Bab 22 pembagian kerja

3 0 0
                                    


Sorenya Axcell and the genk pergi nemuin Nyainya Caplang. Tapi mereka gak bisa masuk karena jumlah pasien di batasin. Excell cuma melihat sekilas ke jendela, bibirnya tersunggi dan kemudian menghela nafas.

"Bentar lagi Nyai bangun kok." Tutur Excell sambil menepuk bahu Caplang dan itu membuat yang lainnya menatap Excell.

"Jangan mewek lu." Sambil meraup muka Caplang.

"Oh iya...ntar kalo lu pulang, lu ke kamar Nyai yak. Trus lu cari peti ukran sedeng trus lu bakar sambil baca yasin. Ok?"

"Peti apa neng?" Tanya Engkong yang baru aja keluar dari ruangan.

"Mmm...peti ukir, ada di lemari biasa narok sertifikat tanah Kong. Ambil aja sertifikat tanahnya, trus bakar petinya, pokoknya ambil sertifikat tanahnya aja, yang lain bakar aja." Saat itu Excell melihat ke arah pintu dan menoleh ke lorong, kemudian menganggu sedikit dan kembali menatap sekelompok orang di depannya sambil tersenyum.

"Neng.."

"Kong...Nyai udah siuman, Caplang sono panggil mpok suster! Kong nyok." Saat tadi Excell melihat kedalam dan kelorong Axcell melihat sekelebat bayangan, sedangkan Caplang mencium aroma dan melihat asap yang berlalu.

"Kantin yuk Will." Kwill pun langsung setuju. Kwill emang gak bisa ngeliat, mencuim, atau mendengarkan, karena dia gak mau. Dia atlet tenang, horor juga kalo pas lagi renang batiba ada yang nongol depan mukanya.

Keesokan harinya, di mading sudah terpampang nama para siswa dan tempat dimana bakal melakukan PKL. Ada juga nama siswa dari sekolah lain yang akan ikutan gabung.

"Cell lu bareng Ibra ya?" Tanya Cheallse, yang di jawab dengan gedikan bahu.

"Penyakit magernya belom ilang dia."Jawab Axcell.

"Lama amat mager lu!" Keluh Cheallse sambil mengoyang-goyangkan lengan Excell.

"Besok lu gua jemput aja gimana?" Tawar Alex ke Axcell.

"Kenapa gue harus di jemput sama lu?" Jawab Axcell gak suka.

"Kita kan satu tempat. Biar Ibra yang anterin Excell kan mereka berdua juga satu tempat."

"Kan gue juga satu tempat sama lu Lex. Lu jemput gua juga dong?"

"Lu mau bonceng bertiga?"

"Gak mau laaah!!"

"Kan lu aja gak mau. Daah lu mending naik angkot atau di anterin karyawan baba lu aja. Jam masuknya kan gak kaya kita pas sekolah." 

"Emang Ibra punya motor?"

"Ntar kan Ibra bareng sama gue ketempat lu, ntar motor lu di bawa sama Ibra. Atau motor gue bisa di pake sama Ibra."

"Eh...Ibra sama Excell bareng sekolah lain ya?" 

"Iya..STM Kemajuan Bangsa." Sahut Ibra.

"Ooo...berapa anak?"

"4 orang"

"Wiiih banyak banget."

"Iya banyak banget."

"Kurang paham juga, mungkin itu bengkel besar sehingga bisa menampung lebih dari 4siswa."

"Engsell!! Lu jangan malu-maluin ye.. inget lu musti rajin! Lu musti tunjukin ke orang-orang kalo lu itu bukan cewek biasa!!"

"Mau nunjukin apaan siih cheal??"

"Nunjukin kemampuan laah Cell. Ke ahlian!! Gimana siiih lu!!" Chealsea jadi gemes sama Excell jadi dia menepuk-nepuk  tangan Excell.

"Sakiiit Chealsea!!!" Walaupun mengatakan sakit tapi Excell tak menggeser sedikitpun tangannya dari tempatnya.

"Eh...minggu kita ke taman bermain yuk."

"Ayuuuukkk...setujuuuuu." Sorak Excell

"Jiaaah si bocah seneng banget." Kata Axcell sambil mengacak-acak rambut Excell.

"Kerja rodi telah berakhir, jadi waktunya jalan-jalan." Kata Exell semangat.

"Yang lain pada setuju gak?"

"Masa iya pada gak setuju?" Kata Excell lesu kembali.

"Tenang ajaaa." Kata Axcell geli sama kelakuan Excell.

"Yaaak duduk-duduk kalian semua anak nakal." Pak walikelas masuk kedalam kelas tanpa pemberitahuan.

"Senin kalian akan mengikuti PKL. Bapak harap kalian bisa belajar dengan baik dari para mekanik, jagan berulah. Apalagi ada siswa dari seklah lain yang ikut bergabung. Walaupun kalian yidak di sekolah dan kemungkinan kalian juga tidak di awasin oleh pihak sekolah. Tapi ingat..meraka yang disana akan memberikan penilainan dan juga laporan. Paham?!"

"Paham paaaaak!!" Jawab serempak.

"Bagus-bagus. Siapa yang nilai PKL nya bagus, nati bapak kasih hadiah."

"Yeeeeeeeeiii"

"Apa Pak hadiahnya?"

"Ra.Ha.Si.A!!"

"Yaaaaaaahh"

"Selamat berusaha!!"

"Ookk Paaaaaaakkkk."

Pulang sekolahnya, mereka kembali rembukan ke Taman Bermain.

"Gak usah bawa kendaraan laaah. Naik bus aja, pulangnya pasti pada capek."

"Lu gak ada latihan emang Will?"

"Gak ada, due dah minta izin sama pelatih karena mau PKl. Jadi gue minta izin gak masuk. Lagian kayanya gue mau keluar dari Club."

"Kenapa?"

"Gue kan gak mau jadi Atlet. Ceroboh dikit aja, itu bakalan pengaruh sama masa depan. Ada dari Club yang bikin gue juga mulai gak nyaman. Sebenrnya gue udah minta resight, tapi di tolak. Tapi sekarang harusnya siiih bisa."

"Kok bisa, kenapa?" Cheallse kepo

"Gue dah kebanyakan absen, turnamen yang bakal di adain juga pas mulai PKL."

"Trus kalo lu keluar dari Club, sekolah lu gimana?"

"Gue dah ngomong sama walikelas, wakil sama kepala sekolah. Mereka akhirnya paham, jadi mereka gak masalah. Tinggal nyari prestasi di PKL buat mempelancar usaha gue."

"Emak lu tau?" Tanya Toyib ikutan khawatir

"Tau laaah. Emak juga setuju-setuju aja."

"Kalo Emak lu udah setuju maaah ya gak apa-apa. Ntar kalo bener lu udah keluar, kita makan-makan." Jawab Excell sambil senyum.

"Lu Cell kerjannya makan-makan aja."

"Makan-makan perpisahan dan pertemuan."

"Pertemuan apaan?" Caplang bingung

"Kehidupan, cita-cita dan harapan baru. Daaah capek gue." Kata Excell dan langsung beli minum di kantin dan ngambil chiki.

Yang lain cuma busa geleng-geleng liat kelakuan bocah satu ini. 

Best FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang