[Jumat, 9 Desember 2022]
Seminggu terakhir ini kesibukan Harmoni sering dihabiskan di Daydream Radio, tepatnya di Studio Enam. Nino dan teman-temannya hadir sebagai pengisi di Corner Musik. Mereka cukup dikenal di lingkungan studio karena berada di bawah naungan manajemen yang sama dengan Dayly.
"Guys, mulai minggu depan yang nemenin gue siaran itu kan Nino sama Kamal. Buat yang lainnya, kalian tetep ke sini aja buat dapet briefing dari tim. Fyi dikit, bakal ada project siaran terbaru dan kalian ikut nemenin penyiar di acara tersebut," ujar Brian ketika sudah selesai kegiatan. "Oh penyiarnya dari Dayly juga. Jadi, santai aja ya."
Semua nampak antusias karena bisa bekerja sama dengan grup musik senior yang juga menjadi panutan banyak orang.
"Nino, lo switch gedung sama kakak lo ya?" ledek Brian kepada Nino diselingi bercanda. "Nina gue minta handle project Dayly di Studio Dream."
Jelas saja hal itu berhasil menarik perhatian Gama. Hanya Gama yang tertarik dengan informasi tersebut karena teman-teman yang lainnya sedang asik mengobrol dengan staff siaran.
"Gue sengaja mindahin dia ke sana biar nggak ada perang dingin. Soalnya Ega yang bakal jadi penyiar di project baru nanti."
"Oh, project yang temen-temen Harmoni juga diikutin ya?"
Brian mengangguk. "Padahal ya udah sih biasa aja gitu."
Nino tertawa. "Bilangnya ke gue, dia nggak mau wasting time debat sama Ega."
Pantas saja Gama sulit menemukan keberadaan Nina di Daydream. Itu karena Nina sedang berada di Studio Dream. Alasannya karena kepentingan pekerjaan, dan juga alasan pribadi.
"Nah, itu orangnya dateng. Baru kita omongin," ujar Brian. Gama beralih pandang pada pintu masuk dan menemukan Nina. Keduanya saling menatap sejenak, lalu Nina menyapa semua yang ada di ruangan. "Wih, mode akur nih lo berdua?!"
Nina tidak datang sendirian.
"Tim udah ngasih tahu soal siaran minggu depan?" tanya Nina pada salah satu staff. "Oh, ok- Semuanya, nanti tim bakal ngasih tahu teknis lebih lanjutnya terkait tugas yang baru ya. Di sini udah ada Ega, kalian pasti udah kenal. Dia yang bakal jadi penyiar di project baru untuk hari Rabu-Kamis. Dan yang bakal jadi partner, Milo sama Gama."
Keriuhan memenuhi ruangan sebab Milo dikenal sebagai seorang yang cocok untuk dipasangkan menjadi partner siaran. Sedangkan Gama, dikenal sebagai seorang yang humornya selalu tepat pada tempatnya. Kedua orang tersebut sudah paket komplit kalau dijadikan satu.
"Milo kesempatan emas ini untuk berkarir di dunia broadcasting," sahut Nino.
"Itu Gama udah punya stok jokes banyak tuh. Lo enak, Ga. Mereka berdua yang paling ramai pokoknya," tambah Brian.
Gama memperhatkan Nina yang masih mengobrol dengan staff lainnya. Rasanya, seperti sudah lama sekali ia ingin melihat Nina lebih lama seperti sekarang. Meskipun tidak banyak percakapan di antara keduanya, dan komunikasi melalui pesan singkat masih terasa flat, Gama sudah cukup merasa senang.
"Wait. Kayaknya ada yang keliru." Nina menginterupsi Ega yang tengah mengobrol dengan Brian. Nina memberikan ponsel pada Ega untuk melihat pesan di sana. "Bener kata gue sebelumnya. Yang jadi partner lo itu Milo sama Hito."
"Kemarin yang dibahas di rapat nggak begini," Ega memberikan kembali ponsel Nina. "Gue udah kompromi sama tim. Udah fix juga. Semua nggak ada yang protes."
"Ketua timnya nggak dateng pas rapat, mau fix gimana? Dia baru dikabarin sama tim semalem, dan ini baru ada deal," sanggah Nina. Ia langsung mengutarakan itu kepada Milo dan Hito. "Kalian ikut siaran Rabu dan Kamis, ya? Nanti tim bakal briefing untuk selanjutnya. Santai aja, ok?"