"lo kenapa si ren?" Tanya Adira penasaran. Saat ini Rendy dan Adira sedang berada di kantin. Setelah Rendy menginjakkan kaki nya di kelas, ia terlihat sangat murung. Dan sial nya Adira tau tentang itu.
Bagaimana tidak? Adira dan Rendy memang tidak sedekat Kevin dengan Satrio, tetapi perempuan yang menjabat sebagai ketua kelas itu sangat tau akan perubahan sikap Rendy yang tiba-tiba.
Adira tak langsung berbicara, ia terus menarik Rendy untuk ikut dengan nya ke kantin. Kebetulan sekali, jam pelajaran untuk siang ini kosong, jadi Adira berpikir untuk mengembalikan mood pemuda itu dengan membawanya membeli susu.
"daritadi diem mulu, lo kemasukan ya?" Tebak nya sembarangan. Rendy menatap adira bingung. "ngaco mulu lo ra."
"ya terus lo murung begini karna apa?"
"gue gapapa, cuman lagi lemes aja." Jawab nya. Memori kejadian itu kembali terputar, dimana ia melihat Davi bersama perempuan asing sedang berbincang ria di selingi tawa canda.
Mengingat itu membuat seluruh energi nya menguap drastis. Kenapa bisa begitu pikirnya. Padahal Fakta mengatakan, ia tidak perlu mempermasalahkan nya.
"jawab yang bener tolol." Adira membuka bungkus wafer coklat milik nya. Tak lupa ia juga berbagi dengan Rendy yang masih setia dengan keadaan murung nya. "nih makan."
Rendy mengambil wafer coklat pemberian Adira. Memakan dan mengunyah, rasanya manis. Tak menyesal ia sangat menyukai rasa coklat.
Tapi kejadian yang tak disangka pun terjadi. Tiba-tiba, tanpa meminta izin atau apapun itu. Empat orang gadis mendatangi meja Adira dan Rendy. Mereka langsung mengambil tempat duduk di samping keduanya.
"anjir, kaget gue." Adira reflek memegang dada nya. Ia terkejut dengan dua perempuan yang menghimpit tubuhnya.
Rahel, gadis dengan rambut yang di gerai bebas buru-buru menjawab ucapan Adira. "hehehehe sorry raa." Ucap nya cengenges.
"ini beneran kak, yang namanya rendy?" Tanya Iva kepada Rahel. Iva, murid kelas 11 yang juga menghimpit tubuh Adira di samping nya. Memandang Rendy dengan seksama.
"iya itu rendy. gimana?" Ucap Rahel.
"anjir!!! pantesan aja di kejar mulu ma davi."
Rendy memandang bingung keduanya, ia tak paham dengan ini. Maksud mereka apa? Dan apa hubungan nya dengan davi?
"ga heran gue. modelan cakep begini ga di perjuangin." Ucap Amanda yang juga menatap wajah Rendy. Ia berada di samping kiri nya.
Tunggu, perempuan ini bukannya yang bersama Davi tadi pagi? Rendy sangat mengingat wajah nya. "lo? lo yang tadi pagi ketawa bareng sama tu bocah?" tanya Rendy.
"lah? lo tau gue kak? anjir lah maksud kak ren, si davi?" Tanya Amanda balik.
Semua nya yang berada di meja itu, menatap ke arah Amanda. Semua nya mengarah pada satu kalimat yang sama. Rendy cemburu.
"gue tau nih," Sahut Adira. "lo murung tadi karna davi ketawa bareng sama manda?" Tanya Adira.
Adira tak habis pikir, ia kira Rendy punya beban yang sangat berat sampai-sampai anak itu seperti tidak ingin hidup lagi. "yaelah kalo cemburu mah bilang ren, tau gitu gue ga perlu cape-cape nanya lo kenapa dari tadi."
Rendy diam. Ia tak tau harua menjawab apa. Tapi satu yang Rendy pikirkan ia sangat malu sekarang. "apaan, ga lah anjir." Ucap nya mengelak.
"gapapa kali kak, manda sama davi tuh ga ada apa-apa. sekedar tentangga doang." Jawab Adel.
Rendy kenal dengannya. Adel adalah adik kelas yang kemarin bergabung dengan tim basket regunya. Dan Adel juga salah satu anak perempuan yang lumayan handal bermain permainan bola tersebut.
"santai kak. jujur deh gue minta maaf hehehe," Amanda menyatukan kedua tanganya. "gue sama davi ga punya hubungan apapun suwer. tanyain deh sama kak dira. bener kan kak?"
"iyaa." Jawab Adira singkat. Ia kembali memakan wafer coklat yang tersisa.
"beneran?"
Rendy masih mencerna keadaan, ia heran dan bingung. "ga! maksud gue ngapain gue cemburu. gue gasuka sama davi." Elak nya lagi
"gue cuman penasaran doang." Tambah nya.
Rahel memutar mata nya malas. "yaelah rendy rendy, gue tau ya dari wajah lo."
Amanda dan Adel mengangguk. "bener tuh." Iva dan Adira menyahut bersamaan.
"davi tuh temen gue dari kecil kak. gue juga tau kalau davi suka ma lo," Ia menggantung kalimat nya. "lagian gue gasuka ma davi elah," Amanda menatap Adira.
'gue ga demen ma lakik' terus nya di dalam hati.
"jadi kak rendy tenang aja. gue malah dukung davi dapetin lo kak." Jelas Amanda.
Rendy tak menjawab. Ia bingung harus berbicara apalagi. Semua nya benar, dan hati nya sedikit, lega?.
"terus lo pada, ngapain kemari?" Tanya Adira.
"hehehehe kita kemari mau wawancara." Jawab Rahel. Ia memandang Rendy. "ren, lo siap di tanya-tanya ma kita kan?"
Dahi Rendy mengerut, "maksud lo?"
"udah gapapa, gue ga terima penolakan." Ucap nya. Mereka berempat, adalah gadis yang Adira sebut sebagai anak buah nya.
Rahel adalah wakil ketua osis di sekolah nya, juga teman dekat Adira. Dan Amanda juga kebetulan menjabat sebagai anggota osis.
Sedangkan Iva dan Adel adalah adik kelas nya, yang di kenal oleh Adira. "wawancara apaan anjir?" Tanya Adira kembali.
Keempat nya menampilkan senyum smirk mereka. Amanda mengeluarkan secarik kertas berisikan pertanyaan yang nanti akan ditanyakan kepada Rendy.
Dan Iva yang memang sejak awal membawa buku, segera menyiap kan pulpen di tangan nya.
"oke, saat nya sesi tanya jawab."
siap-siap buat di investigasi.
#
—haikk brem brem, gimana? kurang panjang weh? udah panjang kali yaa. entar kalo kepanjangan kalian pada bosen.
terimakasih terimakasih untuk respon positif kalian kepada book gue ini. padahal gue cuman iseng ngepublish pas liburan.
tapi gapapa, doain aja gue bisa terus up sesuai jadwal. kalo gabisa ya maklum. banyak tugas boss ;) dah, entar ketemu lagi di chap selanjutnya. jangan lupa vote dan komen kalian. dadah...
KAMU SEDANG MEMBACA
Like You! (DAVIREN)
Romance[BXB STORY] Davian Vahesmatu x Rendy Gikara Ketika kehidupan Rendy yang dulu nya tenang sekarang di penuhi dengan gangguan seorang pemuda yang bernama Davi. Lelaki yang mengaku menyukai dirinya. - update bila tidak sibuk! 26/12/22-?