32. The 1975

547 49 11
                                    

"ck bisa ga si lo? kalo muncul aba-aba dulu?" Rendy berseru kesal. Alis nya menyatu. Ia menatap galak pemuda tinggi yang sudah duduk bersebelahan dengan nya sekarang.

"seharusnya gue yang kaget kak." Balas Davi tertawa. Jujur saja. Saat ini hatinya sedikit gelisah, karna salah tingkah. Sebab di ruangan itu hanya ada dirinya dan sang pujaaan hati. Rendy.

"gue dari lama udah disini, tiba-tiba ada kak ren." Lanjut nya jelas. Mata nya ikut tersenyum, saat bibir nya melengkung manis.

Rendy meremang. Ia kikuk. Namun, tetap mencoba membalas senyuman itu. Rendy tersenyum datar.  Kemudian netranya tak sengaja melihat gitar yang masih di genggam oleh adik kelas nya itu.

"lo bisa main gitar?"

"bisa, gue kan gitaris kak." Ujar Davi, masih dengan tersenyum. Fokus nya sekarang, terbagi pada senar gitar yang ia utak-atik.

Itu sedikit mengejutkan bagi Rendy. Ia ingat dulu, sewaktu Adira terus menceritkan hal random yang ia alami. Perempuan itu memang pernah berkata jika Davi mahir bermain gitar, tapi ia tak pernah tau jika anak itu seorang gitaris.

"kak? lo mau denger gue main?" Tawar Davi tiba-tiba. Sejenak netranya menatap lekat bola mata hitam milik Rendy. Memukau. Favoritnya.

Rendy menjawab datar. "biar pun gue nolak, lo pasti tetep main." Anak itu merebahkan punggung nya, pada sofa.

"iya juga yaa," Davi tertawa sebentar, sembari tangan nya mengetik dan mencari sebuah instrumen lagu di handphone miliknya. Kemudian, ia lanjut menyengir, "nah ini cocok." Ujarnya.

Rendy hanya diam memerhatikan Davi, yang sedang memetik senar gitar nya main-main. Namun lihat, maniknya teralihkan sepenuhnya kepada sang gitaris, bukan gitarnya lagi.

Rendy baru tau satu hal. Dilihat dari sedekat ini, ternyata pemuda itu, terlihat tampan.

"dengerin kak, resapin, sama rasain lirik lagu nya." Ucap Davi, yang sempurna membuat Rendy membuayarkan lamunan sejenak nya itu.

Davi melihat lekuk jemarinya. Netranya menutup, saat ia mulai menyanyikan sebuah lagu.

Hening. Rendy terdiam saat Davi mulai memetik senar gitar nya. "Heartbeat Is comin' in so strong."

Gotchaa, Rendy menelan ludah nha. Hanya dengan satu lirik pertama. Ia sudah tau lagu apa yang di nyanyikan oleh pemuda berkulit kuning langsat tersebut.

Tak lama, petikan senar itu menjadi nada. Mengalun indah, bersebelahan dengan suara yang cukup merdu. Menurutnya.

"Oh, if you don't stop.
I'm gonna need a second one.
Oh, there's somethin' I've been meaning to
Say to you, baby
Yeah, there's somethin' I've been meaning to
Say to you, baby, but I just can't do it."

Lirik terakhir yang terucap, seketika membuat tubuh Rendy kembali meremang. Kali ini, juga disertai dengan salah tingkahnya.

Jarak tubuh mereka yang lumayan berdekatan,  membuat Davi tersenyum kecil. Tak lama, petikan senar kembali terdengar. Ia melanjutkan lirik lagunya. Kali ini dengan sedikit mencuri tatapan dari sang pujaan hati.

"What a call, moving in
I feel like I can loosen my lips
I can summarize it for you
It's simple and it goes like this."

Davi menjeda sebentar, sebelum ia menatap lekat Rendy yang juga kebetulan sedang menatap nya. Kedua insan tersebut saling menatap satu sama lain.

Davi tersenyum penuh arti, sebelum tangan nya memetik pelan senar gitarnya lagi, dan mengatakan inti sesungguhnya dari lagu yang ia nyanyikan.

"and, I'm in love with you kak."

Like You! (DAVIREN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang