya nya

".... Tidak ada, hanya merasakan prasaan buruk untuk sesaat. Sepertinya sebentar lagi kita akan sampai."

Semuanya melihat ke depan, tak jauh terlihat desa yang terletak di sisi bukit tinggi.

Kuda kembali di pacu menuju desa tersebut, hawa pagi hari membuat bulu kuduk terangkat.

Semakin dekat dengan desa, bulu kuduk semakin terangkat dan tubuh menegang membuat mereka yakin ini bukan aura pagi hari.

Yagen mengeluarkan jam sakunya, jam saku tersebut menunjukan pukul 06.13 pagi. Biasanya warga desa sudah keluar dari masing-masing rumah dan memulai pekerjaan mereka.

Tapi mereka tak bisa menemukan satu warga pun desa, membuat Yagen dan yang lainnya kebingungan. Kousetsu memacu sedikit kudanya agar sejajar dengan kuda milik Yagen.

"Aku merasakan sesuatu yang aneh di sini." Bisik Kousetsu

Kuda berhenti dan keempatnya turun, kuda di tuntun menuju salah satu rumah dengan papan kayu bertuliskan 'penitipan kuda' sayang nya tidak ada siapapun di sana membuat semuanya curiga.

"Apa kita harus berkeliling Yagen-san?" Tanya Kikkou

"Hmm..."

Pintu kandang penitipan kuda terbuka kecil, memperlihatkan seorang anak kecil dengan pakaian sedikit kumuh akan lumpur.

"U-umm... Onii-san mau menitipkan kuda di sini?" Tanya nya

"Ya, apa bisa kami menitipkan kuda kami di sini?" Tanya Buzen mendekat

Anak kecil itu meloncat kaget dan mengangguk kecil, pintu kandang di buka membiarkan mereka masuk.

Yagen dan yang lainnya memasukan kuda masing-masing ke Stall, anak kecil itu menutup pintu Stall dengan tangan gemetar.

Yagen mengambil uang koin dan memberikannya pada anak kecil tersebut.

"Kami akan mengambilnya besok pagi."

"Te-tentu saja! D-dan Onii-san... Ha-hati-hati..."

Yagen hanya tersenyum dan menepuk kepala anak kecil tersebut, keempatnya keluar dari kandang kuda.

"Pasti terjadi sesuatu di sini." Bisik Buzen di setujui yang lainnya

* * * *

"Ahh! Syukurlah ada kamar kosong!" Seru Buzen sembari berjalan di lorong

"Ha'ai! Sulit mencari penginapan di pagi hari seperti ini." Timpal Kikkou

"Nee... Oba-san, apa warga di sini melakukan kegiatan nya di siang hari?" Taya Buzen

Nenek tua pemilik penginapan berhenti dan menoleh, Buzen dan yang lainnya bisa melihat sorot mata yang ketakutan dan tangan yang gemetar.

"Y-ya samurai-sama, wa-warga di sini memulai kegiatan nya siang hari." Jawabnya

"Hoo... Pantas saja sepi."

Buzen mengangguk, Kikkou tetap tersenyum meski sorot mata nya menyelidiki setiap inci nenek tua tersebut. Yagen dan Kousetsu yang berada di belakang hanya diam meneliti sekitar.

Mereka sampai di sebuah kamar yang cukup lebar, samar-samar tercium bau darah yang membuat keempatnya memegang senjata masing-masing secara tidak sadar.

Manusia biasa mungkin tidak akan sadar, tapi berbeda dengan keempatnya.

"Uaah! Kamar yang besar. Sankyuu Obaa-san!"

Buzen segera masuk ke kamar tersebut dan meneliti sekitar, bau darah yang berada di jendela kamar dan di balik lantai tatami.

"Silahkan panggil saya jika Samurai-sama membutuhkan sesuatu."

"Tentu, terima kasih Obaa-san!"

Nenek tua itu berjalan pergi, senyum di wajah Buzen dan Kikkou memudar setelah nenek tua itu menghilang dari pandangan.

"Kalian mencium nya?" Tanya Yagen

"Aah.... Bau darah, di bawah lantai tatami." Ujar Buzen

"Dan di jendela." Lanjut Kikkou

Terlihat kayu jendela yang memiliki goresan, Yagen menoleh ke arah Kousetsu juga Kikkou seakan mengkomando mereka untuk mengangkat Tatami.

Tatami di buka, terlihat ada jejak darah yang di bersihkan secara kasar.

"Hmm... Ada sesuatu di desa ini." Ujar Kousetsu "sesuatu yang... berbahaya."

"Kita akan berkeliling selama satu jam dan berkumpul kembali di sini, mengerti?"

"Ha'ai."

* * * *

Keempatnya pergi ke jalur yang berbeda, keadaan Desa tersebut menjadi sedikit ramai tapi wajah warga desa terlihat dingin dengan bibir yang mengarah ke bawah, bahkan mata mereka memperlihatkan kekosongan.

Yagen melewati banyak pertokoan yang hanya ada sedikit toko yang baru saja di buka, banyak Toko yang di tutup. Orang-orang terlihat berhati-hati dan sering sekali terlihat mengawasi sekitar membuat Yagen curiga.

Buzen pergi ke selatan, dimana banyak nya pemukiman warga tapi hanya ada sedikit warga yang lewat dan bahkan saat Buzen menoleh orang-orang menoleh ke arah lain seakan mengalihkan pandangan.

Kikkou sendiri kembali ke gerbang desa dan melihat sekitar, ada dua penjaga gerbang yang sebelumnya tidak ada di sana, mata mereka terlihat kosong.

Kousetsu sendiri pergi ke arah selatan dan hanya menemukan pemukiman yang cukup sepi, tapi anehnya Kousetsu bisa mencium bau darah yang sangat pekat dari satu tempat.

Kousetsu melangkahkan kakinya kesebuah bukit kecil, ada sebuah tangga yang mengarah ke atas menuju ke sebuah kuil.

Baru saja Kousetsu ingin melangkah, seorang laki-laki muda dengan pacul di pundaknya menghentikan Kousetsu.

"Ja-jangan pergi kesana..." Ujarnya

"Apa ada sesuatu di sana?" Tanya Kousetsu

"I-itu...."

Laki-laki itu terlihat ragu-ragu, tangannya gemetar dan keringat dingin jatuh dari dahi nya.

Kousetsu mendekatkan wajahnya pada telinga laki-laki tersebut membuatnya meloncat kaget dengan tangan gemetar.

"Bagaimana jika anda memberitahu saja di tempat lain?"

Laki-laki itu menoleh kearah tangga dan mengangguk kecil, laki-laki itu mengarahkan Kousetsu menjauh dari tangga kuil menuju salah satu rumah yang jarak nya tidak terlalu jauh dari kuil tersebut.


# # # # #
Gk tau kenapa setiap Upload foto gk ke Upload, dan ini buatku kesel!

[History Of Family] ON HOLD/Rewrite (Kimetsu No Yaiba Crossover Touken Ranbu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang