17-Jawaban

214 21 1
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh 🙏
Bismillahirrahmanirrahim 🦋

Salam 6 Agama❤️
Bagaimana kabar kalian semua? Semoga baik-baik aja ya.
Cerita keduaku, semoga kalian suka>3 Jangan lupa tinggalkan jejak kalian 📌

⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️
Kalau ada typo komen ya bund

⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️Kalau ada typo komen ya bund

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

><

Setibanya di ruangan Alvaro Vera menempatkan dirinya untuk duduk di kursi yang sudah disediakan.

"Ada perlu apa, Pak Alvaro cari saya?" tanya Vera.

"Jadi gimana, Vera?" Alvaro bertanya balik.

Vera tahu kemana arah pembicaraan Alvaro. Tapi ia enggan menjawab langsung. "Maksudnya, Pak?"

"Jadi gimana Vera Shaillyn Lovania? Tentang jawaban semalam. Saya menunggu kamu memberi jawaban ke saya," jelas Alvaro membuat Vera kicep saat laki-laki berumur 20-an di depannya mengucapkan nama panjangnya.

Vera memainkan jarinya yang tak gatal diatas rok yang dia kenakan. "Gimana ya Pak? Saya bingung harus jawab apa."

"Kenapa harus bingung, hm?" Alvaro menatap Vera dengan tangan melipat yang ditaruh di atas meja ruangannya.

"Vera bingung banget sama bapak! Maaf ya pak sebelumnya dengan berat hati Vera minta maaf. Bisa-bisanya om-om kayak bapak suka sama Vera? Bapak kurang laku atau gimana sih? Kok suka sama anak SMA!?" Ujar Vera sedikit emosi.

Alvaro terkekeh pelan sambil menggelengkan kepalanya. "Kamu ini gak berubah sama sekali. Masih aja emosi kayak dulu."

Vera membelalakkan matanya. "Emang kita pernah ketemu Pak waktu dulu?"

"Iya, apa kamu gak ingat?"

Vera menggelengkan kepalanya. "Bapak jangan bohongin saya. Perasaan saya gak pernah tuh ketemu sama bapak."

"Apa saya setua itu? Sampai-sampai kamu memanggil saya bapak," ucap Alvaro tak terima.

Vera tersenyum tipis. "Kalau gak dipanggil bapak, terus saya manggil pak Alvaro apa? Emang bapak sudah tua kan?"

Mampus gue keceplosan, nih mulut emang gak bisa diajak kerjasama, batin Vera merutuki dirinya sendiri.

"Maaf Pak, Vera gak bermaksud bilang bapak tua," kata Vera memohon saat menatap mimik wajah Alvaro sudah berubah.

Sedetik, dua detik, tiga detik tak ada sahutan dari laki-laki di depan Vera. Kini tak ada suara satu pun yang mengisi ruangan itu. Keadaan menjadi sangat canggung bagi Vera, dirinya bingung harus mengatakan apa.

Ya Allah bantu hamba, hamba bingung mau gimana lagi hadapin guru satu ini, batin Vera melihat Alvaro yang masih dengan mimik wajah dingin dan sedikit ada rasa kesal.

Guruku, Kekasih Halalku [ON GONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang