"Maksudku begini, di depan Haraboji dan Min Ji jangan seperti itu." Min Seok sedikit kelimpungan menjelaskan maksud permintaannya agar Myung Soo menghentikan perhatian-perhatian kecilnya pada So Eun.
Myung Soo masih menatap Min Seok, sungguh ia tidak suka dengan apa yang diminta lelaki itu barusan.
"Myung Soo, kita akan makan bersama. Bersikap biasalah pada So Eun, aku tidak bilang pada Haraboji kalau So Eun adalah temanmu. Itu maksud ucapanku tadi."
"Oh, aku bisa saja melakukannya. Bersikap dingin adalah keahlianku. Tapi, kau juga jangan lupa untuk menjaga perkataanmu. Ini hanya sandiwara, jangan mengganggunya di luar urusan yang berkaitan dengan Haraboji."
"Kau ini, sekarang benar-benar sudah ahli bernegosiasi."
"Kau bilang posisi kita sama, tentu saja aku bisa bernegosiasi sama halnya dengan dirimu."
Min Seok tertawa. "Kau seserius ini, membuatku merinding."
"Kita sedang membahas So Eun, aku tak bisa bercanda."
"Ucapanmu itu bisa membuat siapapun mengira kau ada hubungan dengannya."
"Hubungan seperti apa yang kau maksud, memangnya pertemanan itu bukan sebuah hubungan?"
"So Eun hanya temanmu, 'kan? Santai saja lah, aku juga bukan yang akan memanfaatkan dan merugikannya. Aku janji akan bersikap baik."
"Aku mungkin tak paham makna pertemanan, tapi aku tahu So Eun sebagai temanku tidak pantas dilabeli dengan kata hanya, seolah dia tidak berharga."
"Well, bukan maksudku juga meremehkan dia sebagai temanmu. Ah, Myung Soo, tampaknya kau cukup sensitif saat ini. Bagaimana kalau istirahat saja, pekerjaan menumpuk memang membuat pikiran dan perasaan jadi kacau. Aku pergi duluan, ya. Ada janji dengan teman-teman klub berkuda."
Myung Soo terlalu mengenal Min Seok, karena itulah ia tak bisa percaya begitu saja dengan jawabannya. "Mungkinkah ..." gumamnya namun segera menggelengkan kepala, coba menghalau pikiran jelek yang sempat berkelebat.
Sementara Min Seok yang tadinya bilang ada janji dengan teman-teman klub berkudanya, mendadak berubah pikiran ketika melihat So Eun berdiri di tepi jalan seperti sedang menunggu taksi. "Katanya mau merayakan ulang tahun sepupunya. Apa gadis di sebelahnya itu adalah sepupunya?" gumam Min Seok yang memperlambat laju mobil untuk kemudian menepi.
Min Seok memasang masker dan memakai topi lalu turun menghampiri So Eun. "Hei, sedang apa di sini?"
So Eun mengernyit sebelum menyadari kalau lelaki yang tiba-tiba muncul itu adalah Min Seok.
"Ne, ini aku. Katanya kau mau merayakan ulang tahun sepupumu."
"Batal," jawab So Eun seraya menarik tangan gadis di sebelahnya yang tak lain adalah Ji Hu. "sepertinya itu taksi kosong, ayo pulang."
"Shireo! Tak bisakah menghiburku? Ini ulang tahun terburuk yang pernah kualami." Ji Hu menolak ajakan So Eun, bahkan menepis tangan kakak sepupunya itu.
"Kau ingin acara di luar, tidak bersama orangtuamu. Aku sudah mengaturnya, kau mengacau. Bahkan mengirim pesan supaya teman-temanmu tak usah datang. Kau sendiri yang membatalkannya."
"Eonni pikir aku bisa meneruskan acara di tempat itu?"
"Tunggu," lerai Min Seok. "aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi jangan biarkan kejadian buruk mewarnai hari ulang tahun. Bagaimana jika aku memberi hadiah untuk nona yang sedang berulang tahun?"
"Jangan ikut campur," sergah So Eun.
"Kau siapa?" Tanya Ji Hu.
Min Seok dengan cepat mengeluarkan ponsel dan mengetik namanya di situs pencari, lalu ia buka maskernya sambil menunjukkan hasil pencarian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between the Lies [Completed]
Fiksi PenggemarDi antara larik-larik elegi dusta yang menyelubungi kehidupan Myung Soo, ada gelak tawa, derai suka cita dan cinta yang bukan lagi ilusi. Namun, Myung Soo baru tergerak untuk merengkuh semua itu ketika keluarga angkatnya mulai mengusik satu-satunya...