24-Kebenaran

259 24 16
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh 🙏
Bismillahirrahmanirrahim 🦋

Salam 6 Agama❤️
Bagaimana kabar kalian semua? Semoga baik-baik aja ya.
Cerita keduaku, semoga kalian suka>3 Jangan lupa tinggalkan jejak kalian 📌

Btw kalian tahu cerita ini dari mana? Komen dong, aku pengen tahu hihihi siapa tau ada yang dari t*k tok mampir ke sini😀

⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️
Kalau ada typo komen ya bund

⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️Kalau ada typo komen ya bund

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Jangan duduk di belakang, saya disini seperti sopir kalian berdua aja," ucap Alvaro dengan formal.

"Ya elah bang gak usah formal-formal juga kali ngomongnya kalau ada kak Vera. Baku amat," Zea sedikit kesal dengan sikap kakaknya itu.

Vera hanya bisa menghela nafas melihat Zea dan Alvaro. "Zea! Kamu duduk di depan aja."

"Gak ah males," ucapnya menolak. "Kenapa gak kak Vera aja yang di depan? Hitung-hitung latihan jadi calon istri bang Varo." Zea mengucapkannya tanpa ada sedikit dosa.

Vera merasa canggung jika sudah begini. "Kamu aja deh, gak enak kalau aku yang duduk di depan."

"Kamu duduk di depan! Kalau dalam hitungan ke lima kamu gak pindah ke depan, saya gak akan jalanin mobilnya." Terdengar sedikit memaksa namun itu juga terdengar seperti ancaman.

Vera dan Zea saling mengernyitkan dahinya kebingungan dengan ucapan dari Alvaro. "Abang nyuruh siapa?"

"Vera."

"Saya, Pak?" Vera menunjuk dirinya sendiri. Terlihat Alvaro mengangguk membuat mimik wajah Vera berubah lesu.

"Satu,"

"Dua,"

Vera mau tak mau turun dari mobil dan menuruti perintah Alvaro untuk duduk di depan, tepatnya sebelah kursi pengemudi.

Setelah Alvaro rasa Vera sudah memakai sabuk pengaman, dirinya mulai menyalakan mobil dan menjalankannya menuju ke rumah Vera.

Selang beberapa menit kemudian mobil milik Alvaro sampai di depan rumah Vera.

"Makasih banyak Pak atas tumpangannya." Vera melepas sabuk pengaman dan memakai tasnya kembali.

"Sama-sama," jawab Alvaro singkat.

Tentu interaksi mereka berdua tak lepas dari pandangan Zea. Wanita yang masih duduk di bangku SMP itu menghela nafasnya panjang melihat Alvaro begitu cuek dengan Vera.

"Astaghfirullah Abang, cuek amat sih jadi orang! Kak Vera malah malas buat ngomong sama bang Varo nanti," ujar Zea.

"Benar gitu, Vera?" tanya Alvaro tanpa merasa bersalah.

Vera sedikit cengengesan menanggapinya. "Gak kok Pak hehehe."

Alvaro melirik Zea sekilas.

"Iya kak Vera bilang gak tapi dalam hatinya iya," tutur Zea saat Alvaro merasa cuek dengan omongannya.

Guruku, Kekasih Halalku [ON GONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang