Meski rasanya gatal ingin membuat klarifikasi panjang, namun akhirnya Min Ji mencoba menuruti apa kata Myung Soo untuk mengurangi beban pikiran. Toh, tak semua opini yang ada mesti ditanggapi, sebagian malah akan menimbulkan pertanyaan lain bahkan mungkin menambah runyam jika direspon.
"Nona Kim Min Ji, ini smoothies pisang untukmu."
Min Ji terkekeh, ia kini memang sedang menyambangi kafe temannya. "Sudah lama tak kemari, kau suguhkan aku ini?"
"Kenapa? Kau bilang butuh minuman pereda stres."
"Memangnya ini bisa?"
"Aku menggunakan susu kedelai rendah lemak namun kaya folat, bisa meningkatkan kadar serotonin, dengan itu stres bisa ditangkis. Kuputarkan juga musik yang menenangkan. Setelah ini, pulang dan berendamlah. Jangan lupa sambil nyalakan lilin aromaterapi."
"Sepertinya hidupmu enak sekali. Mau bertukar kehidupan denganku?"
"Tidak, terima kasih. Oh, tamu spesial datang. Nikmati minumanmu, aku tinggal dulu sebentar."
Min Ji otomatis memerhatikan temannya yang bernama Soo Bin itu. "Tamu spesial? Pasti karena tampan. Aish, Soo Bin tetaplah Soo Bin, tak bisa melihat pria tampan," gumamnya sambil tertawa kecil.
Ketika minuman Min Ji hampir habis, Soo Bin baru datang lagi untuk menemani.
"Namanya Lee Yu Jin."
"Aku tak bertanya." Min Ji merespon dengan datar.
"Pertama kali melihatnya di observatorium Sunji. Membuatku beberapa kali berkunjung ke sana, mengikuti kelas yang dipandu olehnya."
"Mwo? Yang benar saja, dari semua tempat, apa yang membawamu ke observatorium? Bisakah mengarang sesuatu yang lebih masuk akal?"
"Yah, Min Ji, aku sama sekali tidak berbohong. Bahkan di salah satu kunjunganku, aku melihat Kim Myung Soo."
"Hah? Myung Soo? Kau pasti salah lihat."
"Mana mungkin. Aku memang belum pernah bertemu langsung dengannya, tidak mengenalnya secara personal tapi aku hapal betul wajahnya meski baru melihat fotonya saja. Ingatanku bagus."
"Lebih tepatnya, ingatanmu terhadap pria berwajah tampan."
"Eiy, secara tak langsung, kau mengakui kalau Myung Soo tampan."
"Ya ... karena memang begitu, 'kan. Oppa-ku juga termasuk tampan walau mengesalkan."
"Waktu itu, Myung Soo datang bersama seorang perempuan. Mereka tampak dekat. Apa dia punya pacar?"
"Ya ampun, Soo Bin, aku yakin kau pasti salah lihat. Mengira itu Myung Soo padahal orang lain."
"Kenapa kau seyakin itu kalau aku salah lihat?"
"Pertama, aku masih belum bisa memercayai fakta kau pergi ke observatorium. Kedua, Myung Soo dan seorang perempuan? Ayolah, dia terlalu sibuk untuk berpacaran."
"Bagaimana kau tahu, memangnya kau 24 jam bersamanya?"
"Tentu saja tidak, tapi ..." Min Ji pun teringat kalau sedang tidak di Woosung, Myung Soo akan menghabiskan waktu untuk menekuni hobi. Entah itu berada di studio atau pergi ke berbagai tempat, yang mana hasilnya pernah ia lihat di situs Captured By L.
"Tapi apa?"
"Aku hanya tahu kalau pekerjaannya banyak, kurasa tak tersisa waktu baginya untuk berkencan," jawab Min Ji yakin tak yakin. Saat bepergian untuk memotret, ia tak tahu apakah Myung Soo sendirian atau bersama seseorang.
"Astaga, bisa-bisanya kau berpikir seperti itu. Menolak fakta karena kecewa jika benar Myung Soo punya pacar?"
"Kenapa juga aku kecewa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Between the Lies [Completed]
FanficDi antara larik-larik elegi dusta yang menyelubungi kehidupan Myung Soo, ada gelak tawa, derai suka cita dan cinta yang bukan lagi ilusi. Namun, Myung Soo baru tergerak untuk merengkuh semua itu ketika keluarga angkatnya mulai mengusik satu-satunya...