Aula dihebohkan dengan identitas Daren yang ternyata seorang kesatria utusan Dewa, dalam pikiran mereka tersusun rencana licik, jika anak perempuan mereka menikah dengan Daren, maka status mereka akan lebih tinggi
Di sisi lain, Davide masih santai dengan menutup mata Eryk supaya tidak melihat wujud kesatria Daren di depannya, entah kenapa dia tidak suka dengan itu
Eryk yang tidak tau apa-apa hanya bisa diam dengan apa yang di lakukan Rekanya itu
“ada apa Dev?” tanya Eryk penasaran
“Tidak apa-apa” Balas devide
“Terus kenapa kau menghalangi pandangan ku?, Aku juga mau lihat apa yang terjadi Devide!” rengek Eryk
Devide memutar matanya malas, tapi kalau dilihat secara teliti telinganya memerah
Saat itu juga semuanya mencoba untuk memegang tongkat, dan menemukan kalau mereka hanya mengeluarkan cahaya putih, begitupun dengan Devinde
Sampai Bu Wedy memegang tongkat itu, keluarlah cahaya biru yang menenangkan membuat semuanya yang ada di aula merasa tenang akan itu
“Seorang penasihat Perwakilan Dewa! Aku tidak tau bahwa setelah ribuan tahun seorang penasihat dan kesatria akan muncul bersamaan!” ucap uskup itu, mungkin sebentar lagi dia akan pingsan karena bahagia
Sekarang semuanya memandang kearah coroline yang tersisa, ada macam tatapan di lontarkan oleh semua orang yang ada di aula, tidak di hitung eryk, karena dia bukanlah kelompok itu, menurut penjelasan Devide
‘Jelas sekali! Bahwa Gadis ini adalah utusan dewa!’
Coroline maju, saat dia ada di hadapan tongkat itu, dia merasakan perasaan familiar yang asing baginya
Saat itu juga coroline memegang tongkat, cahaya emas bersinar terang di aula, semuanya (-Devide, eryk) merasa ingin bersujud untuk coroline
“Akhirnya kau datang, ANAKKU”
Sebuah suara terdengar jelas di aula, Suara wanita yang hangat namun mendominasi membuat mereka tanpa sadar sujud, begitupun dengan Devinde
‘Sial! Tekanan macam apa ini??!!’ batinya kesal
“Siapa kau!!?”
Suara lembut berubah menjadi marah, entah ke siapa dia menjadi marah yang jelas suara wanita itu menghilang dengan sebuah cahaya merah gelap menghantamnya
Semua yang ada di aula menegakkan tubuh mereka karena tekanan sudah menghilang, uskup agung itu maju dan bersujud di kaki coroline
“Utusan dewa! Utusan dewa!!, Aku mendengar suara dewa!!!!” teriaknya dengan gembira
“Hidup utusan dewa!, Hidup utusan dewa!!” Teriakan memenuhi aula
Coroline tersenyum lembut, Sebuah cahaya kesenangan terlihat di matanya, pandangannya terarah ke Devide yang menunduk, cahaya yang ada di matanya semakin bersinar
‘Sekarang aku menjadi utusan dewa! Harusnya Devide menyukaiku!’ Batinya senang
Berbeda halnya dengan coroline, Devide merasakan kekesalan dan kemarahan terlihat jelas di wajahnya
‘Sial!!! Seandainya aku lebih kuat andai aku kuat, aku tidak mungkin bersujud hanya karena sebuah tekanan dari Dewi sialan itu!!’ batinya
Sebuah tangan mungil memegang tangannya, membuat kepalan tangannya melemah
“Dev nggak papa?” Tanya Eryk
Devide menggeleng, dia memandang Eryk dengan senyum tipis, namun saat dia melihat sebuah Tenda kecil yang samar di dahi Eryk, dia menyipitkan matanya
Saat tangannya ingin meraih dahi Eryk sebuah panggilan memanggilnya
“Devide!” panggil Daren
Devide menurunkan tangannya dan memandang dingin ke arah Daren yang tersenyum provokasi kearah nya
“kita akan merayakan kedatangan perwakilan dewa malam ini, ku harap prajurit hadir malam ini, ini perintah kesatria ” ucap Daren menyeringai
“ya” balas devide dingin
‘Malam ini akan menjadi malam penderitaan mu Dev, kumohon jangan pergi’ batin Eryk
Tentu saja dia tidak berucap seperti itu, karena dia takut Devide tidak senang karena larangannya
‘emang aku siapanya dev?’ Batin Eryk
TBC
Wwkwkwkwk i'm back
😘😘😘😘😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Eclipse [End]
FantasyRasanya tidak adil dia mati karena ingin menyelamatkan seorang gadis yang di sukainya Bukanya masuk syurga dia malah terlempar di sebuah novel berdarah Dan menjadi karakter yang tidak pernah muncul di novel itu "I love you" "Huh?" _____ Star_21_ja...