Chapter 29

8.4K 903 93
                                    

Akademi Leon harus di eliminasi di detik-detik terakhir menuju grand final, mereka menyerah dan meninggalkan Kekaisaran Wekaria dengan terburu-buru

Sekarang gerombolan akademi Leon menaiki kereta terbang dengan cepat melaju menuju keraha akademi Leon, Dion memandang kesekitar dengan heran

“Dimana Devide dan Heris??” tanya Dion dengan wajah heran

Gasia dan Luci saling memandang dengan wajah panik

“Devide dan Heris sudah pergi terlebih dahulu setelah mendengar berita tadi..” ucap Luvi kesal

Dion dan Dyre menghembus nafas dengan marah, dyre memandang serius kearah barat, rasa khawatirnya tidak reda sedari tadi

‘Siapa yang berani menyerang akademi ku??!’ batin Dyre kesal

Tangannya mengepal kuat, wajah tuanya semakin menakutkan, Dion yang melihat itu hanya mengalihkan pandangan, dia juga tau apa yang di rasakan oleh dyre

Devide dengan Heris berlari dengan cepat, mereka berdua seolah-olah sedang di kejar oleh kematian, Heris merasa khawatir dengan gurunya yang memang di tugaskan untuk menjaga akademi

Heris mengerutkan keningnya melihat sulet beberapa orang yang sedang menghalangi mereka dia mengeluarkan kemampuan apinya namun sebuah bayangan melintas di sampingnya

Devide, dengan cepat mengeluarkan elemen dari tangannya seolah-olah seperti memiliki kekuatan kecepatan super, dia meledakan kepala gerombolan badit itu

“Hey,,, itu sadis sekali kawan..” ucap Heris dengan seringai

Devide mengabaikannya dia semakin mempercepat langkahnya, dia sangat khawatir dengan Eryk, bagaimana jika sesuatu terjadi padanya?

Rasa menyesal timbul karena dia meninggalkan Eryk di akademi, seharusnya dia membawanya bersama kapanpun itu

“eryk.... tunggu aku!” ucanya pelan


Malam pun tiba, Devide dan Heris akhirnya sampai di akademi mereka tidak beristirahat satu detik pun, apalagi Devide, wajahnya mencari seseorang di kerumunan murid yang berkumpul di aula itu

“Guru!!” teriak Heris senang

Tetua ke-empat, wanita dengan ekspresi wajah marah berubah saat mendengar teriakan heris, dia dengan cepat berjalan menuju Heris mengecek apakah ada luka di tubuhnya

“Kau baik-baik saja?? Di mana ketua dan wakil ketua??” tanya Tetua ke-empat dengan wajah gelisah

“Guru, aku berlari dengan devide untuk menuju ke sini, ketua dan wakil ketua menggunakan kereta terbang, mungkin mereka akan sampai besok pagi, Biarkan aku beristirahat sejenak guru..” ucap Heris dengan wajah lelah

Tetua ke-empat memandang kearah Devide yang terlihat gelisah mencari seseorang, dia mendekatinya

“Siapa yang kau cari anak muda??” tanya wanita itu

“Laki-laki berambut Kuning, kau melihatnya??” tanay devide pelan

“Huh? Laki-laki berambut seperti itu tidak pernah aku lihat sedari tadi, seharusnya dia sangat menco-” ucapnya berhenti saat tidak menemukan Devide di sampingnya

“Dasar tidak sopan!, guru dan murid sama-sama tidak punya sopan santun!!” ucapnya dengan kesal


Brak!

Devide menghancurkan pintu asramanya, dia mencari Eryk dengan wajah panik, wajahnya memucat saat tidak melihat seorang pun di sana

“Eryk!!,, Eryk!! Kau dimana!!” teriaknya

Devide berjalan kehalaman belakang, matanya memandang kearah hutan, instingnya menyuruh dia untuk masuk kedalam hutan itu

Devide melangkah ke dalam hutan, meskipun sudah malam hari, Devide masih bisa melihat hutan itu dengan jelas, dia berlari-lari dalam hutan, rasa cemas, khawatir, semuanya menyatu

‘Eryk Eryk Eryk Eryk Eryk....’ batinya

Langka Devide berhenti melihat Sebuah sobekan kain di dahan pohon, beserta sebuah bulu putih yang terlihat mengkilap di malam hari

mata Devide dengan gelisah mencari-cari dimana Eryk berada, dia mengengam bulu dan kain itu dengan erat, terus berlari kedepan mengikuti arah helainya bulu

“E-eryk??.....”

Suara kecil Devide terdengar nyaring di telinganya sendiri, matanya gemetar saat melihat apa yang ada di hadapannya, kaki devide dengan gemetar menuju kearah depan

Terlihat, Mayat orang yang dia sayangi terbaring kaku di rerumputan, tubuhnya tertusuk sebuah panah di dadanya, rambut pirangnya terlihat mengelap, bibirnya yang merah terlihat pucat, sayapnya sudah di caput hingga membuat punggungnya terluka sangat dalam

Devide memeluk tubuh dingin itu dengan erat, sebuah butiran air mata menetes di wajah Eryk, Devide dengan cepat mengusap air matanya, dengan tangan gemetar dia mengusap wajah pucat itu

“H-hey, bangun...Kau masih memiliki janji dengan ku..., B-bukanya kau ingin merasakan masakan dari dewa masak!?, Bangun, kau jangan melanggar janji mu!???, Aku bilang BANGUN!!!” Ucapan dan teriakan terus di lontarkan oleh devide

“E-eryk...bangun aku mohon...” ucapnya dengan lirih

Tangan Devide memeluk erat tubuh itu, airmata terus keluar namun seluruh suasana sedih menjadi mencekam saat Devide mengeluarkan aura kegelapan yang pekat

[MISI SELESAI: Merasakan rasanya kehilangan orang yang di cintai ✓
MISI SELESAI: "Dendam yang penuh amarah"✓

Hadiah: Naik level 40 --------80✓]

Devide terdiam mendengar suara di dalam dirinya, dengan pelan dia mengangkat tubuh Eryk, mata emasnya gelap yang terasa kosong, laki-laki itu berjalan pelan keluar dari akademi



Keesokan harinya, Dion mendapatkan surat dari Devide yang menyatakan bahwa dia keluar dari akademi Leon tanpa penjelasan apapun, namun Dion tau apa alasan dari Devide

Devide berjalan terus berjalan menuju arah selatan, mayat Eryk telah dia simpan di sebuah peti kecil yang memiliki dimensi untuk mendinginkan mayat

Wajahnya semakin hari semakin suram, tiap malam dia akan memandang peti kecil di tangannya dengan wajah datar, dia sangat benci, jika saja dia tidak mengikuti pertandingan itu mungkin dia masih bisa melihat senyum manis di wajahnya

“Eryk... Tunggu, aku akan membangkitkan mu, tunggu aku...” ucapnya dengan penuh obsesi

Devide sekarang akan menuju benua yang di penuhi monster, benua Zazakiel tentu saja untuk membunuh monster-monster supaya levelnya naik, dia mendengar dari sistem untuk membangkitkan seseorang, dia harus memiliki air kehidupan dan buah dari pohon kehidupan

Yang hanya terdapat di Alam dewa, atau Nirwana...









Di sebuah kekosongan, terlihat sebuah jiwa yang malang sedang meringkuk di kegelapan itu

“Siapapun tolong....”


TBC

Wkwkkwk kasian mereka, ehem maksudnya kasian banget sih padahal aku pengen mereka bahagia 🤧

Mungkin chapter berikutnya time skipnya beribu tahun deh, kalo cerita perjalanan Devide mungkin akan banyak chapter

 Eclipse [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang