Chapter 04

6.8K 480 18
                                    

Author balik dengan cerita membagongkan ini....

.

.

Author POV

Keesokan harinya

Hari senin merupakan hari yang paling dibenci oleh beberapa orang salah satunya Hayden.

Sebenarnya dia masih ingin istirahat namun sepertinya itu tidak bisa karena ada kuis hari ini.

Jadi mau tidak mau dia bangun dan untung saja kelasnya hanya ada 1 di siang hari.

"Kalau ngga ada kuis mending gue skip." Ucap Hayden.

Setelah itu dia bangun dan bersiap meskipun masih pagi.

Kelasnya dimulai pukul 1 tapi dia sudah bersiap padahal masih pukul 8.

"Gue harus cepet cepet pergi sebelum nenek lampir itu nyuruh gue ini itu." Ucap Hayden.

Namun sepertinya lagi-lagi dia tidak beruntung.

Baru saja membuka pintu kamar di deoannya sudah berdiri ibu tirinya.

"Anjir!" Sontak dia langsung menutup pintu dengan keras dan sepertinya pintu itu terkena muka ibu tirinya.

"DASAR ANAK TAK TAHU DIUNTUNG! KELUAR KAMU!" Ucap ibu tirinya.

"Ga mau." Balas Hayden.

"Keluar atau---"

"Atau apa? Mau ngadu ke papa. Ngadu aja sana."

"Kalau ngga keluar aku tidak akan memberimu uang saku. Asal kau tahu uang sakumu aku yang pegang."

Hayden pun keluar dari kamar.

"Gue udah keluar. Ada urusan apa lo ganggu gue."

"Sana nyapu halaman belakang."

"Lahh ngapain gue nyapu. Emangnya gue pembantu." Jawab Hayden.

"Iya iya gue nyapu nih." Ucap Hayden terpaksa karena melihat wajah ibu tirinya yang sepertinya akan marah.

Akhirnya dia ke halaman belakang untuk menyapu.

"Gini amat hidup gue. Ngapain coba orang itu suruh gue nyapu. Badan gue masih sakit lagi."

"Gue jadi kaya Cinderella dan tinggal nunggu pangeran ber BMW putih jemlut gue."

Setelah perjuangan panjang akhirnya dia selesai juga.

Hayden kembali ke kamar untuk mandi dan berganti pakaian untuk kuliah.

"Hey, mana uangnya." Ucap Hayden kepada ibu tirinya yang sedang nonton gosip.

"Nih." Ucap ibu tirinya sambil menyerahkan 1 lembar uang.

"Heii mana cukup. Ini mah cuma cukup buat naik angkot. Gue jajan apaan dong."

"Ga usah jajan. Tiru adikmu itu dia hemat."

"Lah ngapain gue hemat kalau semua harta ini punya gue."

'Kalau kartu gue ngga diblokir papa gue juga ogah minta duit ke lo.' Batin Hayden.

"Kalau membantah aku adukan ke papamu."

"Aduin aja terus. Udah gedhe kok hobi ngadu, huuu." Ucap Hayden yang langsung lari keluar rumah.

"Akhirnya keluar juga. 20 ribu sehari cuma bisa buat naik bis. Ngga jajan deh hari ini." Monolog Hayden.

"Andaiakan kartu gue ngga diblokir. Lagian ngapain sih papa blokir kartu gue segala cuma gara-gara gue ke club. Kan gur ke club juga karena dia juga." Monolog Hayden sambil menunggu bus lewat.

Revenge For My Ex BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang