2. Kepikiran

1.6K 109 1
                                    

Rendy terbaring lesu di atas ranjang milik nya. Energi nya hari ini tiba-tiba menghilang sejak kejadian di kantin sekolah pagi tadi.

Dimana ada anak lelaki yang tak tau malu menyatakan perasaan suka kepada dirinya. Apakah anak itu gila, apa buta? Secara anak itu tak melihat keadaan sekitar dan langsung berbicara tanpa berpikir dua kali.

flash back:

"ren, udah si jangan nekuk mulu tu muka. bercanda doang kali tu anak." Ucap Satrio menenangkan. Pasalnya anak berkulit putih bersih itu terus saja menampilkan wajah kesal yang sama sejak tadi.

"canda kata lo?" Tanya Kevin. Jujur kevin sedikit kecewa dengan itu. Apakah Rendy tak jadi menadapat kan seorang kekasih?

"iya, mikir lah vin yakali ada cowo yang suka modelan bandel sok narsis begini." Jelas Satrio yang menatap Rendy prihatin.

Rendy adalah lelaki yang cukup terkenal di sekolah, bukan karna kepintaran nya melainkan ia adalah salah satu anggota club basket yang banyak di ketahui oleh semua siswa.

Wajah nya yang tampan juga manis, menjadi alasan mengapa ia mempunyai banyak penggemar di sekitar nya. Tapi yang satu ini ia yakin, anak itu bukanlah penggemar nya. anak itu gila.

"eh, tapi kalo diliat-liat lo manis ren. ya ga yo?" Tanya Kevin kepada Satrio. Dengan cepat Satrio mengangguk. Itu kenyataan kawan yang tak bisa di pungkiri.

"ehh iyaa ya." Balas Satrio. Kedua nya memandang wajah Rendy yang menatap mereka tajam.

"bangsat lo pada!" Umpat Rendy. Ia semakin kesal sekarang, tadi ada bocah tak jelas yang datang entah dari mana, menyatakan rasa suka kepadanya. Dan sekarang kedua teman nya itu mengatai dirinya manis? Asu batin nya.

"hahaha canda ah ren, lo mah sensian mulu." Goda Kevin. Satrio hanya bisa menanggapi dengan tawaan renyah.

"yang mana si bocah nya. berani banget ngomong begitu ma rendy." Tanya Satrio.

"lo si mesen lama bener," Kevin membuka permen yang ia genggam. Dan memasukkan benda manis itu ke dalam mulutnya.

"—kalo ga salah liat mah tu bocah kelas 11." Sambung Kevin setelah mengecap rasa permen jeruk miliknya.

"ga peduli gue, mau adek kelas, ketua osis kek. tu anak udah gila bangsat." Geram Rendy. Ia berdiri dan berjalan keluar kelas. Tak lupa, ia menghentakkan kakinya saat berjalan.

Hal itu tak lepas dari penglihatan kedua manusia, yang tak minat mengikuti langkah Rendy. Kedua masih diam sampai Kevin mengatakan,

"kalo ga salah yo, tu bocah ngenalin diri. davian vahesmatu. lo kenal kaga?"

Satrio mengerut kan dahinya. Sebentar, Davian Vahesmatu? Sepertinya ia akrab dengan nama itu.

"davian? bentar dah, kok gue kek akrab yak sama namanya." Kedua nya diam, dengan Kevin yang masih menunggu penasaran kalimat Satrio selanjutnya.

tapi sangat di sayangkan, belum sempat menjawab. Bell sudah berbunyi nyaring, menandakan telah masuk jam pelajaran selanjutnya. Satrio dengan cepat berlari keluar kelas. Sedari tadi mereka semua berada di kelas 12-2, yaitu kelas Rendy dan Kevin.

flash on:

"arghhh, masih aja kepikiran." Gerutu nya. Rendy reflek mengusak rambutnya dengan kasar.

Semakin memikirkan pemuda yang bernama Davi itu, semakin membuat nya frustasi. Yang di pertanyakan oleh nya adalah mengapa perkataan davi masih terngiang-ngiang di kepala nya.

Wajah nya apalagi, kalau boleh jujur si Davi-davi itu memang tampan. Senyum nya juga jangan lupa.

"anjing lah, mikir apaan gue!" Teriak nya menggema di dalam kamar. Gila lama-lama Rendy dibuat nya.

"awas aja lo." umpat nya kepada Davi. Wajah nya yang merengut itu bila di lihat oleh orang lain, pasti mereka mengatakan gemas. Yakaannn?

Pada akhirnya Rendy memutuskan untuk tidur. Ia berharap setelah ia membuka mata nanti, orang yang bernama Davian Vahesmatu itu telah hilang dari ingatan nya.

Tak lama, pintu kamar Rendy terbuka. Menampilkan seorang wanita paruh baya yang memanggil namanya.

"rendy? kenapa ga turun makan?"

Wanita itu—Laras ibu Rendy. Memasuki kamar anak nya. Membuka perlahan pintu karna tak ada jawaban, dan kemudian menemukan Rendy yang sudah tertidur pulas.

"astagaa, bukan nya makan dulu malah langsung tidur." Ucap nya dibarengi dengan gelengan kepala.

Setelah itu, Laras segera keluar dari kamar Rendy. Tak lupa ia juga menutup kembali pintu tersebut.

^"^"^"^"^

—gue kembali lagi!!! chap ini sambungan dari chap pertama kemarin. gue harep ceritanya nyambung sih wkwk.

jangan lupa, buat yang udah baca untuk memberikan vote dan komen nya.

sampai jumpa di chap selanjutnya!!!

Like You! (DAVIREN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang