1. Suka Lo

5.2K 165 3
                                    

Pagi ini sungguh cerah, bagaimana tidak? lihat saja matahari yang muncul penuh namun tak menyengat, dan langit biru yang begitu cerah dengan berlapiskan awan-awan abstrak nan indah. Dan satu lagi, angin sepoi-sepoi yang jarang sekali hadir di pagi ini.

Tapi sangat benar di sayangkan, hari ini adalah hari senin. Hari yang begitu membosankan juga menyiksa bagi sebagian anak pelajar, termasuk Rendy.

Rendy, pemuda yang mempunyai perawakan tubuh berkulit putih bersih, dengan wajah yang di hiasi hidung mancung, mata nya yang kecil namun tak sipit, dan jangan lupa bibir tebal merah muda anak itu yang masih mencibir dan mengroasting hari ini.

"giliran enak begini aja senin yang dapet. ga adil bener." Kesal nya berujar pelan.

"udah ga bisa bolos lagi, bangsat." Sambung nya, tak lupa di akhir kalimat nya, ia mengumpat untuk hari ini.

Pemuda itu masih menatap ruang kelas di mana semua teman sekelas nya belajar. Sekilas ia hanya sedikit mendengar perkataan guru nya—bu Ruli yang sedang menjelaskan tentang aljabar juga kawan-kawan nya.

Mendengar kata 'aljabar' saja sudah membuat Rendy berpikir, apalagi di suruh memahami. Pecah mungkin kepala nya sekarang.

Mata nya yang sudah bosan menatap papan tulis yang banyak bertuliskan angka-angka kehidupan, beralih menatap jendela tepat di sebelah meja nya.

Manik coklat itu menangkap objek lapangan basket. Ah teringat itu, ia sekarang ingin mengdribble bola besar tersebut.

"kapan dah semua ini selesai?" Tanya nya tak tau kepada siapa. Ia terus memandang, sampai dimana penglihatan nya mengarah kepada seorang pemuda berkulit kuning langsat sedang berlari mengelilingi lapangan sepak bola.

"dih? masih pagi juga udah keringetan." Sindir nya. Rendy sedikit bingung dengan jadwal pelajaran olahraga di sekolah ini, ada-ada saja di pagi hari berlarian seperti itu.

krinnggg.....

Acara memandang rendy terhentikan di saat bunyi bel istirahat menggema di telinga nya. Puji tuhan, akhirnya setelah sekian lama menunggu istirahat juga pikirnya.

"ren, yuk ke kantin."

Itu Kevin, salah satu teman karib Rendy. Mereka berdua memang sekelas, tapi di karnakan tempat duduk yang harus menyesuaikan nomor absen, mengharuskan mereka duduk berjarak lumayan jauh. Kira-kira terhalau 2-4 kursi dari sisi kanan Rendy.

"tanpa lo ajak juga, gue pasti ke kantin." Jawab rendy. Tanpa basa-basi, mereka berdua melangkah kan kakinya keluar dari kelas dan menuju kantin sekolah untuk mengisi lambung yang sudah meraung kelaparan.

Di tengah perjalanan, mereka di pertemukan oleh Satrio. Pemuda itu juga salah satu teman karib Rendy dan Kevin.

Di sekolah ini, banyak yang mengetahui mereka bertiga berteman. Dari saat masih menjadi anak kelas 10 sampai sekarang mereka sudah dua tahun bersama, tepat di kelas 12 sekarang.

"coy, tungguin gue nape bangsat. buru-buru banget." Ucap Satrio sedikit kesal. Teman nya meninggalkan dirinya sendiri menuju kantin.

"lama lo, laper gue." Balas Kevin.

"ya kan kabarin gitu kan bisa." Balas Satrio tak kalah benar. Hanya karna masalah kecil mereka bisa saling adu mulut begini.

"yaelah nih bocah dua. udah ngapa si malah berantem." Rendy hanya bisa menatap kedua nya kesal. katanya lapar mengapa sekarang malah bertengkar.

Akhirnya Rendy mendahului Kevin dan Satrio untuk menuju ke kantin lebih dulu. Kalau ia masih menunggu kedua nya, bisa-bisa kepalan tangan nya melayang karna emosi.

Like You! (DAVIREN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang