Tanpa Deskripsi 😁
Bahasa non baku, yaaa✌
Yeyy cerita baru, penghilang kegalauan dikala habis membaca Home-Blaclvelvet🤣 Gue sampe takut njirr, banyak reader yang ngamuk karena end nya meresahkan 🤣
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-
-
-
-
*Happy reading*
****
Seorang gadis cantik yang terbaring lemah di atas brangkar diruangan serbah putih dan dingin, dengan berbagai macam alat medis yang berserang di tubuhnya.
Monitor hemodinamik dan saturasi yang masih menampilkan gelombang denyut jantung berjalan dengan normal.
Gadis itu sekarang tengah berada diruangan ICU, ruangan keramat. Ruangan yang ditakuti orang-orang jika anggota keluarga nya berada diruangan tersebut.
"Kapan kau akan bangun? Ini sudah terlalu lama, apa kau tidak merindukan kami semua?"
Ya itu ucapan seorang gadis, yang tengah duduk di samping brangkar gadis yang masih menutup matanya itu, Ia duduk dengan airmata yang sudah berjatuhan.
"Apa kau tidak berniat melihat kami lagi? Ini sudah sangat lama.. Dan kau masih betah menutup matamu, kau lihatlah seluruh anggota keluarga mu, mba yooona, mereka benar-benar merindukan mu. "Dan kami semua juga sudah merindukan mu, Jihan! Kumohon berikan kami sedikit perkembangan, agar kami bisa lebih bersemangat lagi untuk menunggu mu membuka mata."
Hiksss...
Jennie ya dia gadis yang menangis menatap pilu keadaan sahabat nya yang belum juga membuka matanya.
Ia Jihan, gadis yang sudah mengalami koma dengan jangka waktu yang cukup lama.
Sudah hampir setahun Jihan mengalami koma, dan hingga saat ini gadis itu masih enggan membuka matanya.
Sudah setahun gadis itu menutup matanya, Setelah tragedi Natal yang harus membuat gadis cantik itu mengalami koma hingga saat ini.
Terhanyut dalam tangisan, jennie tak menyadari gadis yang ia tangisi tengah bergerak gelisah dengan airmata yang sudah membasahi pipinya, entah ada apa dengan gadis itu tapi sangat terlihat bahwa Jihan gadis itu tengah menangis dalam mimpi nya.
Jennie yang Merasa brangkar goyah, segera mendongak menatap tubuh Jihan yang tampak bergerak gelisah. Jennie panik.
"Jihan? Jj-ihan?"Gumam jennie.
Jennie yang kalut langsung berlari keluar untuk memanggil dokter, Jihan kembali kejang-kejang, sekedar informasi minggu lalu Jihan juga mengalami hal yang sama.