“Aku akui, rasa nyaman itu hadir saat kau memelukku.”
• Elnasya Anatara
๑๑๑
UDARA pagi yang dingin begitu menusuk kulit Elnasya. Membuat perempuan itu memeluk dirinya, berharap ada kehangatan. Jaket tebalnya juga tak mampu menahan dinginnya pagi ini.
Perempuan dengan rambut panjang itu menekuk tangannya di atas meja. Ia menenggelamkan wajahnya di tangannya, kakinya saling bertautan karena dingin.
Bahasa 2 kini masih sepi, hanya ada beberapa orang saja. Mungkin karena udara yang dingin, dan cuaca yang lumayan mendung membuat beberapa orang malas untuk bangun apalagi mandi.
"El," suara cowok yang terdengar dari arah kanan Elnasya terdengar.
"Hm," balas Elnasya yang masih menenggelamkan wajahnya.
"Gue boleh ngomong sama lo?" tanya Alcantara.
Elnasya mengangkat wajahnya, perempuan itu menatap Alcantara. Sedangkan Alcantara terkejut melihat wajah Elnasya yang kini bengkak.
"Lo kenapa, El? Muka lo bengkak gitu?" tanya Alcantara, wajahnya berubah seketika menjadi panik.
Elnasya menutupi wajahnya. "Ini pasti karna dingin, aku alergi dingin. Kalo kedinginan pasti kayak gini."
Alcantara melepas jaket hitam yang ia pakai, laki-laki itu menaruh jaketnya ke kaki Elnasya. Menutupi kaki Elnasya yang tak tertutup karena memakai rok pendek. "Harusnya, lo gak perlu berangkat sekolah."
"Ada apa?" tanya Elnasya, yang masih menunggu apa yang ingin Alcantara bicarakan.
"Lo mending ke UKS aja, deh, bengkak lo nambah parah. Diluar juga udah ujan, pasti nambah dingin." Alcantara melihat kearah jendela, hari ini hujan sangat deras.
Elnasya juga langsung melihat kearah jendela, saat ini memang sedang hujan deras. Suasana kelas sepi, dan sudah menunjukan pukul setengah delapan namun tidak ada guru yang masuk.
"Udah, gak bakal ada guru yang masuk juga. Mending lo ke UKS," ujar Alcantara lagi, cowok itu menarik tangan Elnasya. "Ayo!"
Elnasya berjalan malas saat tangannya ditarik oleh Alcantara. Perempuan itu hanya mengikuti langkah cowok yang memaksanya untuk pergi. Hingga mereka berdua sampai di sebuah ruangan serba putih. Ternyata didalam UKS juga ada beberapa orang yang sedang rebahan, mungkin ada yang sebagian sakit beneran ada juga yang ingin selimutan.
Elnasya memilih duduk di sebuah sofa panjang berwarna abu-abu disana, Alcantara juga mengikutinya untuk duduk.
"Lo kenapa gak istirahat aja? Tidur," ujar Alcantara.
Elnasya menggeleng. "Kalo tidur, yang ada kepala aku makin pusing."
"Terus, gimana cara biar muka lo gak bengkak kaya gitu? Ngeri juga liatnya." Alcantara menatap intens wajah Elnasya yang terlihat memang sangat bengkak. Dari pipinya yang bertambah besar, membuat matanya menjadi sipit seketika.
"Hacyhihh!"
Alcantara mengerjap matanya sebentar. Sungguh, perempuan itu bersin tepat didepan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iridescent
Teen Fiction-Nyatanya, pertemuan kita bukan hanya sekedar kebetulan. Melainkan takdir Tuhan yang menyuruh kita sama-sama bertahan- Bukan hanya cerita tentang dua pasangan, yang berawal dari sebuah penasaran tentang rasa sakit pada diri mereka masing-masing. Nam...