19. Perpustakaan dan Amanda

587 47 0
                                    

"kapan selesainyaaaa..." Teriak Rendy terpendam oleh lengan.

Ingin berteriak sekencang mungkin rasanya, namun Rendy masih mempunyai akal sehat. Ia masih berada di perpustakaan, tak mungkin kan ia melakukan itu. Bisa di usir oleh mbak Tina nanti dirinya.

"bahasa anjing inimah namanya." Ucap nya kesal. Tiga lembar sudah terhitung oleh Rendy, lembaran yang berisi full materi yang tidak ia mengerti sama sekali.

"masih banyak lagiii!"

"mas rendy kalo udah selesai keluar ya, suara nya berisik banget." Perkataan mba Tina membuat Rendy yang tadi menggerutu sebal, segera menegakkan badan nya.

"eh, masih banyak mba." Jawab nya gugup.

"jangan ribut ya, ini perpustakaan." Balas mba Tina. Wanita itu kembali duduk dan mengerjakan kembali perkerjaan nya.

Rendy menghela nafas lega, ia kira akan di usir tadi. Tapi ternyata mba Tina masih berusaha baik dengannya. Tak mau menyia-nyiakan waktu lagi, Rendy dengan niat yang sudah pas-pasan itu pun kembali menulis untuk lembar selanjutnya.

"ayo rendy, udah siang. lo mau pulang kan?" Tanya nya sendiri. Iaa gerak kan pulpen miliknya dan terjadilah gesekan antara ujung pulpen dengan permukaan kertas. Yang menghasilkan tulisan ceker ayam nya.

Tak lama kemudian, perempuan dengan baju kerah yang terjahit 2 garis mengagetkan nya. Ia duduk tepat di kursi kosong depan nya.

"siang kak rendy." Sapa nya.

Rendy terkejut dengan kedatangan Amanda yang tiba-tiba. "lo? amanda bukan?" Tanya Rendy.

"aaa ternyata lo masih inget sama gue kak."

"ya gimana gue ga inget sama lo." Jawab Rendy. Ia sudah sangat mengingat Amanda, kan Rendy yang terlebih dahulu melihatnya dengan Davi saat itu.

"syukur deh." Amanda tersenyum, ia lihat Rendy yang kembali menulis. "lo nulis apaan kak?"

"tugas remed gue," Rendy menggantung kan kalimat nya. "kenapa lo mau ketawa?" Ucap Rendy balik bertanya.

"santai kak, gue kemarin juga remed." Ujar Amanda, ia tersenyum gugup saat Rendy ketus dengannya.

"remed apaan?"

"sama kek punya lo, bahasa." Jawab Amanda. Rendy tak ambil pusing ia menganggukkan kepala nya dan terus menulis.

"kak ren? gimana hubungan lo sama davi." Amanda mengambil buku yang menumpuk di hadapannya. "gue nanya ma kak rahel, ga pernah di jawab." Ia menunduk lesu. Tapi tak lama bibir nya membentuk bulan sabit, alias perempuan itu terus tersenyum.

"tapi gue udah ketemu sama kak ren, jadi gimana kak?" Tanya Amanda kembali. Sontak dahi Rendy mengerut heran.

"hah?"

Amanda masih dengan buku di tangannya, mengangguk pelan. "hubungan kak rendy sama davi udah sampe tahap mana nih?"

Lagi lagi Rendy tak paham. "hubungan apa anjir?"

Amanda tak langsung menjawab, ia berdiri dan berjalan ke arah rak buku cerita. Ia ambil salah satunya.

"lo mau tau ga kak tentang davi?" Ucap Amanda setelah menduduki lagi kursinya. Rendy tak menjawab, ia masih tak mengerti apa maksud perempuan itu.

"davi tuh anak bungsu yang manja banget." Amanda mulai membuka bukunya. Dengan wajah yang sesekali tersenyum tipis ke arah sang empu.

Rendy sudah meletakkan pulpen nya, ia memilih untuk mendenger kan Amanda.

"makanya jadi agak soft gitu anaknya, apalagi kalo sama lo." Ucap Amanda.

"maksud lo apaan dah."

Secara tiba-tiba Amanda menutup bukunya dan menatap penuh Rendy. "lo tau ga kak kalo davi udah berubah?"

Rendy reflek menggeleng, ia saja tak mengenal asal pemuda itu. Jujur ia memang sedikit penasaran dengan bocah yang bernama lengkap Davian Vahesmatu itu. Hanya sedikit, tak lebih pikirnya.

"emang gimana sebelumnya, berandal gitu?" Tebak Rendy.

"yee bisa aja lo kak." Sela Amanda. "di tuh dulu ga seterang ini. dulu tuh dia lebih suka diem kak." Terus nya.

"maksud lo?"

"kak rendy tau kan davi masuk eskul musik?" Tanya  perempuan itu.

Rendy dengan cepat mengangguk. "iya, tau."

"nah dia begitu karna feeling lonely kata gue, sampe sekarang dia ketemu sama lo. yang dulu nya dia males banget buat ke kantin, tapi dia malah dengan sukarela ke kantin dan nembak lo tiba-tiba."

Mendengar kalimat yang diucapkan Amanda, membuat alis Rendy menyatu. Padahal peristiwa itu sudah mulai ia lupakan. "jangan dingetin please."

Amanda tertawa renyah, "ya gimana kak, gue aja sampe kaget di kasi tau ma anak-anak."

Sungguh malu Rendy mengingat wajah Davi yang sangat percaya diri waktu itu. Sudah tak berbekali apapun dan tiba-tiba mengatakan hal yang, ah sudahlah.

"terus maksud lo cerita begini ke gue kenapa?" Tanya Rendy.

"lo beneran ga suka ma davi kak?" Tanya Amanda lagi, kali ini ia serius.

"gatau gue." Jawab Rendy cepat.

"padahal anak nya udah cinta mati begitu, masih aja di cuekin sama lo." Ucap nya berpikir.

"lo tau dia cinta mati sama gue dari mana si?"

"dari anak nya lah." Amanda kembali tertawa, apa Rendy melupakan fakta bahwa dia dan Davi ini berteman?

"gue tau kok kak, lo ada rasa sama davi meskipun dikit." Ucap Amanda, ia kembali membuka buku cerita nya.

"emang rasa nya di awal tuh abu-abu banget, tapi entar kelamaan jadi warna putih." Rendy kembali mendengar kalimat yang tak ia tau arti nya.

"tapi masalah nya muncul di saat, lo sadar akan warna yang berubah itu lama banget. yang ada bukan menyatu, malah warna yang lain udah ilang." Hening sesaat, Amanda mengalihkan atensi nya penuh ke buku yang ada di genggamannya.

"tapi ini bukan tentang warna kak." Sambung nya.

Rendy memandang Amanda dengan pandangan bingung. "jadi?"

"jadi, gue mau bantuin lo dikit aja. entar kalo banyak dikira gue jadi pelakor."

Amanda tutup lagi buku yang tadi di baca dengan singkat. Dan ia menatap Rendy kembali, "lo rasain deh kak, rasa yang muncul di saat davi deket sama lo. atau kasih atensi nya ke lo."

Rendy balas tatapan Smanda dengan serius, ia masih mencerna perkataan perempuan itu.

"entar kalo udah sadar dan paham lo akan tau, davi sayang banget buat di lewatin." Ucap amanda final. Ia berdiri dan meletakkan kembali bukunya.

"dada kiri kak, itu tempat buat lo ngerasain semuanya. sakit dan senang, semua nya disana." Ucap nya saat sengaja menatap mata Rendy.

"kek nya gue udah di cari nih kak, gue duluan ya." Amanda segera berjalan ke arah pintu, tapi sebelum keluar ia mengangkat tangan nya dan membentuk gestur semangat kepada rendy.

"kak entar info-info ya!" Ucap nya sebelum sepenuhnya keluar dari perpustakaan.

Rendy terdiam sejenak, ia alihkan atensi nya kebawah, dan membawa tangannya menuju arah yang disebutkan Amanda tadi.

"disini kan tempatnya organ jantung."

#

—ANJAI GUE DOUBLE UP WKWKWKWK, ini karna udah lama gue ga up ges semingguan lebih. terimakasih kembali yang sudah menunggu cerita ini.

dan sorry yee entaran kalo gue ilang atau ga up sesuai jadwal tiba tiba, kalo ga ketiduran atau banyak tugas. maklum gue manusia.

yaudalah gue akhiri, selamat membaca dan jangan lupa vote juga komen nya, papai








Like You! (DAVIREN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang