Hari ini terasa panjang bagi So Eun. Mulai dari pertemuan dengan keluarga Woosung hingga Myung Soo yang membuka rahasia. Emosi yang muncul berbeda-beda, namun semuanya bermuara pada rasa lelah. Karena itulah, ia berencana untuk segera tidur sesampainya di rumah.
Suasana begitu hening ketika masuk rumah, tapi tak lama, So Eun mendengar suara ketukan. Didengarkannya baik-baik, ketukan itu makin jelas berasal dari pintu kamarnya.
"Apa itu?" Pelan-pelan So Eun membuka pintu, ketika sudah terbuka setengah, ia berteriak karena sosok dengan rambut lurus terurai dan wajah putih pucat muncul dari balik pintu.
Teriakan So Eun membuat paman dan bibinya keluar dari kamar, lampu ruangan pun menyala."Ada apa?" Seru Ji Sang dan Se Wan bersamaan.
"Itu..." Telunjuk So Eun mengarah ke kamarnya, sosok yang ia tunjuk kini tertawa terpingkal. "Park Ji Hu?"
"Eonni, annyeong."
"Yah!" So Eun kini berteriak kesal.
"Aigoo, pantas sejak sore kau minta agar tidak diganggu, karena ini?" Se Wan memukul pelan lengan Ji Hu.
"Bagaimana? Cukup meyakinkan riasan hantu ini, 'kan?" Ji Hu dengan bangga memamerkan hasil riasannya.
"Mendengar teriakan kakakmu tadi, jelas kau berhasil, Ji Hu. Aku juga pasti akan berteriak saking terkejutnya," ucap Ji Sang.
"Appa, anakmu ini cukup berbakat, karena sudah mendapat dukungan, aku akan latihan terus. Kelak, aku bisa membuat riasan karyaku sendiri."
"Berhenti berceloteh dan bersihkan wajahmu cepat," ujar So Eun.
"Eonni, aku latihan menggunakan peralatan yang diberikan oleh Kim Myung Soo. Aku tadi berswafoto sebelum menakutimu, kirimkan fotoku padanya, ya."
"Untuk apa?"
"Pamer."
"Hah?"
"Bercanda. Hanya mau menunjukkan kalau aku menggunakan hadiah darinya dengan baik."
"Baiklah, sekarang cepat bersihkan wajahmu. Heran, dari semua riasan yang bisa dicoba, kenapa riasan hantu? Padahal Halloween juga sudah lewat."
Ji Hu hanya tertawa sembari mengambil bahan-bahan untuk membersihkan riasan. Sementara kedua orangtuanya kembali masuk ke kamar.
"Ah, mengesalkan sekali. Gara-gara dirimu, Ji Hu, kantukku hilang." So Eun menghampiri sepupunya itu lalu menyentil keningnya.
"Tunggu saja sebentar lagi juga kantukmu akan kembali. Mau kubuatkan teh atau susu?"
So Eun menggeleng. "Aku hanya butuh tidur lelap untuk mengistirahatkan pikiranku dan mengembalikan energiku."
"Berbaring saja sambil mendengarkan musik."
"Percuma, selagi masih terjaga, pikiranku tak akan mau istirahat."
"Apa yang kau pikirkan?"
"Hari ini, ada kejadian yang membuatku tak nyaman dan ada sesuatu yang membuatku sangat terkejut. Ah, lelahnya, aku ingin tidur saja dan melupakan semuanya."
"Apa Kim Min Seok menyatakan perasaannya padamu?"
"Yah, jangan keras-keras, bagaimana kalau orangtuamu mendengarnya?"
"Mereka pasti sudah tidur."
"Kenapa kau sampai berpikiran Min Seok menyatakan perasaan?"
"Sangat jelas terlihat kalau dia menyukaimu. Eonni, kau tak merasakannya? Aku tak akan terkejut jika dia menyatakan perasaannya padamu. Aish, bagaimana bisa aku lebih tahu soal ini? Ji Hu yang sudah selesai membersihkan wajah, menarik So Eun ke tempat tidur. "Duduk di sini dan ceritakanlah. Tebakanku benar, 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Between the Lies [Completed]
FanfictionDi antara larik-larik elegi dusta yang menyelubungi kehidupan Myung Soo, ada gelak tawa, derai suka cita dan cinta yang bukan lagi ilusi. Namun, Myung Soo baru tergerak untuk merengkuh semua itu ketika keluarga angkatnya mulai mengusik satu-satunya...