Bab 20 hati yang mendung

3 0 0
                                    


"Haaaah ujan.." ucap Excell sambil memandangi ujan di luar jendela.

"Kalo ujan biasanya siap-siap banjir. Tempat lu banjir gak?"

"Gak, tapi kalo jalan arah ke sekolah udah mulai deeeh ada banjir. Paling semata kaki. Bengkel lu banjir gak?" Jawab Axcell.

"Gak...tapi di depan bajir."

"Pengen pisang goreng." Ucap Excell yang membuat lain bingung.

"Pisang goreng, mie rebus, susu coklat. Nyam..nyam."

"Di otak lu isinya makanan doang ya Cell?"

"Ada yang lain kok."

"Apa??"

"Tidur pake selimut."

"Haaaah tau laaah Cell." Cheallse akhirnya pasrah.

"Masih lama yak pulangnya?" Keluh Excell.

"Ini baru jam 9!! Jam istirahat aja belom bunyi!!" Protes Cheallse, yang bikin Excell makin kecewa.

"Kalo gitu ngapain lu berangkat sekolah? Lu mending di rumah aja." Alex ikutan nimbrung.

"Gue di paksa sekolah, tadinya juga gue gak mau berangkat." Keluh Excell. Saat itu Ibra meletakan permen di depan Excell.

"Waaah makasiiih."

"Syaelah, Excell doang?"

"Tadi kembaliannya kurang 500, jadi di kasih permennya satu." Ucap Ibra.

'Kayanya nih bocah yang di otaknya, kalo gak belajar, ya Excell. Tapi kasian yang di pikirin gak mikirin balik' batin Alex, Axcell dan Cheallse.

"Tapi gue masih pengen makan." Keluh Excell sambil meletakan kembali kepalanya di meja.

"Haaaah" Cheallse langsung memutar bola matanya, sambil mengacak-acak rambut Excell.

"Aaaahhhh!!!" Tiba-tiba Excell tersentak, yang bikin orang khawatir. Kecuali Axcell.

"Kenapa lu?"

"Gue tiba-tiba pengen es teler."

" Aaakkkhh lu Cell." Cheallse makin gemes sama tingkah Excell.

"Ada yaaa..orang kaya lu. Ujan-ujan masih pengen makan es." Alex juga agak pusing sama kelakuan Excell. Tapi Excellnya cuma mau sibuk sama urusan pengen makannya.

"Niih!" Akhirnya Axcell ngeluarin kuaci.

"Kenapa kuaci?"

"Lu gak ada rasa makasihnya ya."

"Gue maunya..."

"Dah makan aja!" Kata Axcell gemes, sambil memasukkan kuaci yang udah dia kupas ke mulut Excell. Merekapun akhirnya pesta kuaci. 

Saat istirahat

"Pembagian PKL nya bulan depan ya?" Saat itu Tohir datang dengan membawa mie pesenannya Excell.

"Lu, bukannya jalan sendiri! Tuman!!" Ucap Caplang sambil menoyor kepala Excell. 

"Caplang.. lu tega sekarang sama gue? Apa lu udah pindah kelain hati?" Ucap Excell memelas.

"Gak usah asbun dah lu. Dah makan aja. Makan, biar gak konslet otak lu." Caplang jadi ikutan gak sabaran.

"Yang bikin gue koslet itu kalain. Main toyor-toyor pala gua seenaknya. Telmikan gua jadinya."

"Haaaah...musim ujan malahan PKL. Eh kalo gitu, mungkin gak kita ketemu sekolah lain?" Tanya Excell gak semangat.

"Lu tumben banget masalah banget sama PKL. Biasanya juga kalo ada praktek lu no 1."

"Ini musim ujan Caplang!"

"Apa masalahnya sama musim ujan? Mana Excell yang apa aja di kerjain?"

"Tau. Tumben amat lu sama musim ujan bermasalah, kenape? Why?"

"Bokapnya kan keluar kota. Makannya dia uring-uringan." Axcell menjelaskan.

"Kan masih ada abang lu."

"Abangnya yang pertama juga lagi coas kan, itu juga di kota sebelah. Yang 2 lagi pada semesteran katanya. Jadi dia gak ada yang nemenin maen."

"Lu kan bisa main ke rumah Axcell."

"Itu juga masalahnya. Kakak gue lagi heboh sama novel yang satu lagi sibuk pacaran."

"Kan ada lu."

"Lu tau sendiri gue sama Excell kalo di rumah di tinggal berdua jadi apa?"

"Lu jadi jongos dan rumah lu berantakan." Jawan mereka kompak.

"Lagian bokaplu kan keluar kota cuma 1 minggu. Itu juga paling lama. Manja banget siiih lu." Toyor Axcell.

"Gue ingetin lagi ya, gue lagi gak mood di ajak ribut!" Akhirnya mereka pada kicep.

Bell tanda pulang sekolah akhirnya berkumandang. Tapi gak ada satu pun murid yang berani pulang. Karena emang lagi ujan deres banget.

"Tumben siiih, ujan nya deres banget." Akhirnya Cheallse ikutan ngeluh.

"Tik..tik..tik..bunyi hujaaan di atas genting..airnya turuuun tidaah terkiraa-"

"Diem lu Cell. Lu nyanyi bkin gue merinding." Cheallse langsung membekap mulut Excell. Gimana gak horor, Excell nyanyi pake nada kosong kaya di film-film horor.

"Iiihh..ganggu orang mau nyanyi aja lu Chael."

"Tapi nanyiannya bikin gue parno." Cheallse makin tertekan.

"Yaa..lu tinggal nyanyi aja yang laen." Balas Excell males.

"Cell...lu temenan sama Excell bertahun-bertahun apa gak ngerasa ada yang aneh gitu sama nih bocah?"

"Aneh? Kurang aneh apa lagi emang nih bocah?"

"Tapi kok lu bisa awet sama dia?"

"Gue bisa kemana lagi? Ada tali yang ngiket gue. Dia yang ngiket gue, kalo gue kabur. Pasti balik lagi kedia. Sekali pun gue pergi jauh, tau-taunya gue udah di depan dia lagi." 

"Aah lu ada-ada aja. Biasa aja kali ngomongnya. Gak usah di bikin sok-sok an horor deh." Protes Cheallse. Yang di sambut gelak tawa Axcell.

"Eh...masalah PKL...kira-kira bengkel baba lu ikutan masuk list gak?"

"Setau gue sih sekolah kita gak. Soalnya udah ada beberapa sekolah yang daftar duluan. Emang kenapa?"

"Siapa tau ntar lu masuk bengkel baba lu. Trus lu kan bisa nyantai."

"Mana ada lu!! Yang ada gue bakalan di jadiian jongos beneran disitu."

"Kok bisa?" Sahut Excell

"Bisa laaaah...baba gue kan maunya gue bisa ngurus bengkelnya. Kalo ketauan gue anak yang punya bengkel, tapi gue gak bisa. Abiiis dah gua."

"Tapi kan ada juga, anak yang punya bengkel tapi gak ngerti mesin. Contohnya cici lu."

"Cici gue kan masuk akuntan..."

"Waaaah...nanti ada perebutan warisan gak kira-kira?"

"Wiiiih...drama banget lu Cell."

"Biasalaaah... empoknya Axcell nyekokin gue sinetron."

Best FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang