chapter 50

1.2K 190 43
                                    

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

-

-

-

*Happy reading*

****

Seminggu kemudian...

Sudah seminggu Jihan sadar dari komanya, tapi dokter belum memperbolehkan Jihan pulang, karena kondisi Jihan yang belum stabil. Terlebih jihan sering sekali mengalami sesak.

Dirumah sakit kali Ini Jihan tengah sendiri berada di ruangan nya. Sebenarnya ada jeje dan yeri yang tugas ngejagain dan nemenin si Jihan.

Tapi dua anak itu pamit sebentar katanya mau beli makanan, tinggalah Jihan diruangan sendiri. Nga sendiri juga sihh, ada suster yang yeri suruh tadi buat ngepantau Jihan. Tapi entah ada dimana tu suster, oh munkin keluar sebentar.

Jihan terus mengumpat Rasanya menyebablkan sakit seperti ini, Jihan berusaha untuk bangun dari Brangkarnya, seraya menahan sakit didadanya.

Sialan, disaat sendirian begini malah asma nya kambuh. Tangan kiri Jihan memegang dadanya, oh Ayolah dadanya terasa amat benar-benar sesak sekarang.

"Ss-suster!"Panggil jihan lirih. Munkin karena terlalu menahan rasa sakit didadanya, dahi dan baju bagian punggungnya basah karena keringat.

"S-suster? Jeje? Yerm?"Jihan masih berusaha menahan sakit di dadanya yang teramat amat sesak. Ini orang-orang kemana sih? Sialan sekali, rumah sakit elit suster nya nga ada yang jagain.

Tangan jihan yang tadinya memegang dadanya, kini beralih terulur memegang hidung nya karena merasakan ada yang mengalir dari lubang hidung nya.

Jihan mengulum bibir bawah nya saat melihat darah dijemarinya yg Ia buat untuk memegang hidungnya tadi. Ia mimisan?

"Sialan, ini dara ngapain keluar lagi?"Umpat jihan.

Ceklekkkk...

Pintu ruangan jihan dibuka pelan."Jihan kita bawa banyak....oh gost jihan? Jihann?" Yeri dan jeje bersamaan mempercepat langkah mereka, saat melihat keadaan Jihan yang terlihat merasa kesakitan.

"Suster!? Dokter!?Sialan, dokter? Suster!! Jeje tolongin!"Panik yeri lari keluar manggil dokter dan suster buat meriksa Jihan. Sedangkan jeje mencoba menenangkan Jihan yang terlihat kesulitan bernafas.

Oh Ayolah yeri karena panik malah manggil dan teriak manggil jeje di lobi rumah sakit. Soalnya karena cita-cita jeje pengen jadi dokter hewan, jadi yeri reflek manggil nama jeje. Padahal gak ada hubungan nya sama Jihan yang tengah kesakitan.

Family FRIENDS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang