Chapter 24 🍋

11.5K 1K 80
                                    

“Lepaskan!!” teriak Eryk

Devide tidak mendengarkannya dia memandang dingin kearah pelayan penginapan dan masuk kedalam ruangan yang dia pesan tadi, dia memesan dua kamar dan kamar Gasia ada di sebelahnya

Dia membukanya dan berjalan menuju kasur, menjatuhkan Eryk di kasur segera dia membuat sebuah energi untuk menutup pintu kamar serta menguncinya

Eryk meringis, kepalanya sedikit sakit saat terbentur ke ranjang, matanya memandang takut kearah devide yang sedang melepaskan jubahnya, dia mundur kebelakang

“B-Biarkan aku pergi...” ucap Eryk pelan

Devide memandang Eryk dengan senyum di wajahnya jika di situasi normal mungkin Eryk akan terpana, namun sekarang dia merinding ketakutan

“Pergi? Baiklah aku akan membiarkanmu pergi, jika kau bisa..” ucap Devide dengan seringai di wajah tampannya

Matanya memandang kearah jubah yang di pakai oleh Eryk, dia berjalan menuju ranjang, Eryk berdiri ingin melarikan diri namun Devide dengan cepat mencengkram tangannya dan menariknya ke ranjang

Devide menindih tubuh kecil itu, mata Eryk terlihat ketakutan badannya gemetar, dia mendorong Devide menjauh namun Devide mengengam dua tangannya di atas kepalanya, dia melepaskan jubah yang di gunakan Eryk

“Dev! Apa yang ka-!!!” ucapan Eryk terpotong

Devide menciumnya dengan kasar, Eryk meronta dia tidak membuka mulutnya, Devide tidak tinggal diam dia menggigit bibir bawah Eryk dan Eryk mengerang sakit yang membuatnya membuka mulutnya

Eryk terengah-engah dengan ciuman ganas itu, lidah Devide menari-nari di dalam mulutnya yang membuat dia sedikit mendesah

“Mmmm-berh-ntiimm” ucapnya

Devide berhenti, dia memandang Eryk yang terengah-engah, mata biru berlianya terlihat linglung rambutnya acak-acakan terlihat seksi dengan luka di bibir merah alami itu

Mata Eryk membulat saat merasakan tangan Devide melepaskan bajunya dengan sekali robekan, wajahnya memerah melihat tatapan Devide pada tubuhnya

Devide kembali mencium bibirnya, namun sekarang turun kebawah yang membuat Eryk menahan desahannya, devide mendekati leher Eryk

“Ugh!!”

Eryk memejamkan matanya kesakitan saat merasakan lehernya digigit kuat oleh Devide, tangannya yang masih ada di atas kepalanya meronta

“S-sakit...!” ucap Eryk

Devide menghiraukannya dia terus mengigit leher serta tubuh Eryk, dia seperti binatang buas yang kelaparan yang membuat Eryk sebagai mangsanya kesakitan

Tanpa Eryk sadari Devide telah membuang celana luar dan dalamnya, yang membuat dia terlihat telanjang bulat di depan Devide, mata emas itu bercahaya sebuah seringai terlihat di wajahnya

“Cantiknya...”

Eryk memerah saat mendengar bisikan itu dia hanya bisa mengalihkan pandangannya menghindari tatapan penuh nafsu itu

Mata Eryk membulat saat merasakan sebuah sensasi asing yang datang di depan anusnya, salah satu jari menerobos masuk kedalamnya yang membuat Eryk berteriak kesakitan

“Dev! Sakit, sakit!!” teriak Eryk

Devide mengabaikannya dia memandang kearah meja yang ternyata tersimpan sebuah botol pelumas, dia mengambilnya dan menuangkan di tangannya

“Sakit!!!” teriak Eryk

Satu,dua,tiga jari besar terus mengobrak-abrik di bawahnya, Eryk menghindari wajah Devide yang ingin menciumnya, Devide mengernyitkan kesal

 Eclipse [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang