4. Pulang Bersama

1.2K 85 1
                                    

Bell yang menandakan pulang, sejak tadi sudah berbunyi. Dan Rendy tau itu. Tetapi ia masih saja betah untuk duduk berdiam diri di dalam kelas. Kevin dan Satrio juga sudah pulang lebih dulu tentunya.

Mereka berdua heran, ada apa dengan Rendy. Seperti yang  sudah diketahui oleh mereka, Rendy adalah anak yang bila mendengar bell, langsung melesat keluar.

Tapi setelah Rendy menceritakan kronologi saat jam istirahat tadi, Kevin tersenyum simpul dan menarik tangan Satrio untuk segera meninggalkan nya. Ia tau, Rendy sedang menghindar dari Davi. tapi apakah dirinya bisa?

Ia sudah di klaim oleh adik kelas nya sendiri.

"udah sejam gue disini. pasti tu anak udah pulang duluan." Ucap Rendy. Sejak tadi ia tak melepas pandangan dari jam tangan nya sendiri. Menunggu dan menunggu. Ia harus jadi siswa terakhir yang meninggalkan sekolah.

Sampai akhirnya, ada suara keras lelaki  mengaget kan Rendy.

"rendy, kamu ga pulang?" Itu Satpam sekolah. Rendy di kejutkan dengan kedatangan satpam sekolah—Pak Imam yang menyapanya.

"eh pak? ini mau pulang, tadi ketiduran." Elak nya, tak mungkin kan Rendy berkata jika ia telat pulang di karnakan pemuda itu.

"yaudah cepat, saya mau ngunci pintunya." Pinta Pak Imam. Segera Rendy keluar dari ruang kelas nya.

Setelah ia menapak kan kaki nya di luar, ah benar saja sekolah sudah sangat sepi. Bibir nya membentuk senyuman simpul. Hari ini mungkin akan lebih sedikit menyenang kan seperti nya.

Tapi nihil, takdir berkata lain. Rendy tak salah melihat kah? Ada Davi yang berlari dari ujung lorong kelas 12. Tak lupa pemuda itu meneriaki keras nama nya.

"kak ren!!" Teriaknya. Davi melambai kan satu tangan nya kepada Rendy.

Asu.

Rendy melotot heran, sial batin nya. Percuma bukan? Dia menunggu hampir sejam di ruang kelas sendirian hanya untuk menghindar dari pemuda yang ada di hadapan nya sekarang.

"kok lo masih ada di sini?" Tanya rendy keheranan setelah Davi berada di depannya.

"gue baru selesai eskul. dan beruntung nya gue ketemu lo di sini kak. kita fiks jodoh ga si?" Jelas Davi. Ia mengambil tempat di hadapan Rendy. Tersenyum tak jelas ke arah lawan bicara nya.

Tak perlu di tanya lagi keadaan Rendy bagaimana, ia tanpa banyak kata berbalik dan meninggalkan Davi sendiri. Tak ambil pusing dirinya menanggapi seorang anak gila itu.

"ehh kak tungguin gue." Ucap Davi sedikit berteriak. Ia melangkah cepat, dan berhasil menyamakan langkah nya dengan pujaan hati nya itu.

Kesal tentunya Rendy, mengapa hari hari nya yang dulu tenang, terganti dengan munculnya manusia tak bermoral yang terus mengejar dirinya.

Rendy berhenti melangkah, dan menoleh ke samping. Ia menatap tajam pemuda yang mempunyai tubuh yang lebih tinggi daripadanya.

Ia melihat kerah baju davi, di sana terdapat 2 garis tebal tercetak jelas. Yang menandakan Davi adalah siswa kelas 11. j
Jujur, Rendy sedikit terkejut dengan fakta itu.

"lo!!! ngapain ngejar gue mulu si!!" Bentak nya, Rendy menyatukan kedua alisnya.

"lo punya problem sama gue? kenapa lo kejar gue mulu." Sambung nya.

Davi terkekeh kecil mendengar penuturan lelaki manis yang ia suka itu. Ia sedikit mendekat, dan menurunkan posisi kepala nya sehingga sejajar dengan rendy.

"menurut gue lo pantes di kejar kak." Jawab nya. Davi mengedipkan satu matanya kepada rendy. Tampan.

"buat apa lo ngejar gue? emang gue ngerampok?" Tanya nya kesal.

"iya lo perampok kak," Kekehan kecil keluar dari belah bibir nya. " lo udah ngerampok hati gue." Sambung nya.

Pernyataan itu membuat Rendy mengidik ngeri. Anak ini sudah gila stadium akhir sepertinya. Lihat saja, perawakan nya seperti om-om cabul penggoda bocil di luar sana.

"apasih bego cringe banget." Rendy kembali melangkah keluar dari area sekolah, meinggalkan Davi yang terus-menerus mengikuti nya.

"pulang sana lo, jangan ngikut gue mulu." Rendy menambah cepat langkah nya. Tapi Sayang, langkah nya belum bisa meninggalkan Davi yang masih berada di samping tubuh nya.

"iya ini gue pulang."

"yaudah jangan ngikutin gue anjir." Rendy kian menyesal, mengapa tadi ia tak pulang dengan Kevin juga Satrio. Sekarang ia harus pulang dengan penuh penyesalan.

"gue mau pulang sama lo kak. lo terlalu candu buat di lewatin." Bulu kuduk Rendy terbangun mendengar itu. Benar sepertinya, Davi pedofil.

Kedua nya berakhir pulang bersama, dengan Rendy yang terus menghindar dari pemuda itu. Dan orang yang di hindari oleh Rendy, terus menerus menggoda sang empunya. Mengeluarkan gombalan yang membuat Rendy mengumpat kesal setengah mati.

—haikkk, gue kembali lagi dengan chapter terusan dari chap kemarin. jangan lupa buat vote dan komen.

selamat tahun baru yaa, jangan lupa nanas mudanya wkwk...






Like You! (DAVIREN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang