0. Awalan

53 5 0
                                    

[Keluarga Nino-Nina]

Nina dan keluarganya tengah makan malam bersama di salah satu restauran ternama ibukota, Royal Restauran. Papa, Mama, Nina, dan Nino selalu memiliki kegiatan makan bersama di setiap akhir pekan. Di sela kesibukan kedua orang tuanya, waktu kebersamaan seperti sekarang ini adalah salah satu cara agar Nino dan Nina selalu dilindungi oleh kasih sayang. Hal tersebut tidak bisa digantikan oleh hal lainnya demi mejaga keharmonisan satu sama lain.

"Nino udah di mana, Na? Coba telfon." Titah Mama yang sembari mempersiapkan piring saji untuk anak laki-laki kesayangannya.

"Di parkiran bilangnya, Ma," jawab Nina yang baru saja memeriksa pesan di ponselnya.

"Sendiri atau sama temennya yang anak ketua RT komplek itu?"

"Yang mana, Ma?" tanya Nina kembali. "Nina nggak begitu hapal sama temennya Nino."

"Yang biasanya ke rumah itu loh. Anak cowok yang rambutnya agak gondrong."

"Ada dua kan, Ma." Nina sedikit berpikir. "Papa tau, Pa? Nina nggak begitu merhatiin."

"Anaknya Pak Gatot yang nomor 2. Itu mainnya sama Nino dari kecil. Kalau yang pertama itu udah nikah kan," jelas Papa.

"Oh, Gama. Kurang tau ya, Ma. Nino nggak bilang ke sini sama siapa," ujar Nina. "Pak Gatot itu sekarang ketua RT ya, Pa?"

"Iya, selingan dari ngurusin bisnisnya. Papa udah telfon Pak Gatot tadi buat nitip kalian berdua. Tapi tetep kalian nanti bertamu ke sana, ya? Jadi anak yang baik dan sopan."

"Pasti itu, Pa. Tenang aja."

Tak lama Nino datang. Ia langsung duduk di sebelah Nina.

"Kok sendirian? Cewek lo-" bisik Nina langsung dicegah oleh Nino. Ia mengalihkan pandangannya ke kedua orang tuanya.

"Kamu nggak mau pertimbangin lagi soal pindah, Nino?" Papa bertanya.

Nino menggeleng setelah meminum air lemon pesanannya. "Barangnya udah di rumah sana semua, Pa. Masa nggak jadi pindah? Hahaha."

"Klise," bisik Nina.

"Projek Nino sama temen-temen udah mulai jalan. Kalau Nino bolak-balik dari rumah mama ke komplek My Page, malah tua di jalan"

"Papa sama Mama kenal sama tetangga di sana. Soal keamanan, nanti ada orang Papa yang buat jagain kalian. Kalau ada apa-apa, bilang Papa langsung ya?"

"Iya, Pa."

"Siap, Pa!" sahut Nina.

Mereka melanjutkan makan bersama diselingi bincang-bincang. Nino berusaha untuk mengalihkan topik pembicaraan agar tidak ada lagi negosiasi soal pindah rumah ke komplek My Page. Ia sengaja ingin menempati rumah milik mamanya di sana sebab terdapat teman sebayanya yang tinggal di sana. Pun Nina turut membantu Nino untuk mencari topik bahasan lainnya. Alasan Nina ikut pindah dengan Nino dikarenakan ia punya alasan tersendiri.

"Nina, kamu masih kerja di stasiun radio itu?" tanya Papa.

"Daydream Radio, Pa. Masih, Nina masih di sana."

"Masih pacaran sama yang Ega?" tanya Papa kembali.

"Udah nggak!" Nina berseru. "Udah lama putusnya."

"Kak Nina sekarang deket sama yang punya home stay itu loh, Pa."

"Siapa? Brian?" tebak Papa.

Nina menggeleng sebagai tanda penolakan.

"Pantesan Brian sering ngajak ngobrol kalau pas ketemu pagi-pagi. Anaknya ramah, bintang lima."

Hello, New PageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang