5. Stargazing

120 34 12
                                    

Melihat optimisme So Eun seraya mengingat jalan hidupnya, relung hati Myung Soo terasa berat dan sesak. Perasaan seperti ini sebenarnya acapkali menghantam, dan So Eun adalah pelipurnya. Pilihan lainnya adalah Myung Soo melarikan diri dengan melakukan kegiatan yang dirasanya menarik hingga bisa sejenak melepaskannya dari realita yang memuakkan. "So Eun, mau melihat bintang?"

"Tiba-tiba? Waktu itu kau mengemukakan banyak alasan saat aku memintamu untuk mencoba memotret bintang di tengah polusi cahaya."

"Itu karena jenis teleskop yang kumiliki. Beda dengan teleskop yang ada di planetarium."

"Planetarium? Aku tidak jadi lelah, ayo ke sana. Tapi, bisakah langsung datang? Tidak harus melakukan reservasi dulu?"

"Kita hanya akan menyewa teleskopnya saja, aku punya kenalan."

"Oh, tidak heran. Kim Myung Soo dari Woosung, walau mengaku tak punya teman selain aku, tapi relasinya sangat luas."

"Aku pernah ikut program astronomi di sana, sejak tertarik dengan astrofotografi. Menyenangkan bisa mempelajari tentang alam semesta."

"Aku suka dengan pemandangan langit, tapi tak terpikir juga untuk datang ke sana apalagi mengikuti programnya. Sepertinya aku terlalu sibuk bertahan hidup. Yah, kenapa kau tidak mengajakku? Mengeksplorasi hal menarik sendirian saja."

"Bukankah kau sibuk bertahan hidup?" Myung Soo tertawa.

"Tertawa, ayo tertawa sepuasmu," decih So Eun yang akhirnya ikut tertawa juga.

"Aku sekarang mengajakmu. Jadi tenang saja, kalau ada hal menarik pasti akan kubagi juga denganmu."

Sunji Science Observatory adalah tempat yang dimaksud Myung Soo. Tak seperti kebanyakan observatorium yang berlokasi di lingkungan jauh dari polusi seperti pegunungan, Sunji justru berdiri di tengah kota.

Myung Soo menghubungi seseorang dan tak lama kemudian, seorang pria muncul memberi sambutan ramah.

"Myung Soo-ssi, kebetulan sekali aku yang bertugas malam ini dan kebetulan juga ada tempat kosong. Your lucky night."

"Berarti bisa mengikuti kelas pengantar dulu?"

"Bisa, ada beberapa orang yang sudah hadir di kelas."

"Baguslah. Ohya, aku membawa teman. Kenalkan, ini So Eun."

"Oh, hallo, aku Lee Yu Jin.

"Halo, aku So Eun. Terima kasih sudah mengizinkan kami datang."

"Observatorium ini terbuka untuk umum. Kita langsung saja, ayo ikuti aku."

So Eun heran karena Yu Jin membawa mereka ke kelas. "Kenapa kelas? Bukankah kita akan melihat bintang sungguhan menggunakan teleskop?" Bisiknya pada Myung Soo.

"Ada kelas pengantar dulu sebelum observasi," jawab Myung Soo.

"Kelas? Tidakkah itu akan membosankan?"

Yu Jin mendengarnya dan lantas berkata kalau pengalaman di kelas ini dijamin tak akan membosankan. "Justru akan membangkitkan naluri intelektualmu. Kau akan menyadari betapa sains itu menarik dan  menyenangkan untuk dipelajari secara langsung."

"Itu benar, kau akan mendapat wawasan baru tentang langit dan alam semesta secara umumnya. Kau akan paham kalau langit lebih dari sekedar romantis," celetuk Myung Soo.

Yu Jin tersenyum sementara So Eun mendelik tajam pada Myung Soo.

Hampir pukul 11 malam ketika kelas usai dan sesuai dengan perkataan Yu Jin, tak ada bosan sama sekali yang dirasakan So Eun bahkan lelahnya hilang berganti semangat yang ia sendiri tak bisa mendeskripsikannya. Penjelasan dengan gambar-gambar berkualitas tinggi dan menggunakan istilah yang mudah dipahami, menjadi hal yang membuat kelas ini jadi menarik.

Between the Lies [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang