Happy Reading Guys🖤
Don't forget to follow, vote, and comment on this story!
******Lyora perlahan mengerjapkan matanya. Ia mengernyit saat melihat langit-langit kamar yang berwarna putih. Lyora mulai mengedarkan pandangannya, hingga akhirnya pandangannya jatuh pada sebuah selang infus di tangannya. Lyora menghela nafas, tentu ia tahu saat ini ia berada di mana.
"Kau sudah bangun?"
Di sana ia melihat kakaknya, Nick yang baru saja masuk ke dalam ruangan tersebut dengan setelan jas putihnya. Lyora pun terbangun lalu bersandar di kepala ranjang. Ia masih sedikit lemas dan kepalanya sedikit berdenyut, tetapi ia tidak ingin memperlihatkan kelemahannya pada orang lain.
"Kenapa aku bisa di sini?" Tanya Lyora dengan suara lemah.
"Hanna membawamu kemari," ujar Nick sambil berkacak pinggang dihadapan Lyora. "Bagaimana mungkin kau mengabaikan keselamatanmu Lyora? Dan kenapa kau tidak mengabari kami mengenai kecelakaanmu?" lanjutnya. Lyora hanya terdiam, ia bahkan tidak sanggup untuk berbicara. Ia hanya mampu menundukkan kepalanya.
Nick yang melihat itu menghela nafas pelan. Ia pun berjalan mendekati Lyora dan mengusap puncak kepala wanita itu. Meskipun Lyora sudah bertumbuh besar tetapi bagi Nick, Lyora masih seperti adik kecilnya. Selama ini memang mereka disibukkan dengan pekerjaan mereka masing-masing, tetapi Nick sering memperhatikan apa yang dilakukan Lyora. Bahkan saat Nick pulang larut malam dan semua penghuni rumah sudah tertidur lelap, Nick akan selalu meluangkan waktunya untuk melihat Lyora meskipun dari sela pintu kamar wanita itu.
"Kami sangat khawatir mendengarmu pingsan saat bekerja dan aku hampir gila karena mendengar kau bekerja dengan kondisi yang baru saja mengalami kecelakaan. Oh god! Bahkan lukamu tidak diobati dengan benar. Aku akan menuntut,-"
Belum selesai Nick berbicara, Lyora telah lebih dulu memotong ucapan pria itu.
"Kak, aku baik-baik saja. Berhentilah mengoceh dihadapanku." kesal Lyora, tetapi tidak dengan Nick yang langsung tersenyum melihat raut wajah kesal adiknya. Dengan begitu ia tahu jika Lyora baik-baik saja.
Bersamaan dengan itu, pintu kamar terbuka dan memperlihatkan kedua orang tua Lyora yang masuk dengan raut wajah panik.
"Aku baik-baik saja mom, dad." ujar Lyora lebih dulu sebelum kedua orang tuanya membuka suara.
"Apa ada luka yang serius?" Tanya Henry, ayah Lyora.
Nick menggelengkan kepalanya, "Untungnya tidak ada yang serius. Aku sudah melihat hasil pemeriksaannya dan semua normal. Dia hanya perlu beristirahat." jelasnya.
Karen menghampiri Lyora dan duduk di samping wanita itu. Ia menggenggam tangan Lyora dengan erat. Lyora dapat melihat kekhawatiran di wajah ibunya.
"Kenapa itu bisa terjadi? Apa kau lelah saat itu nak?" tanya Karen dengan suara lembutnya.
"Tidak, aku hanya sedikit kurang hati-hati mom. Aku tidak melihat lampu telah berubah menjadi merah, dan kecelakaan itu pun terjadi." ujar Lyora sambil menundukkan kepalanya.
"I'm so sorry dad, aku telah menghancurkan mobil pemberianmu." ujar Lyora menatap ayahnya dengan penuh penyesalan.
"Mobil tidak penting, keselamatanmu yang utama nak." sahut Henry.
"Daddy benar, kau tidak perlu memikirkan masalah mobilmu. Aku sudah mengurusnya." ujar Nick.
Lyora yang mendengar itu pun menghela nafas lega, ia kemudian tersenyum menatap seluruh keluarganya. Ia sangat senang memiliki keluarga yang begitu memperdulikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable Mistake || On Going
RomanceParis dikenal dengan istilah City of Love. Namun siapa sangka di balik keindahan kota itu, ada banyak orang yang juga mengalami pengkhianatan cinta. Salah satunya adalah Lyora Morie Clinton. ***** Berawal saat Lyora memutuskan untuk pergi ke sebuah...