Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Tiga bulan tanpa teman-teman rasanya hal yang membosankan untuk (Name). Selama tiga bulan, kegiatannya hanya bersekolah dan membantu Tok Aba. Hidupnya selama tiga bulan itu pun tidak terjadi masalah seperti kedatangan Adudu dan Probe. Mungkin mereka sudah kapok dengan (Name)?
Tampak ada sedikit perubahan pada (Name). Ia tampak sedikit, sedikiiitt lebih dewasa jika dilihat dari fisiknya. Jika sikapnya, ia tidak sebarbar dulu, sekarang ia lebih kalem. Efek berdikari mungkin ya. Palingan saat menjadi Plant, sikapnya menjadi aktif.
"Haih ... kenapa abang lama ya?" ucap (Name) yang sedang duduk di depan Kokotiam sambil memandang langit.
"Sabar aja (Name), ini masih jam enam pagi." sahut Tok Aba
"Hehe, (Name) kan engga sabar, tok."
"Emangnya, jam berapa biasanya abang pulang?" tanya (Name)
"Dia sering tiba saat hari sudah sore di Bumi."
(Name) hanya menggela napas sambil mengangguk-angguk. Ia lalu hanya menyimak kakeknya yang sedang membuka Kokotiam. Ia melirik jam handphone-nya yang masih pada angka enam.
"Aku sekolah ya, tok." ucap (Name)
"Loh? Masih pagi banget, duduk dulu." sahut Tok Aba
"Pengen aja." (Name) mendekat, lalu menyalim tangan kanan Tok Aba.
"Hmm, ya lah. Hati-hati di jalan."
(Name) mengangguk sambil tersenyum manis. Ia segera pergi dari Kokotiam dan berjalan ke sekolah.
=====
Setengah hari sudah berlalu dan (Name) kini sudah pulang sekolah. Seusai berganti pakaian di rumah, ia langsung gas ke Kokotiam untuk bantu-bantu Tok Aba.
Oh iya, Kokotiam di sini sudah upgrade. Bentukannya seperti cafe pada umumnya dan sudah ada beberapa orang yang dipekerjakan sebagai pelayan. Namun, meski begitu, (Name) tetap datang untuk bantu-bantu. Sudah jadi kebiasaan, katanya.
Hinggalah sore hari tiba, semua orang yang dipekerjakan segera pulang dan Kokotiam akan segera tutup.
(Name) sudah tak sabar menunggu kepulangan abang dkk, apalagi sekarang hari sudah sore. Ia kembali duduk di depan Kokotiam, memandang langit, seperti tadi pagi.
"Sabar (Name), sebentar lagi." ujar Tok Aba
(Name) tak menggubris perkataan pria tua itu, pandangannya masih ke arah langit. Hingga suatu objek yang muncul dari sana membuatnya bersemangat. Objek tersebut semakin terlihat besar dan mendekat.
"Itu dia!" seru (Name)
Tok Aba ikut melihat, lalu mengulas senyuman begitu tau cucu dan teman-temannya sudah sampai.
Para orang tua yang turut menunggu anak-anak mereka pun sudah tak sabar ingin melihat dan memeluk anak mereka masing-masing.
Sesi pelukan berlangsung bersama keluarga masing-masing. Setelahnya, mereka hendak pulang ke rumah masing-masing.
"Ingat ya besok, pantai!" ujar Yaya mengingatkan.
"Terutama kau, BoBoiBoy." sindir Ying
"Heh, aku gak lupa ya." ujar BoBoiBoy sambil menggendong Cattus yang tadi ikut.
"(Name) ikut ke pantai ga?" ajak Yaya
"Ha? Boleh aja." ucap (Name) menyetujui.
"Baiklah. Jumpa esok!" pamit Ying
"Dadah semua!" pamit Yaya
"Daaa!" sahut BoBoiBoy dan (Name), sementara Cattus menyahut dengan ngeongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sib's Power [✓]
Fantasy୨⎯ BoBoiBoy ori w/ Female!Readers ⎯୧ Tinggal serumah dengan kakak laki-laki yang lama tak pernah dijumpai, kupikir itu bukan ide yang bagus. Ia pasti akan menjadikanku ubab untuknya. Itulah yang muncul di benak (Name) saat ayahnya menyuruh agar ia t...