"kak ren!" Teriak Davi sumringah, saat ia mendapati sang pujaan hati yang tengah duduk santai di luar ruang musik.
Rendy yang sejak tadi sedang menganyun kan kedua kakinya pelan, terus di kejutkan dengan kedatangan orang yang berteriak menyebut namanya, ia kira itu satrio. Tapi itu bukan Satrio, melainkan Davi.
"elo!" Kaget nya, mulutnya menganga kecil tak sadar. "kok ada lo di mari?"
Davi segera mendudukkan tubuh nya di sebelah Rendy. Senyum bahagianya sejak tadi tak pernah luntur. Sebuah keberuntungan dirinya bertemu dengan orang yang ia selalu kejar selama ini.
"ini kawasan gue kak."
Rendy sadar akan pertanyaan bodoh nya. Ini adalah ruang musik, dan anak ini adalah salah satu anggota nya. Seharusnya ia tak mengiyakan ajakan Satrio tadi.
"lo kangen gue ga kak?" Tanya Davi ngawur. Pemuda itu masih dengan sengiran yang tercetak jelas di bibirnya.
"buat apa gue kangen ma lo?" Rendy dibuat kesal dengan pertanyaan itu. Tapi bukan kah itu juga sedikit, benar?
"ya kan gue susah untuk di lupain. makanya kak ren selalu kangen sama gue, iya gaa??" Ucap Davi percaya diri.
"anjir pede banget." Ujar sang empu. Anehnya sekarang Rendy sedikit tersenyum akan hal yang diucap oleh Davi tadi. Sepertinya, mood anak itu sudah kembali seperti semula.
"kan bener. asal lo tau kak gue sehari ga ketemu lo tuh jantung gue ga aman." balas Davi, kemudian sengaja memegang sebelah dadanya.
"kenapa ga aman? gue nyakitin lo emang?"
Davi berpura-pura mengerang sakit, "nah tu tau. nyakitin banget. karna kak ren ga hadir terus ga ngasih kabar apapun. hati ini kosong sementara." Sambungnya.
Selanjutnya, Pemuda itu tertawa renyah karna kalimat gombalan nya, gitar yang tadi ia bawa sampai hendak terjatuh karna kegaringan lawakan tersebut.
"apasih!! ga jelas lo."
Davi mengabaikan rendy yang kesal, ia sedikit mendekat kan tubuh nya dengan yang lebih tua. Kemudian ia mengatakan hal yang membuat Rendy mengingat perkataan Amanda semalam.
"lo tuh kayak cigarettes kak," Davi diam sejenak. Ia tersenyum saat memikirkan kalimat yang ingin ia ucapkan selanjutnya.
Davi tatap manik coklat sang empu. Dan meneruskan kalimat yang terpotong tadi,
"yang bikin terlena sampe-sampe bikin kecanduan terus selalu di butuhin." Ucap Davi setelahnya.
Sedikit terkejut saat Rendy mendengar nya, ia tak habis pikir dengan pikiran pemuda itu. Random sekali.
"perkataan orang perokok emang beda." Celetuk Rendy seketika.
"gue udah ga ngerokok kak." Elak Davi cepat. Ia tersenyum, "entar gebetan gue gamau bicara sama gue kalo bau rokok." Jelas nya.
"sejak kapan gue bilang begitu?"
"lah? emang ada bilang kalo lo gebetan gue kak?" Ujar Davi usil.
Rendy tersentak lucu, pipinya memerah samar. Ia mengalih kan atensi nya dengan menoleh sembarang. Asal tidak melihat siluet pemuda itu. Sungguh malu Ia rasa sekarang.
Davi semakin mendekatkan tubuhnya saat Rendy ingin menghadap kembali ke arah nya. Keduanya berakhir tatap menatap dengan jarak yang dekat.
"whatever you say, I will comply" Ucap Davi tiba-tiba. Ia terkekeh kecil saat melihat wajah terkejut Rendy dengan sangat dekat.
Rendy mengernyit heran, sebelum ia menjauh kan wajah nya. Mengapa pemuda itu menurutinya.
"kenapa lo begitu?" Ucap Rendy, "kenapa lo nurutin gue yang bukan siapapun bagi lo."
Davi menjawab dengan cepat pertanyaan itu. "lo itu kesukaan gue kak." Jawab nya. Singkat, namun bisa membuat senyum manis itu kembali tercetak di wajah nya.
Hening sesaat. Sampai Rendy memberanikan diri untuk bertanya lagi. "lo kenapa suka sama gue?"
Davi terdiam, ada jeda sebelum ia kembali tersenyum dan menjawab. "karna gue suka sama lo kak, emang mau denger yang lain?"
Rendy tertarik dengan itu, ia tatap manik hitam yang juga menatap nya. "emang apa?"
"gimana ya? seperti yang gue bilang kak, gue udah sesuka itu sama lo. gue jatuh hati pandangan pertama,"
"dan lo harus percaya setelah gue ngomong ini. rasa suka gue gaakan berkurang sedikitpun, malah udah terlalu over sama lo kak." Ucap Davi yakin. Seyakin yakinnya.
Sungguh, Rendy tak mampu berkata apapun lagi.
"awal nya gue ga maksa buat lo suka sama gue kak. tapi seiring berjalan nya waktu, dan bertambah nya rasa suka gue ke lo. kali ini gue akan memaksa." Jelas Davi. Lagi-lagi Rendy hanya bisa terdiam.
"jadi, entar kalo suka sama gue aba-aba dulu kak. biar jantung gue ga copot karna kesenengan." Tambah nya. Davi tertawa. Dan semua itu tak luput dari pandangan Rendy.
Tak sadar ia tersenyum.
Davi yang melihat sang pujaan hati tersenyum, terkejut. "kak? lo senyum?" Tanya nya.
Buru-buru Rendy mendatarkan kembali bibirnya. Sialan, bisa-bisa nya ia ketahuan tersenyum.
"senyum lagi kak!"
"apaan sih gue ga senyum." Elak sang empu.
Davi masih terus menggoda Rendy di sana. Tanpa tau Satrio yang sejak tadi melihat kedunya dengan senyum prihatin yang berarti.
"nasib gue yang prenjon mah beda." Celetuk Satrio saat melihat Davi dan Rendy.
ehh, prenjon?
#
—seperti biasa gue kembali lagi dengan membawakan satu chapter di minggi ini, GATAU TAPI GUE NGERASA KAYANYA ABIS INI GUE AKAN UP DENGAN DURASI WAKTU YANG CUKUP LAMA.
udah mau puasa, udah mau ulangan, udah mau migren tugas menumpuk, apalagi tugas praktek, PENGEN TERIAK DOGGG. tapi gapapa gue mau manusia strong coy.
entaran gue usahain untuk selalu up meskipun lambat dikit. gapapa yekan xixixi.
yodahlah jangan lupa buat vote juga komen nyaaa, pai pai sobat wibu gueh
KAMU SEDANG MEMBACA
Like You! (DAVIREN)
Romance[BXB STORY] Davian Vahesmatu x Rendy Gikara Ketika kehidupan Rendy yang dulu nya tenang sekarang di penuhi dengan gangguan seorang pemuda yang bernama Davi. Lelaki yang mengaku menyukai dirinya. - update bila tidak sibuk! 26/12/22-?