29. Defeat

528 46 5
                                    

Siang ini Rendy dibuat keheranan dengan brosur yang di sebar oleh Adira. Ketua Kelas perempuan itu baru saja tiba, saat tadi dirinya sempat di panggil oleh Bu Dina.

"brosur apaan nih mak?" Azron membalik-balikkan kertas brosur nya. Bukan nya membaca, malah bertanya pikir Adira.

"di baca ron, malah nanya." Jawab nya tak habis pikir. 

Azron memandang malas kertas brosur tersebut. Tapi tetap saja di baca oleh nya. Sedetik kemudian matanya berbinar ria. "anjaii, ada event olahraga guys, sekian lama di tunggu." Ucap Azron bahagia.

Matanya balik bersemangat membaca setiap kata yang tertulis di kertas selembaran tersebut.

Rendy yang mendengar itu, dengan cepat menggerak kan tangan nya mengambil brosur yang sempat ia campakkan tadi.

"beneran?" Tanya nya setelah membaca isi dari brosur berwarna jingga itu.

"bener lah, rahel yang bilang sendiri kemaren di rapat." Jelas adira. Wajah nya tersenyum bahagia. Matanya sama berbinar nya dengan Azron di sana.

"oh rapat kemaren bahas ini?" Tanya Rendy lagi.

"iyaa, lo ga di kasi info sama kevin?" Balas Adira. Matanya mengedar mencari keberadaan sang empu yang di sebut. Dan manik nya tertuju satu arah. Adira dapat melihat laki-laki yang berada di pojok kelas sedang bermain game.

"ga si." Jawab Rendy, mata nya mengikuti arah pandang Adira.

"wah parah si kata gue." Azron menimpali. Ia berjalan menghampiri Kevin. Berdiri di samping pemuda jangkung itu.

Rendy memutar bola matanya malas. Sama saja. Ia kembali melihat brosur yang masih di genggam. Netra nya tertarik kepada salah satu cabang olahraga yang akan di perlombakan.

"lomba catur? tumben di ikutin." Dahi nya mengeryit saat membaca persayaratan. "cewe pula." Ucap Rendy heran.

Adira duduk dan meletakkan kan handphone nya. Ia memandang brosur dan melihat apa yang di katakan oleh Rendy.

"lah iya juga." Tapi, sedetik kenudian Adira tersenyum. "gue yang ngusulin. gue juga yang ikut." Ucapnya sangat bangga.

rendy beralih menatap Adira. Sedikit tertegun mendengarnya. Tak habis pikir dengan kelakuan nyeleneh perempuan itu. "yang bener aja lo ra? emang lo bisa main catur?"

"bisa lah." Balas Adira. Ia membuka  handphone nya, dan menununjukkan laman pendaftaran untuk event olahraga.

"nih liat, olahraga otak. ada nama gue anjai." Lanjutnya, diakhiri dengan tawa kecil. Seakan dialah orang terpintar disini.

Rendy hanya bisa menggelengkan kepala nya saat melihat Adira yang kegirangan. kalau dipikir, memang lomba catur cocok untuk nya. Adira itu licik. Iya, kan?

Pemuda itu membuang manik nya menoleh ke arah Kevin yang menukik tajam alis miliknya. Rendy tebak, sekarang Kevin pasti sedang di fase lose streak bermain game online.

"bangsat elah, dapet tim nob mulu gue." Kesal sang empunya. Azron yang berada di samping nya tertawa membalas.

"hahaha prihatin si gue." Timpal Azron tertawa. Sekali lagi, Rendy menggelengkan kepalanya. Maklum.

"ren, entar kalo gue menang lomba lo mau nurutin permintaan gue ga?" Tanya Adira tiba-tiba.

"permintaan? maksud lo?"

Adira tersenyum, tangan nya terulur memegang kedua pundak Rendy. "entar kalo gue menang lomba catur, lo mau kan nurutin satu permintaan gue?" Ulangnya lagi. Ia tersenyum. Tersenyum penuh makna licik, pikir Rendy.

"pemintaan apaan ra, kenapa juga harus gue." Ujar Rendy. Ia memandang Adira heran.

"ya gapapa, kan lo temen gue."

"lah? apa hubungan nya."

"adalah pokoknya, turutin aja nanti. ya? oke deal." Belum sempat Rendy mengatakan jawabannya, Adira sudah lebih dulu menarik tangan pemuda itu dan bersalaman seakan kedua pihak mengsetujui perjanjian yang di ucapnya.

"ehh apaan dah." Kesal Rendy, ia terus menarik tangan nya.

"gabisa, lo udah deal." Adira tertawa setelah mengucapkan kalimat nya. Ia bangkit dan pergi meninggalkan Rendy yang masih terduduk kesal di bangku miliknya.

Adira berjalan menuju Kevin, dan melihat pemuda itu yang terus-menerus mengumpat kecil di kala bermain game.

"yaelah kalau kalah mah kalah aja, suren bos." Ucap Adira mengompori.

"bacot diem lo." Balas Kevin tak kalah kesal.

Tak butuh waktu lama, game yang telah di mainkan oleh Kevin terlihat sudah menyatakan kekalahan nya. Cepat-cepat Adira mendekat ke arah dua mahluk itu.

"burung jali, burung pipit."

Bertepatan dengan pantun yang diucapkan oleh Adira, terdengar sound yang membalas pantun tersebut. 'defeat', begitu kira-kira.

"anjing lo ra." Umpat Kevin, untuk kesekian kalinya. Kali ini bukan hanya Adira yang tertawa, melainkan Azron yang juga ikut menertawakan pantun sang Ketua Kelas dengan memukul pelan pundak Kevin.

#

— anjai gue kembali di hari senin wkwkwk.... lama juga gue ga up, semoga masih ada yang nunggu cerita ini.

gue pernah bilang ga si kalau ini cerita itu diambil dari kisah nyata? pernah kan, terus lo pada tau kan kalau cerita nya itu gue ambil sebelum orang yang meranin nama rendy itu lulus... NAH SEKARANG ORANG NYA UDAH LULUS!!

gue udah jarang ngeliat kemesraan mereka anjir, itu salah satu alesan gue gabisa up cepet. Tapi gapapa gue akan bikin cerita ini semenarik mungkin, tunggu aja...

okeh sampe sini dulu, sampai jumpa di chap selanjutnya. Jangan lupa vote dan komen nya... pai pai







Like You! (DAVIREN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang