“Jika benar kamu adalah orangnya, jangan biarkan kita berpisah pada waktu yang singkat.”
• Elnasya Anatara
๑๑๑
"Atau aku yang akan bener-bener ngejauh dari kamu!"
Ucapan itu, membuat Alcantara lemah sekarang. Cowok itu kini berada di kamar milik Elnasya, perempuan yang masih belum sadarkan diri saat ini.
Pakaian perempuan itu sudah diganti oleh mamanya tadi. Kini, Alcantara harus menjaga perempuan itu karena mama Elnasya harus pergi sebentar.
Mata Elnasya mulai terbuka, melihat kamarnya bernuansa hijau muda. Perempuan itu mengerjapkan matanya berkali-kali, ini tidak salah, kan?
Bayangan saat Tifanny—menarik tangannya dengan paksa, dia mendorong tubuh Elnasya ke dalam sebuah ruangan berdebu. Kotor, dan sangat menjijikkan.
"Lo pantes ditempat ini, lo itu kotor!"
Apa benar? Dia benar-benar sekotor itu?
Elnasya beberapa kali memohon, agar mereka tak melakukan apa-apa terhadapnya. Apalagi terhadap Gilang, ia tak mau dia berbuat yang nekat.
Namun, ketika Gilang mengancam tentang mamanya lagi. Elnasya langsung tunduk, tak berani melawan mereka lagi. Seperti seorang manusia lemah yang ada di sana pada saat itu.
Ia biarkan Tifanny mendorongnya sampai terjatuh, luka-luka perih di lututnya juga sangat terasa. Lalu Gilang, menumpahkan air dari ember yang diketahui bekas air pel tersebut. Gila, mereka benar-benar gila!
"Salah aku, apa, sih! Kenapa kalian jahat banget?" suara gemetar terdengar dari Elnasya.
Tifanny tertawa remeh. "Gara-gara ada yang nge-bela lo. Si Alcantara itu, malu-maluin Gilang di dalem kelas. Lo tau? Cuma cowok gue yang gak boleh kalah sama siapapun!"
Gilang yang ada di samping Fanny tersenyum miring. Cowok itu melingkarkan tangannya pada pinggang Tifanny. "Kamu, emang perempuan baik yang ada dalam hidupku."
Tifanny tersenyum senang, beberapa kali Gilang memujinya. Membuat ia ingin terbang begitu tinggi di atas langit.
Setelah mereka puas melakukan aksi kriminal itu. Dengan sangat tega, mereka mengunci Elnasya di dalam gudang yang gelap dan kotor.
Sampai saat ini, Elnasya masih sakit dengan semua itu. Matanya berusaha mengerjap berkali-kali, agar pandangannya tak kabur. Kepala perempuan itu masih terasa berat.
"Lo udah gak apa-apa?"
Pertanyaan mengejutkan itu membuyarkan lamunan Elnasya, perempuan itu menoleh ke samping dan menemukan Alcantara. Jelas, Elnasya sangat terkejut saat ini. Apalagi, melihat pakaiannya yang sudah diganti dengan sweater dan celana panjang yang menutupi tubuhnya.
"Kamu?" ujar Elnasya menatap tajam Alcantara.
"Eh, itu, mama lo yang gantiin baju. Ya, masa gue yang gantiin," sergah Alcantara sebelum ia mendapat pukulan dari cewek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iridescent
Genç Kurgu-Nyatanya, pertemuan kita bukan hanya sekedar kebetulan. Melainkan takdir Tuhan yang menyuruh kita sama-sama bertahan- Bukan hanya cerita tentang dua pasangan, yang berawal dari sebuah penasaran tentang rasa sakit pada diri mereka masing-masing. Nam...