Chapter 22

8.8K 945 91
                                    

Di sebuah hutan tempat dimana mahluk hidup beraktifitas, seorang laki-laki tampan berambut hitam dengan mata emasnya memandang kesekitar, di belakangnya terlihat seorang gadis cantik berambut hitam pendek bermata merah

Devide dan Gasia, mereka berdua sedang dalam perjalanan menuju Benua Zizakiel, tempat dimana monster tentakel berada

Devide melihat koran yang mengabarkan tentang Monster itu mengumpulkan para remaja berambut kuning yang tentu saja Devide merasa monster itu tau tentang rambut asli Eryk

Yang membuatnya semakin khawatir adalah para remaja itu ditemukan meninggal dengan semua darahnya di sedot oleh sesuatu

Tanpa menunggu lama Devide mengambil jubahnya dan berjalan menuju benua Zizakiel yang terkenal akan keganasan mereka, namun di tengah perjalanan dia di hentikan oleh Gasia.

Gasia mengancam akan memberitahu kepada Dion dan ketua Dyre jika tidak di ajak, Devide yang buru-buru saat itu ingin langsung membunuh Gasia namun dia tidak ingin mendapatkan masalah jadilah mereka berdua berangkat bersama

Gasia dengan riang berjalannya di belakang Devide sesekali dia memandang wajah di balik jubah hitam itu, tiba-tiba langkah Devide berhenti otomatis dia juga berhenti

“Ada apa..?” tanya Gasia heran

Devide tidak menjawab dia hanya memandang kesekitar dengan wajah dingin, tangannya terulur mengambil pedang di pinggangnya dan

Sring!!

Sebuah petir menyerang mereka berdua, Devide dengan cepat berpindah ke samping begitu pula Gasia, mereka berdua bersiaga memandang dengan tajam kearah monster ular di hadapannya

Devide menyerang monster ular itu dengan sebuah tebasan terarah pada leher ular, ular itu dengan cerdas melindungi kelemahannya dan menyerang Devide dengan ekornya

Sebuah petir berasal dari ekor ular, devide menghindari dan mulai menyerang ekor ular itu, Gasia tidak tinggal diam, dia mengarahkan bola api tepat di mata si ular yang membuat ular itu berteriak kesakitan karena ekor dan matanya terluka bersamaan

Devide tidak menyia-nyiakan kesempatan dia mengangkat pedangnya

Sriing!!

Kepala ular itu terbelah yang membuatnya mati seketika, Gasia memandang ngeri melihat itu, dia melirik ke arah Devide yang mengeluarkan aura kegelapan yang kuat, mata Gasia membulat

‘Dia naik level??!!’ batinya terkejut

Devide mengusap pedangnya dan menyimpannya kembali, dia merapikan jubahnya, melanjutkan perjalanan yang di tunda, dia berharap semoga saja ada banyak monster yang menghalangi mereka dengan Gasia mengejarnya di belakang

Dengan perjalanan yang panjang Mereka berdua sampai di desa perbatasan antara benua, desa itu terletak di tepi pantai terlihat sangat makmur, meskipun terlihat mudah untuk berjalan menuju ujung benua sebenarnya tidak begitu

Kekaisaran Leon memang kekaisaran paling ujung perbatasan benua, mereka merupakan kekaisaran terbesar ke 3 yang berpengaruh karena Menjangan perbatasan bukanlah hal yang mudah

Perjalanan mereka di halangi beberapa monster tapi dengan mudah Devide mengalahkannya, apalagi itu sangat menguntungkan sekarang Devide berada di level 40 dan Gasia menerobos satu level 38

Jika orang-orang tau bahwa anak remaja berusia 20 tahun sudah berada di level 40 mereka pasti akan merasa bahwa perjuangan mereka sia-sia dibandingkan oleh remaja berusia 20 tahun

“Devide haruskah kita istirahat di desa ini??, kita tidak istirahat dari 2 hari yang lalu!!” ucap Gasia kesal

“istirahatlah dan jangan ikuti aku” ucap Devide dingin

 Eclipse [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang