Chapter 28

7.9K 774 17
                                    

Eryk memandang kesekitar dengan wajah penasaran dia sekarang berada di sebuah perpustakaan bersama dengan Nita, sudah hari ketiga Devide pergi, Eryk merasa bahagia sekaligus khawatir saat mendengar mereka sudah sampai

"Kau jangan gelisah seperti itu.." ucap Nita

"Aku tidak tau selama tiga hari ini aku sangat gelisah..." ucap Eryk pelan

"Bagaimana kalao kita jalan-jalan saja!!" ucap Nita dengan senyum

Eryk memandang Nita dengan antusias, dia berdiri mengikuti langkah Nita, mereka sampai di halaman belakang terlihat Nita sedang memegang sebuah bola di tangannya

"Permainan ini simpel, kau bisa mengalirkan energimu sedikit di bola ini, setelah itu kalian harus melemparnya, lemparan itu harus mengenai lawan, begitupun sebaliknya, lawan harus menghindari bola!!" ucap Nita

"Aku ingin jadi yang di kejar!!!" ucap Eryk antusias

"Oke!! Kalo begitu....1......2......3....4.....5!!" teriak Nita

Dengan cepat Eryk berlari menuju kearah hutan di halaman belakang, di belakangnya terlihat sayap putih dan hitamnya yang mengepak, dengan senyum manis di wajahnya Eryk

Dia memandang kesekitar mencari tempat yang bagus untuk dijadikan tempat umpatan, dia memandang kearah pohon besar yang daunnya sudah menutupi dahan-dahan

Eryk menahan tawanya mendengar suara Nita yang memanggilnya, dirasa sudah pergi dia mengintip kebawah, dia memutuskan untuk bersembunyi di atas pohon sampai Nita menemukannya

Tak terasa sudah hampir malam, pencahayaan tidak ada hingga mulai menggelapkan hutan, Eryk duduk bosan di atas dahan pohon

"Hmm, Nita lama sekali menemukan ku,,,apa aku terlalu lihai bersembunyi??!" ucapnya dengan wajah bangga

"Baiklah aku akan keluar dari persembunyian ku!!"

Dia mengepak sayapnya dan terbang menuju kearah akademi, dia mengerutkan keningnya melihat halaman belakang yang sepih, dengan wajah penasaran dia berjalan menuju ke halaman depan

"Akhhh!!!"

Eryk menutup mulutnya saat melihat pemandangan yang sangat menakutkan, kepala seorang gadis di pegal di depan matanya, laki-laki yang memegalnya terlihat menikmati itu

Eryk mundur selangkah kemudian berbalik melarikan diri namun salah satu dari mereka melihatnya yang berlari

"Ada satu di sana!!"

"Jangan biarkan dia lolos!!"

Wajah Eryk terlihat pucat, dia mengepak sayapnya menuju tempat persembunyian yang tadi, nafasnya memburu, dengan cepat dia masuk kedalam daun pohon, menutup mulutnya supaya tidak bersuara

Terdengar langkah kaki di bawah pohon, tangan Eryk gemetar menutupi mulutnya, matanya berkaca-kaca, tubuhnya lemas membayangkan apa yang dia lihat tadi

'tolong....' Batinya

Deg!

Devide meremas jantungnya, wajahnya terlihat khawatir dia melihat kearah barat, tepatnya akademi Leon

Dia mengeluarkan cahaya di tangannya dan dengan cepat mengarahkannya tepat di jantung lawannya

"Akhgg!!!!"

Teriakan itu membuat satu studio hening, mereka memandang Devide dengan ngeri, apalagi Luci, dia tidak tau kalau laki-laki tampan itu sangat sadis, itu sudah kelima kalinya dia membunuh peserta dari kekaisaran Deon

"Dia sepertinya memiliki dendam pribadi deh..." ucap Viola pelan

Gasia dan Luci mengangguk, mereka memandang ngeri melihat mayat yang di bawa oleh petugas itu

 Eclipse [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang