Chapter 8

1.2K 146 7
                                    

Tiga hari yang kurang menyenangkan telah berlalu untuk (Name). Kini adalah siang hari pada Kamis. (Name) keluar ke Kokotiam karena merasa kebosanan berada di rumah, lagipula keadaannya sekarang sudah lebih baik.

Hari ini (Name) tidak ikut bantu-bantu, karena memang di hari seperti ini tak banyak yang datang. BoBoiBoy hanya perlu berpecah tiga serta bagi tugas dengan diri sendiri.

Di sela-sela banyak yang memesan makanan ataupun minuman, Gopal malah sempat membuka kios berfoto bersama beberapa elemental. Bahkan, sesekali ia tarik Halilintar atau Gempa hanya untuk satu cekrek. Karena memang kedua elemental itu tak ada waktu untuk sekedar lewat ke sana, apalagi Halilintar memang malas dengan kamera. Kesannya, Gopal agak maksa gitu ya.

"Mari, mari, mari! Berfoto dengan BoBoiBoy Elemental! Tiga sepuluh! Tiga sepuluh! Tiga sepuluh!" ujar Gopal sambil menebar foto-foto yang sudah diambilnya.

"Apa yang kau lakukan Gopal?" ujar Taufan yang lewat dengan nampan di tangannya.

"Buka kios berfoto lah, banyak yang mampir buat foto tau." Gopal

"Mari aku tunjukkan!"

Gopal menarik Taufan agar lebih dekat dengannya, lalu secara tiba-tiba memfoto diri mereka.

Cekrek!

"Apa-apaan ni?!" protes Taufan karena salah satu aibnya terfoto.

"Ahaa, nih." Gopal memberi selembar foto tadi yang sudah diedit.

"Wih, bagus juga nih." ucap Taufan, memperhatikan foto tersebut.

"Nah! Bayar 30ribu." ujar Gopal tiba-tiba.

"Lah? Bukannya tadi bilang tiga sepuluh? Berarti, bayar tiga dapat sepuluh lah." Taufan

"Eh, mana ada, harga kawan ini tau." Gopal

"Mengada-ada aja kau Gopal, lebih baik aku hantarkan pesanan." Taufan pun segera terbang dari sana.

"Eh, baiklah-baiklah! Harga kawan, 20ribu saja!" Gopal pun mencoba membujuk Taufan.

(Name) sempat memperhatikan mereka, apalagi mendengar harga kawan seharga tiga puluh ribu rupiah, membuat (Name) geleng-geleng kepala.

"Bagaimana keadaanmu sekarang, (Name)?" tanya Yaya

(Name) menoleh ke arah maniak pink tersebut, "Lebih baik, kak."

"Belum sembuh sepenuhnya berarti?" celetuk Ying

"Begitulah. Palingan besok atau lusa udah sembuh."

"Cepat sembuh aja, (Name)!"

"Terima kasih, kak." (Name) tersenyum pada kedua temannya yang lebih tua darinya.

Di saat ciwi-ciwi sedang ngobrol, tiba-tiba atensi mereka teralih saat Ochobot memanggil (Name).

"Ada apa, Ochobot?" tanya (Name)

"Untuk kau." ujar Ochobot sembari memberikan sebuah benda pipih yang melingkar dengan senyuman robotnya.

"Jam?" bingung ketiga perempuan itu.

"Iya! Untuk memudahkan komunikasimu dengan BoBoiBoy dan yang lain. Ini juga permintaan abangmu yang menyuruhku membuatnya. Jadi kau tak boleh menolak." Ochobot langsung mengambil tangan kanan (Name) dan memakaikannya jam tersebut.

"Eeer, baiklah." (Name) memperhatikan pergelangan tangan kanannya yang sudah dilingkari jam.

"Ada kekuatannya ga?" tanya Ying

"Tidak. Ini hanya jam tangan biasa yang bisa digunakan untuk berkomunikasi. Aku sebenarnya ingin menambahkan kekuatan, tapi BoBoiBoy tak mengizinkan." Ochobot

Sib's Power [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang