6. Because of Her

130 33 14
                                    

Min Ji mondar-mandir sambil sesekali menengok ke arah luar, membuat Han Seok akhirnya menegur. "Itu tidak akan mempercepat kedatangannya, kenapa tidak duduk saja dengan tenang?"

"Kurasa aku terlalu bersemangat. Oppa dengan entengnya bilang padaku kalau tak akan ada pria yang menyukaiku dengan tulus. Bukankah hal yang sama berlaku juga untuknya?"

"Kita memang mesti waspada, tapi Min Seok meyakinkanku supaya tidak terlalu mengintervensi hubungannya dengan gadis ini. Bicara mengenai ketulusan, kau pikir pernikahan bisnis yang terjadi di antara keluarga konglomerat apakah mempertimbangkan hal itu?"

"Setidaknya ada keuntungan di kedua belah pihak."

Han Seok menggelengkan kepala. "Tak sesimpel itu. Ada kalanya satu keluarga diambang kebangkrutan karena itulah butuh pernikahan bisnis. Aku saja sulit menyeleksi beberapa gadis yang mau kukenalkan pada kakakmu."

"Lalu, pacarnya Oppa ini, apa Haraboji akan menyetujuinya?"

"Kita lihat nanti setelah bertemu."

"Kalau Myung Soo bagaimana, Haraboji akan memberinya kebebasan memilih atau justru membuatnya terlibat pernikahan bisnis?"

Han Seok termenung sebentar. Di satu sisi, ia selalu berpikir kalau Myung Soo adalah investasinya, jadi tentu saja ia akan terus memikirkan keuntungan materi jika berkaitan dengan Myung Soo. Namun di sisi lain, membesarkan Myung Soo sejak anak itu berusia sembilan tahun, tak bisa dipungkiri telah menumbuhkan perasaan sayang juga seperti kakek pada cucunya. "Kau sendiri bagaimana, adakah pria yang kau suka?"

"Eh, kenapa malah balik bertanya? Tentangku pula."

Pada akhirnya, baik Min Ji maupun sang kakek sama-sama tidak mendapatkan jawaban karena Min Seok keburu datang. Keduanya mematung sebentar saat Min Seok memperkenalkan gadis yang berdiri di sampingnya.

Min Seok sempat tak tahu mesti berbuat apa setelah memperkenalkan So Eun karena ia merasa suasana jadi canggung, ditambah cemasnya tiba-tiba muncul karena terbersit di pikirannya bagaimana jika kakek diam-diam menyelidiki tentang So Eun.

Sama halnya dengan So Eun yang tadinya cukup percaya diri, malah jadi gemetar. Bagi So Eun, suasana ini lebih dari sekedar canggung. Rumah megah berisi perabotan mewah ini sangat mengintimidasinya. Terlebih, baru kali ini ia bertatap muka langsung dengan Kim Han Seok. Sorot lelaki tua itu sangat tajam, membuat So Eun makin paham kenapa Myung Soo sangat tunduk pada kakek angkatnya itu.

"Hai, aku Min Ji. Mungkin kau pernah dengar tentangku dari Oppa." Min Ji memecahkan keheningan, dengan senyum hangat dan tangan yang terulur pada So Eun.

Dengan sedikit gugup So Eun membalas uluran tangan Min Ji lalu tak terduga gadis itu menariknya untuk mengikis jarak dengan Han Seok. Setelah itu, So Eun merasakan sentuhan tangan Min Ji di pundaknya.

"Haraboji, sambutlah Kim So Eun dengan hangat. Jangan jadikan suasana jadi angker. Dia mungkin takut melihatmu."

Ucapan Min Ji membuat Han Seok tertawa. "Aku membuatmu takut, ya?"

So Eun meneguk ludah lalu memaksakan senyum kemudian menunduk memberi hormat.

Min Seok lega, kemampuan interpersonal Min Ji memang bagus. Ia memuji adiknya itu, namun dalam hati saja karena menurutnya jika disampaikan langsung malah membuat Min Ji jadi besar kepala.

"Aku ingin sekalian makan siang denganmu, makanya memilih waktu ini. Tapi sebelumnya, bagaimana jika berbincang dulu?" Tawar Han Seok.

"Tentu," angguk So Eun.

Tidak di ruang tamu, melainkan taman belakang rumah dengan desain tak kalah ciamik dengan ruangan dalam rumah, yang dijadikan tempat berbincang.

"Aku mengusulkan tempat ini saja supaya bisa santai, kau mungkin akan merasa lebih rileks di sini, udara juga cukup segar," kata Min Ji kemudian mempersilakan So Eun untuk duduk.

Between the Lies [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang