Chapter 12

5.5K 450 10
                                    

Maaf kalau ada typo....

.

.

Author POV

Jam hampir menunjukkan tengah malam.

Hayden sudah berada di alam mimpi sementara Ash baru selesai dengan urusannya dan memutuskan mematikan tablet dan laptopnya lalu menyusul Hayden untuk tidur.

Dia melihat wajah damai Hayden

'Terima kasih sudah masuk ke dalam kehidupanku meskipun pertemuan kita berawal dari kesalahan. Aku senang memilikimu di sisiku meskipun kadang membuatku sedikit terganggu tapi setidaknya itu lebih baik daripada kesendirian. Selamat kau sudah membuatku jatuh cinta'

Ash kemudian mengecup bibir itu sekilas sebelum akhirnya memeluk Hayden dan menyusulnya ke alam mimpi.

Keesokan paginya

Hayden terbangun dengan perasaan panas

'Pantesan gerah banget, gue dijadiin guling ternyata.' Batinnya.

Hayden kemudian memilih menyingkirkan tangan itu dengan hati-hati.

Setelah itu dia pergi mandi dan bersiap untuk kelas.

"Mager banget kelas pagi."

Saat sudah selesai mandi dan berganti pakaian dia melihat Ash sudah bangun.

"Tumben kau sudah siap pagi-pagi?" Ucap Ash.

"Ada kelas pagi dan juga kuis hari ini."

"Kalau begitu aku juga akan bersiap ke kantor sekalian mengantarmu." Ucap Ash.

"Okay kalau gitu aku ingin menyiapkan makanan untuk kita berdua."

Hayden pun kemudian langsung menuju ke dapur untuk membuat sandwich saja yang cepat.

Makanan itu pun selesai bertepatan dengan Ash yang juga sudah siap dengan setelan jas nya.

"Ayo daddy silahkan dimakan. Maaf kalau cuma buat ini. Ini bekal jangan lupa dibawa dan dimakan di kantor nanti." Ucap Hayden.

"Terima kasih." Balas Ash.

Saat mereka sedang makan Hayden tiba-tiba mengatakan sesuatu.

"Tau ngga dad, masa semalam gue mimpi dicipok megalodon. Aneh banget kan?"

Ash pun hampir tersedak minuman.

"Kaya ngga mungkin banget gue dicipok megalodon yang segedhe gaban itu."

"Itu sebabnya jangan lupa berdoa sebelum tidur. Sudah jangan dibahas lagi jika kau tak ingin terlambat."

Hayden pun menurut dan setelahnya mereka makan dengan tenang.

Setelah makan Hayden memutuskan untuk cuci piring tapi dicegah oleh Ash.

"Ngga usah dicuci biar pelayan saja yang melakukannya. Sekarang kita bersiap pergi."

Hayden pun mengambil tas nya dan menyusul Ash ke depan rumah.

"Tidak ada yang ketinggalan?"

"Tidak tenang saja. Kau seperti seorang ayah saat anaknya ingin sekolah. Meski ayahku tak pernah mengatakan itu sih. Dia cuma bilang gitu ke si anak nenek lampir." Perkataan Hayden jadi ngelantur kemana-mana.

"Ya sudah ayo berangkat."

Di tengah perjalanan Hayden mencoba mengajak bicara Ash supaya tidak terlalu sunyi.

"Dad, apa kau tak takut putramu tahu jika kau punya kekasih yang 1 kampus bahkan 1 fakultas dengannya." Ucap Hayden.

"Tenang saja dia tak akan tahu. Kita sudah sepakat untuk tidak mengurusi hidup masing-masing."

Revenge For My Ex BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang