"(Name), bangun! Jangan keasikan pingsan!"
Mendengar suara samar-samar yang mengganggunya, (Name) mulai membuka mata. Yang ia lihat pertama kali setelah pandangannya membaik, adalah Gopal. Perlahan-lahan, ia mulai duduk.
"Kita ... dimana?" ujar (Name)
"Entahlah ... intinya, tadi kita kabur dari markas Elv." ucap Gopal
(Name) sempat terdiam, lalu ia ingat dengan yang terjadi tadi. Ia lantas melihat ke arah jam-nya, dan sudah tak ada lambang kekuatan Plant. Ia pun menghela napas.
"Bagaimana dengan yang lain?"
"Emm ... mereka ditangkap, dan entah apa yang terjadi pada mereka sekarang."
(Name) tak tau harus memberi respons seperti apa. Ia pun menoleh ke arah lain, dan melihat BoBoiBoy yang sibuk mengobati perut samping kanannya yang tadi dilukai.
"Untuk seterusnya gimana?" ujar (Name)
"Aku pun tak tau. Kita pikirkan dulu cara untuk kembali ke markas, rebut kembali kekuatanmu serta bebaskan yang lain, kalahkan makhluk tu, habis tuh pulang." ucap Gopal
(Name) hanya mengiyakan, ia lalu menghampiri BoBoiBoy dan membantunya menutup luka tersebut. BoBoiBoy pun menatap adiknya, "Bagaimana perasaanmu?" tanyanya.
(Name) menggeleng tak tau. "Bang, gimana kalau ternyata kita lagi dikejar anak buahnya Elv? Soalnya kan ... kita udah berurusan sama dia,"
"Hmm, abang juga berpikir begitu. Apalagi tadi pas kita mau kabur, Elv hampir nangkap kita."
"Apa kita perlu menyamar?"
BoBoiBoy mengangguk. Ia mengambil sesuatu dari dalam tas kecil yang tersampir di bagian pinggang bajunya. Yang ia keluarkan dari sana, tampak seperti bola.
"Kapten Kaizo pernah memberi ini untukku, ternyata sekarang benda ini berguna," ucapnya sambil memberikan masing-masing satu pada (Name) dan Gopal.
Mereka terima saja, lalu segera memakainya. Kemudian, penampilan mereka pun berubah drastis menjadi seperti ... tukang sapu? Karena, di tangan mereka kini ada alat bersih-bersih.
"Woi, kenapa rambut aku kayak gini?" keluh Gopal, ia mendapat style menyamar yang cukup bagus memang, tetapi masalah rambutnya yang berwarna kuning dan sedikit menutupi wajahnya itu yang membuatnya mengeluh.
"Gak apalah, Gopal. Itu pun kau gak akan ketahuan."
"Haih, ye lah." ucapnya pasrah
BoBoiBoy pun berdiri, "Sekarang, ayo kita cari cara untuk pergi ke markas dan membebaskan yang lain."
Mereka berdua mengiyakan, lalu mulai keluar dari reruntuhan tua yang dekat dengan pemukiman itu. Mereka bertiga melihat-lihat sekeliling, ada banyak orang yang berlalu-lalang, pasti diantaranya ada anak buah atau aliennya Elv yang sedang mencari-cari mereka.
Mereka bertiga mencoba biasa-biasa saja diantara kerumunan warga yang sedang berlalu-lalang. Meski dalam pikiran merasa tak sabar, tetapi mereka tak boleh gegabah saat ini. Nanti malah jadi hal buruk untuk mereka.
Diantara kerumunan itu, mereka melihat beberapa orang yang sibuk menginterogasi warga-warga sekitar. Pasti mereka anak buahnya Elv yang sedang sibuk mencari mereka bertiga.
Kemudian saat beberapa orang itu mendekat ke arah mereka, ketiganya pun berpura-pura menyapu.
"Ekhem, permisi. Kami ingin tanya, apa kamu ada lihat orang asing di sekitar sini?" tanya makhluk itu pada Gopal.
"Ha'ah, budak Bumi tampaknya."
Gopal mencoba tetap profesional, lalu segera menjawab. "Eih, mana ada budak Bumi bisa sampai sini. Bumi tu 'kan jauh dari sini,"
Mereka berdua hanya diam sambil saling tatap. Lalu, keduanya menatap curiga ke arah Gopal, lelaki itu masih mencoba tenang dan berharap ia tidak dicurigai.
"Kayak pernah lihat ..."
"Eh, mestilah! Kami kan tukang sapu keliling, ehehe, pasti kalian pernah lihat kami kan?" sela BoBoiBoy
"Eh? Iya kah?"
"Iya! Kamilah, tukang sapu keliling! Siap sapu, pel, dan bahkan renovasi rumah sekalipun." ucap (Name) dengan raut cengo yang dibuat-buat. Setengah wajahnya pula, ditutupi oleh topi yang sedang dipakai di kepalanya.
"Ohh, iya lah. Nah, kalau kalian tak ada lihat budak Bumi, kami pergi dulu lah."
"Selamat bekerja!"
"Dadaahh!" ucap mereka bertiga sambil melambai.
Setelah para anak buah Elv itu sudah jauh, mereka bertiga pun bernapas lega. "Untung gak ketahuan," ucap Gopal pelan.
"Hm. Kalau begitu, ayo teruskan perjalanan."
Mereka bertiga pun kembali berjalan menyusuri kota, untuk segera kembali ke Markas Elv. Ada banyak hal yang harus mereka selesaikan di sana.
===
Langit sudah tampak menggelap. BoBoiBoy, Gopal, dan (Name) yang sudah kelelahan pun memutuskan untuk beristirahat di dekat bangunan tua.
Gopal menghela napas panjang. "Penatnya~"
(Name) duduk diantara mereka, memperhatikan sekeliling yang terdapat tumpukan daun pohon. Di belakang tempat duduknya ataupun di belakang tempat duduk BoBoiBoy ada bangunan rumah yang sudah terbengkalai.
Suara rintihan membuat (Name) mengalihkan perhatian. Ia memperhatikan BoBoiBoy yang sibuk dengan luka yang sepertinya kembali terbuka. (Name) pun berinisiatif menghampiri dan membantunya.
(Name) mencoba mencari-cari perban dan plaster yang mungkin saja ada. Namun, tak ada, ia pun merobek ujung bajunya. Seketika BoBoiBoy terkejut. Walau begitu, tetap saja (Name) melakukannya. Setelah cukup panjang merobeknya, ia lantas melingkarinya di pinggang BoBoiBoy hingga menutupi lukanya.
"... Kamu ngapain sih, sampai-sampai robek baju."
(Name) menggeleng, "Gapapa. Bajunya panjang kok, ga akan habis aku robek cuma untuk tutupin luka abang."
BoBoiBoy kembali terdiam, ia menatap wajah (Name) yang menggambarkan kekhawatiran setelah apa yang terjadi. Tangannya terulur mengelus kepala (Name), sedikit mendekatkan wajahnya untuk mengecup pucuk kepala itu.
Untung Gopal tidak melihatnya karena ia sedang tidur. Jika tidak, ia akan protes, sebab mereka hanya bertiga di sini. Jika kakak-adik di hadapannya sibuk berdua, Gopal kan merasa terduakan. /awokawok
(Name) tak berespons apapun, ia hanya menatap abangnya. "Istirahatlah malam ini, gak usah terlalu khawatir untuk yang bakal terjadi nanti." ucap BoBoiBoy, seolah bisa membaca pikiran adiknya.
•
To Be Continued
Next:
"Eh, kenapa ada tukang sapu pula?"
"Eum ... kami diperintah tuan di sini untuk membersihkan tempat ini,"
"Oh, iya kah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sib's Power [✓]
Fantasy୨⎯ BoBoiBoy ori w/ Female!Readers ⎯୧ Tinggal serumah dengan kakak laki-laki yang lama tak pernah dijumpai, kupikir itu bukan ide yang bagus. Ia pasti akan menjadikanku ubab untuknya. Itulah yang muncul di benak (Name) saat ayahnya menyuruh agar ia t...