Chapter 11

1K 143 3
                                    

"Gapapa bang, aku bisa jaga diri sama jaga Tok Aba di sini!" ucap (Name) meyakinkan abangnya.

Waktu cuti BoBoiBoy dkk yang diberikan Komander Kokoci tinggal sehari saja, mereka berlima sudah harus kembali ke TAPOPS. Namun, BoBoiBoy merasa tak ikhlas harus meninggalkan adiknya sendiri di rumah, meski ada Tok Aba. Namun (2) Tok Aba itu sudah tua dan rentan, (Name) pula masih kecil di mata BoBoiBoy.

"Lagipula ... yakali aku ikut. Yang ada, ga ada yang jagain Tok Aba sama kedai di sini." ujar (Name)

"Kamu yakin?" celetuk BoBoiBoy

"Yakin! Aku waktu sama ayah, aku selalu ditinggal kerja sampai sore tuh. Aku-nya baik-baik aja sampai ayah pulang." jelas (Name)

Melihat keyakinan adiknya, BoBoiBoy jadi makin tak rela. Ia pun memeluk tubuh yang lebih kecil darinya itu dan menyembunyikan wajahnya di bahu (Name).

"Udah atuh, bang ... ada kerjaan yang lebih gede lagi yang harus abang kerjain, daripada di sini--"

"--Jagain kamu dan Tok Aba itu kerjaan yang paling besar buat abang." potong BoBoiBoy

"Kan cuma jagain dua orang, tambah satu robot, sedangkan di sana, abang jagain satu galaxy." ucap (Name)

"Iya memang ... tapi kalian keluargaku, selama di TAPOPS abang bela-belain jauh dari Tok Aba dan ayah, libur pun sebulan dan itu Abang udah bersyukur. Tapi sekarang, berat rasanya."

"Harus ninggalin bocah labil." ucapnya lagi

"Ihh ga usah sadboy lebay begini kali, aku bisa jaga diri dan jaga Tok Aba! Lagian, (Name) engga akan bosan di sini, kan ada Pipi yang bisa (Name) ajak main."

"Tanpa abang? Sanggup?"

"Kenapa engga?" (Name) menjeda ucapannya, "Aku bahkan lupa kapan terakhir kali lihat abang, apalagi katanya abang pindah ke sini sejak SD. Lalu saat sekarang ini, saat ayah nyuruh aku tinggal di sini, aku lihat abang lagi setelah sekian lama itu. Jadi, ya sanggup dong."

"Hmm ... apa alasan ayah menyuruhmu tinggal di sini?"

"Kerja keluar negeri selama dua tahun."

BoBoiBoy seketika terdiam.

"Kenapa, bang?" tanya (Name)

"... Asal kamu tau (Name), kamu sebenarnya disuruh berdikari--tinggal jauh dari orang tua--kayak abang."

"Haa?" (Name) masih tak paham rupanya.

"Hah ... begini, sejak SD aku memang sudah tinggal berdua dengan Tok Aba. Sangat jarang dan bahkan aku lupa kapan terakhir kali bertemu ayah. Aku ingat, alasan ayah menyuruhku tinggal di sini adalah ... karena aku laki-laki, aku harus berdikari. Abang yakin, itu juga alasan ayah menyuruhmu untuk tinggal di sini." jelas BoBoiBoy

(Name) mendengarnya, "Tapi ... kata ayah waktu itu, ayah kerja ke luar negeri selama dua tahun, tapi ayah ada bilang kata berdikari itu ke aku." Tangannya mengelus punggung BoBoiBoy yang masih memeluknya.

"Itu alasan yang menutupi alasan aslinya (Name). Ayah mau kamu berdikari kayak abang."

"Sekarang abang tanya," BoBoiBoy mendongakkan wajahnya menatap wajah (Name). "Kamu pernah dikasih uang sama ayah?"

(Name) mencoba mengingat, lalu menggeleng.

"Pernah tukar kabar dengan Ayah?"

Lagi, (Name) menggeleng.

"Baiklah."

(Name) menelengkan kepalanya, "Jadi?"

BoBoiBoy melepas pelukannya, lalu menyandar lesu di sandaran sofa, "Dasar ayah, makan aja tuh berdikari!" gumam BoBoiBoy sambil menutup mata menggunakan kedua telapak tangannya.

(Name) sedikit bingung. Tapi dicoba mencerna kata-kata abangnya lagi, dan mengingat apa itu berdikari. Sepertinya benar yang dikatakan abangnya. Ia mau, mereka berdua berdikari.

"Haish udahlah bang, lagipula bagus kita disuruh mandiri gitu."

Apa? Bagus katanya? Asal lo tau ya deck, abangmu ini berkali-kali baku hantam sama penjahat galaxy, sampai hampir mati, dan si bapak masih bisa bilang 'biarlah dia berdikari' dengan entengnya.

'Kamu gak ngerasain apa yang Abang rasain ...' batin BoBoiBoy pasrah

Namun, BoBoiBoy juga tak urung untuk bersyukur jika adiknya tak pernah merasakan penderitaannya sebagai superhero.

BoBoiBoy kembali menarik (Name) dan memeluknya, kini lebih erat, membuat (Name) sedikit terkejut.

"Abang?"

"Biarin ... setidaknya, sebelum besok abang pergi sampai tiga bulan kedepan."

Sebenarnya, (Name) juga sedih karena baru sebulan ia tinggal dan bisa akrab dengan BoBoiBoy secepat itu. Namun, si abang harus menjalani pekerjaan besar bersama teman-teman di sana. Ia ingin tiga bulan itu berlalu dengan cepat.

(Name) pun membalas pelukannya. Dengan erat.

"Bang ... katanya tiga bulan di TAPOPS, terus sekolahnya gimana?" (Name)

"Daring."

To Be Continued

Next:

"Alaahh ... kenapa sih?"

"Kamu bisa mati."

"HAH?! TERUS ABANG INI--"

Sib's Power [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang